Menjaga Stamina Di Kala Pandemi Dengan Minum Jamu Tradisional - Sudah hampir seminggu ini asam lambung saya kambuh. Nggak usah ditanya lagi deh rasanya...nano-nano. Mau makan nggak enak, badan terasa nggak nyaman, apalagi kalau di pakai kerja. Mikir jadi malas dan bawaannya lemes sepanjang hari.
Kenapa kok dibiarkan sampai seminggu? Bukan karena sok sibuk. Tapi memang ada beberapa kegiatan yang tidak bisa saya tinggalkan seperti DL tulisan. Sehingga pikiran ini fokus pada kerjaan. Jadinya nggak makin membaik, tapi malah ngedrop karena pikiran juga nggak bisa istirahat.
Sampailah dengan ketika saya betul-betul merasakan sakit dari dada, ulu hati sampai ke pundak belakang. Memang seperti itulah ciri-ciri dari sakit asam lambung yang naik. Ketika tanda-tanda sesak napas sudah mulai sangat mengganggu.
Jujur karena tidak tahan rasa sakit, akhirnya saya berangkat ke dokter. Dengan harapan bisa sembuh secara instan. Dibekali obat sepaket untuk 3 harian, saya pun meminum dengan teratur (sesuai petunjuk dokter). Memang sembuh sih setiap kali habis minum obat. Tapi badan masih terasa kurang nyaman, terutama area perut. Seperti begah.
Akhirnya saya ingat kebiasaan ibu waktu saya kecil. Kalau maag lagi kambuh, diparutkan beberapa butir kunir, diperas kemudian di minum dengan campuran madu. Tiga hari ini coba saya lakukan. Dan alhamdulillah, badan jadi lebih enak. Rasa sakit lama-lama berkurang, perut terasa nyaman dan enteng.
Beruntung banget ya kita hidup di Indonesia yang kaya dengan hasil alam terutama rempah-rempah yang beraneka ragam. Bisa dibuat masakan, bumbu-bumbu sampai ramuan  herbal atau biasa di sebut jamu tradisional.
Kembali ke ramuan kunir yang saya minum dengan campuran madu tadi. Kita tidak memungkiri khasiatnya memang sangat manjur. Terbukti badan saya langsung bereaksi menjadi nyaman. Tapi ada juga kekurangannya (menurut saya) yaitu tangan menjadi kuning karena bekas memeras parutan kunir. Biasanya sih saya suka menggunakan sarung tangan plastik. Seingat saya masih ada sisa satu. Tapi setelah saya cari, nggak ketemu. Akhirnya dengan terpaksa saya peras pakai tangan langsung. Dan hasilnya, tangan jadi kuning untuk beberapa hari. Memang sangat merepotkan bagi Sebagian orang yang mungkin banyak kesibukan.
Cara Praktis Minum Jamu Tradisonal Indonesia Dalam Kemasan Modern
Tapi di jaman yang semakin modern ini. Banyak juga pengusaha jamu atau obat herbal yang sangat kreatif dan inovatif memanfaatkan teknologi. Berbagai merk yang ditawarkan juga ramuan yang beraneka ragam untuk segala macam penyakit. Itupun kita tidak boleh sembarangan mengkonsumsi.
Beberapa hal yang musti kita perhatikan yaitu :
- Ijin BPOM. Yang jelas pertama harus cek ijin produksi atau BPOM. Karena untuk menjamin isi serta komposisi bahan yang dipergunakan supaya aman dan sesuai standard Kesehatan.
- Media Sosial. Pasti semua perusahaan atau produsen mempunyai media sosial. Meskipun dari tingkat home industry, umkm sampai perusahaan besar. Tujuannya disamping eksistensi, jgua untuk memasarkan dan menunjukkan testimoni dari para pembeli yang sudah merasakan manfaatnya. Testimoni dari konsumen, biasanya di lihat lewat media sosial yang ada.
- Ijin MUI. Kalau di Indonesia, ijin dari MUI itu sangat wajib. Karena memang mayoritas dari masyarakat Indonesia adalah kaum muslim.
- Kemasan. Biasanya kemasan menjadi prioritas pertama. Karena dari kemasan akan dilihat keseriusan satu produk itu dibuat. Terutama kemasan yang higienis dan aman. Jadi kalau di kirim ke luar kota atau keluar negeri tidak khawatir rusak.
Suatu saat saya sempat bercerita ke seorang teman kalau asam lambung saya lagi kambuh. Beberapa hari kemudian dia mengirim paket yang isinya adalah ramuan herbal berupa Jahe Merah, Kunyit Asem dan Temulawak. Kemasannya cukup praktis dalam wadah yang higienis.
Saya surprise banget dong. Ternyata dia ingin memperkenalkan produk dari Saripati LAER yang sudah cukup terkenal di kalangan UMKM. Pasti kalian juga sudah cukup familiar kan?
Jadi Saripati LAER ini adalah produsen minuman instan yang berbahan tradisional dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia. Di proses secara higienis serta tidak meninggalkan ciri khas tradisional kita, tapi tetap menghasilkan produk yang bercita rasa nasional. Ada 3 varian  yang saya terima, yaitu :
- Kunyit Asem
- Temulawak
- Jahe Merah
Nah, hari ini saya pingin mencoba yang varian jahe merah. Sebelumnya saya memang googling, mencari tahu apa saja manfaat dari Jahe Merah. Ternyata antara lain adalah :
1. Efektif meredakan gejala batuk dan sakit tenggorakan
2. Mampu mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh
3. Hangat, Konsumsi Jahe Merah untuk meringankan sakit kepala
4. Memiliki zat Flavonoid, Jahe Merah mampu mengatasi rematik
5. Cocok untuk dijadikan konsumsi rutin saat diet
6. Membantu terhindar dari resiko penyakit jantung
7. Baik bagi Kesehatan lambung dan pencernaan
8. Mengurangi resiko terkena radang usus
9. Membantu meningkatkan sistem imun tubuh
10. Sahabat terbaik bagi penderita asma atau sesak napas
(info dari : https://www.cermati.com)
Sepertinya cocok banget dengan kondisi saya saat ini pada poin 7,8 dan 9. Cara penyajiannya pun sangat mudah. Untuk satu gelas air hangat, cukup dengan 2 sendok makan Jahe Merah bubuk. Karena saya tidak terlalu suka manis, Jahe Merah hangat itu sudah cukup nikmat langsung saya minum. Tapi kalau bagi yang suka manis, bisa ditambahi madu atau susu.
Diminum selagi hangat, menambah nikmat dan langsung terasa efeknya ke seluruh badan. Terutama perut. Jadi anget dan nggak begah. Rasanya mirip sekoteng.
Dari pengalaman saya, ternyata Kesehatan itu aset yang paling penting bagi kita. Karena Ketika kita sudah merasa sakit, mau melakukan apapun jadi serba nggak enak dan nggak nyaman.
Apalagi di masa pandemi ini. Kunci supaya kita tetap fit disamping menjaga kesehatan, harus tetap mengikuti protokol kesehatan, mengkonsumsi makanan bergizi, positif thinking dan selalu bahagia.
Salam sehat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H