Salah satunya adalah menjadi jejak historis dari anak pertama umur 7 bulan sampai bermunculan 2 orang adiknya. Jadi kalau melihat mainan-mainan itu, serasa ingat masa kecil anak-anak hehehe.
Dan pajangan bonek-boneka tersebut tidak hanya saya nikmati sendiri. Suami pun kadang ikut menikmati meski hanya memandang dari balik kaca. Tentu saja karena kunci lemari kaca itu saya simpan.Â
Tidak ada satupun yang boleh membuka kecuali saya. Biarin dibilang pelit, karena mainan itu semua sekarang menjadi aset yang berharga buat saya. Aset yang memiliki kisah historis tak ternilai.
Pernah di tawar teman dengan nilai puluhan
Menyinggung soal nilai historis yang tak ternilai, memang cukup masuk akal. Karena mengumpulkan boneka-boneka itu selama 25 tahun bukan hal yang mudah. Ada suka duka, banyak cerita terutama jejak sejarah dari anak-anak kecil hingga sekarang semua sudah dewasa.
Bahkan seorang teman pernah menawar dengan harga puluhan juta. Dia sangat tertarik dengan semua fitur boneka yang menjadi koleksi saya.Â
Dari fitur superhero, animal, sampai tokoh-tokoh lucu dunia yang disukai anak-anak seperti Spongebob, Minion, sampai Doraemon.Â
Tapi untuk saat ini saya tidak pernah terpikir untuk menjualnya. Tidak tahu kalau suatu saat nanti ada konglomerat yang mau membeli dengan harga fantastis hahahahaha.. Yang jelas saya belum bosen untuk mengumpulkan dan akan terus menambah koleksi sampai bosen.
Semoga cerita saya ini bisa menginspirasi dan diambil dari sisi positifnya. Silahkan tonton tayangan Youtube di bawah ini, tapi jangan lupa subscribe ya. Video ini dibuat oleh wartawan Tribun Jatim, Mayang Essa. Salam hangat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H