Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memberi Angpau dan Mengajarkan Cara Mengatur Uang pada Anak

11 Juni 2018   10:38 Diperbarui: 11 Juni 2018   11:49 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Mendekati hari lebaran, biasanya ada salah satu momen yang ditunggu anak-anak. Yaitu mendapat angpao dari orang tua, kakek nenek, om tante, kerabat bahkan tetangga.

Ada sebagian orang yang beranggapan bahwa pemberian angpao ini masih menimbulkan pro dan kontra. Terutama dari orang tuanya yang dapat angpao nih hahahaha.... Mau langsung dikasihkan anaknya atau dititipin ke orangtuanya (baca : mamanya).

Untuk anak-anak yang masih kecil, mungkin bisa dititipin ke mamanya. Tapi kalau yang sudah besar apalagi yang udah ngerti uang, ya pastilah maunya di bawa sendiri. Karena jauh-jauh hari pasti anak-anak itu sudah siap-siap beli dompet atau beli tas kecil, khusus buat menyimpan uang hasil angpao lebaran.

Sebenarnya tradisi memberi angpao lebaran pada anak itu bukan sekedar memberikan uang saja. Tetapi, ada nilai-nilai yang bisa diajarkan pada anak melalui pemberian angpao tersebut. Meskipun angpao yang di dapat adalah hak milik mereka sepenuhnya, tapi karena mereka kebanyakan masih anak-anak dan awam dalam mengatur serta membelanjakannya. Maka dibutuhkan peran kita sebagai orang tua untuk menjadi "penasehat keuangan" bagi mereka.

Beberapa cara mengajarkan anak untuk mengatur dan memanfaatkan uang yang di dapat dari angpao adalah :

1. Keinginan menggunakan uang angpao tersebut.

Biasanya anak-anak sudah hapal kalau lebaran nanti pasti akan dapat uang banyak. Jadi dia juga sudah mempunyai bayangan ingin membeli satu barang impian dari hasil angpao tersebut.

Orang tua bisa menampung dan mengarahkan, apakah barang tersebut sangat penting atau masih bisa di tunda membelinya. Kalau harganya tidak mahal, mungkin masih bisa ditolerir. Tapi kalau mahal dan harus minta tambah lagi dari orang tua, sebaiknya di beri pengertian supaya di tunda dulu sampai uangnya cukup.

2. Belajar mencatat

Penting juga mengajarkan pada anak untuk mencatat jumlah angpao yang dia dapat, berapa yang akan dibelanjakan, berapa sisanya dan berapa yang harus dia tabung. Berapapun nominalnya, dicatat itu akan melatih untuk lebih teliti. Begitu juga berapapun nominal sisanya, sarankan untuk di tabung. Karena seperti pepatah "sedikit demi sedikit, lama-lama akan menjadi bukit". Meskipun yang di tabung itu tidak besar, tapi dia sering nabung maka akan jadi banyak.

3. Diberi pemahaman pentingnya menabung

Anak harus diajarkan bahwa menabung itu sangat penting, untuk membantu dia keluar dari masalah pada suatu saat nanti. Dan itu juga salah satu bentuk mendidik dalam bijak mengatur uang. Kalau dia belum mempunyai rekening bank, bisa di tabung di celengan. Saya aja juga masih suka menabung di celengan, hasil dari sisa uang belanja hehehe.

4. Bersedekah buat yang membutuhkan

Sebaiknya memang hasil dari angpao itu disisihkan untuk disumbangkan pada orang yang pasti membutuhkan. Itu juga mengajarkan kepada anak bahwa sebagian dari harta yang kita dapat itu ada hak orang lain. Sehingga anak akan terbiasa menyisihkan rejeki yang dia terima untuk zakat dan sedekah.

 Mengajarkan kepada anak untuk menabung sejak usia dini bukanlah satu hal yang sia-sia. Karena cepat atau pun lambat ini akan bisa membentuk perilaku anak menjadi bijaksana dalam hal mengatur keuangan saat dia dewasa kelak. Anak akan mengetahui bahwa uang tidak mudah didapat, sehingga dia akan mengerti betapa pentingnya menabung.

Perlu juga dijelaskan bagaimana cara seseorang mendapatkan uang. Sehingga anak akan memiliki gambaran bahwa uang tidak mudah di peroleh. Harus bersusah payah, berusaha dan bekerja.

Angpao bisa menjadi hadiah yang membahagiakan buat anak, tapi juga bisa menjadi ajang belajar dalam mengatur keuangan pribadinya dari nominal yang paling kecil. Sehingga nanti dia juga akan terbiasa mengatur perekonomian hidup dirinya sendiri. Memberi contoh tidak sulit bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun