Saya tidak ada niat apapun ketika menceritakan pengalaman yang baru saya alami beberapa hari yang lalu ini. Tidak lebih hanya ingin mengingatkan supaya teman blogger atau pembaca tulisan saya ini untuk lebih teliti ketika membeli minuman kemasan. Dimanapun tempatnya. Mau minimarket, supermarket atau hypermarket. Bahkan pasar tradisional sekalipun.
Cuaca Surabaya yang semakin hari semakin panas, memang sering membuat kita tergoda untuk selalu memilih minuman yang dingin dan segar. Rasanya membuat kerongkongan kita terpuaskan dan lega banget. Begitu pula saya pada suatu siang beberapa hari yang lalu. Ketika belanja bulanan di satu supermarket di daerah Ahmad Yani, saya begitu tergiur melihat deretan botol yang berwarna warni. Meskipun suhu di dalam terasa sejuk, tapi hawa panas dari luar masih cukup terasa membuat kerongkongan saya kering. Akhirnya saya mendekati deretan botol minuman yang beraneka merk dan rasa itu untuk mengambilnya.
Tampilan yang menggugah selera (dokumen pribadi)
Pandangan saya tertuju pada botol putih dengan isi berwarna hijau muda. Yang sudah bisa saya pastikan bahwa itu adalah minuman sari kacang hijau. Minuman kesukaan saya. Kebetulan waktu itu badan saya lagi nggak fit karena terkena flu dari beberapa hari yang lalu. Rasanya pas deh kalau saya minum sari kacang hijau siang ini. Apalagi dalam keadaan dingin. Pasti endesssss banget. Saya ambil satu botol dan langsung ke kasir, karena urusan belanja juga sudah selesai.
Sampai di mobil, saya buka tutup botol dan langsung meneguk isinya. Rasa segar dan manis sari kacang hijau sungguh memanjakan tenggorokan saya saat itu juga. Dari dulu saya memang suka banget dengan minuman ini, meskipun kadang membeli dari merk yang bermacam-macam. Baik buatan pabrik maupun home industry. Di samping itu, khasiatnya juga bagus untuk memulihkan stamina setelah habis sakit. Itu juga pertimbangan saya memilih sari kacang hijau untuk menghapus dahaga siang ini, supaya sekaligus juga memberikan efek sehat dari dalam tubuh.
Setelah minum seteguk tadi, saya kemudian membaca-baca tulisan yang terdapat pada label botol. Sekedar pengen tahu produksi mana sih kok rasanya enak banget. Dan mata saya langsung tertuju pada tanggal kadaluarsa yang tertulis 24 April 2016. Deg...setengah kaget dan berusaha mengingat-ingat dengan pasti tanggal berapa hari ini. Saya juga sempat tanya suami, kalau hari ini tanggal 25 April 2016 kan (kebetulan pas hari ulang tahun saya hehehehe).
Berarti seharusnya minuman ini sudah tidak boleh beredar bahkan sudah harus di tarik dari peredaran dong? Kenapa masih terpajang manis di lemari pendingin supermarket? Wah, bahaya banget tuh...Â
Glek.....saya jadi ingat kalau sudah minum seteguk tadi. Suami juga tanya, gimana rasanya perutmu? Mual nggak? Saya hanya meringis sambil menggelengkan kepala. Antara bingung dan was-was. Tapi karena memang badan saya kurang fit, jadinya yang terasa seluruh badan merasa nggak nyaman. Langsung saya minum air putih yang sebanyak-banyaknya dengan tujuan menetralisir kalau ada kandungan yang mengkhawatirkan.
Sore harinya saya sempatkan untuk kembali ke supermarket tersebut. Sengaja saya mencari supervisor yang bertanggung jawab atas minuman-minuman yang di jual itu. Saya jelaskan dari awal sampai akhir, dan saya minta untuk ikut ngecek dari beberapa minuman yang masih di pajang. Sungguh  mengejutkan. Ternyata masih ada beberapa minuman yang tanggal kadaluarsanya seperti yang saya beli tadi. Padahal juga ada minuman yang tertulis tanggal kedaluarsanya 12 Mei 2016. Berarti tingkat ketelitian dan pembukuan dari mereka masih cukup lemah. Haruskan konsumen menjadi korban? Meskipun sampai sejauh ini saya baik-baik saja.
"Sekali lagi saya mohon maaf bu, atas keteledoran kami. Terus apa yang harus kami lakukan?" tanya supervisor perempuan yang masih muda banget itu. Wajahnya menunjukkan was-was dan mimik cemas.
Saya memang sengaja tidak menanyakan namanya. Karena tujuan saya hanya ingin mengingatkan mereka supaya tidak teledor lagi, dengan ikut mengecek lebih teliti minuman yang ada di lemari pendingin. Meskipun saya memergoki masih banyak minuman kadaluarsa yang terpajang. Jadi, dengan menuangkan cerita di blog ini saya bisa berbagi pengalaman. Cukup itu saja.Â
"Saya nggak mau apa-apa mbak. Cukup ganti saja minuman saya yang tadi dengan yang baru. Dan saya tidak mau kejadian ini terulang lagi. Karena saya juga sering belanja di sini."Â
Saya memang tidak protes, tidak cari ribut dan tidak minta di kasih ganti rugi. Toh saya tidak merasa dirugikan apapun, walau sedikit kesal.
Dengan sigap dia mengambilkan minuman pengganti buat saya sambil masih mengucapkan permintaan maaf beberapa kali. Aaaaaaah bagi saya tidak terlalu penting. Yang penting saya masih bisa menikmati minuman sari kacang hijau yang segar dan nikmat ini.Â
TAPIIIIIII...... saya kembali kecewa. Kenapa sari kacang hijau yang saya minum sekarang ini tidak seenak yang tadi yaaaaa.....????
*artikel ini sudah saya publis di blog pribadi www.mbakavy.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H