Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sepenggal Cerita yang Tersisa dari Istana Negara

9 Januari 2016   23:35 Diperbarui: 10 Januari 2016   08:28 2072
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum memasuki gedung utama Istana Negara, rombongan Kompasianer melalui pintu yang disterilkan oleh paspampres. Dimana semua barang bawaan termasuk handphone dan kamera harus ditanggalkan. Sudah bisa dibayangin kaaaaaannn....bener-bener mati gaya deh semuanya....hehehehe

Diarahkan oleh beberapa paspampres untuk masuk menuju ruang utama, para Kompasianer langsung mengambil tempat yang sudah disusun rapi per meja (around table). Karena saya termasuk jalan lebih dulu, beruntung bisa menempati meja yang tidak terlalu jauh dari meja utama yang rencana akan diduduki presiden Jokowi. Bersama pak Ang Tek Khun, mbak Marla, mbak Ariyani Na, pak Sutiono dan pak Daniel.

Sambil menunggu bapak presiden masuk ke ruangan, yang hadir sibuk saling menyapa dan bercerita. Apalagi ketika tampak beberapa staff kepresidenan turut nimbrung menyapa satu per satu meja Kompasianer. 

Ketika ada pemberitahuan dari pembawa acara Istana bahwa bapak presiden segera memasuki ruangan, kamipun berdiri. Tapi ketika pak Jokowi sudah terlihat dari kejauhan, para kompasianer justru merangsek untuk menghampiri beliau. Meskipun berebut untuk bisa berjabat tangan, tidak pake desak-desakan. Ya iyalah...mau di colek sama paspamres hehehehe. Di bawah ini adalah foto saya setelah mendapat kesempatan berjabat tangan dengan beliau, kemudian kembali ke tempat masing-masing. Sayang banget, saya gak ada foto pas waktu berjabat tangan *kuciwa

Saya kira presiden akan langsung menyampaikan kata sambutan, ketika melihat beliau beranjak lalu mengambil mike. Kami sudah memasang wajah serius, tetapi ternyata...

"Jangan terlalu serius. Ayo kita makan saja..." ucap beliau sambil melempar tawa kecilnya. Kemudian menuju meja tempat makan siang terhidang.

Spontan seluruh yang hadir dalam ruangan itu jadi pecah tawanya. Saya dan teman-teman yang lain tidak menyangka kalau ternyata bapak presiden bisa melontarkan kata-kata becanda itu. Dan seperti di beri komando, para Kompasianer langsung menyerbu meja makan yang berada di dua sisi dalam ruangan tersebut. Tentu saja gak pake aba-aba, karena memang jam makan sudah sedikit molor dari waktu yang semestinya. Kompasianer pun tidak perlu basa basi, untuk memperlihatkan bahwa perut mereka memang sudah keroncongan semua. Gak pake malu-malu pokoknya, langsung serbuuuuuuuu hehehehe.

Dari berbagai macam menu masakan yang tersaji, ternyata hampir semua mengakui kalau Sop Buntut Istana lah juaranya. Beruntung saya juga sempat mencicipi. Padahal biasanya saya kurang begitu suka masakan yang berdaging dan berlemak. Mungkin karena waktu itu badan saya tidak cukup fit, karena efek capek di perjalanan dan banyak pekerjaan yang belum tuntas. Sehingga masakan yang berkuah segar dan hangat menjadi pilihan saya siang itu, yaitu Sop Buntut. Bagaimana rasanya? Wah saya tidak bisa menceritakan dengan kata-kata saking sedapnya. 

KESERUAN SELESAI MAKAN SIANG

Setelah makan siang, dilanjutkan acara ramah tamah. Ada 8 Kompasianer yang mendapat kesempatan untuk menyampaikan segala macam permasalahan kepada bapak presiden. Semula masing-masing hanya mendapat waktu sekitar 5 menit. Tapi ternyata berdiskusi dengan pak Jokowi asik juga. Karena diselingi dengan guyonan, sampai tidak terasa waktunya molor dari jam yang sudah ditentukan.

Sebenarnya kami harus makhlum, karena sepertinya bapak presiden tidak sedang dalam kondisi fit. Mungkin juga karena alasan itulah, rencana Kompasianival akan di buka oleh beliau jadi batal. Sebagai gantinya, 100 Kompasianer mendapat undangan istimewa ke istana. Tapi ketika ada Kompasianer yang tercetus bilang "Semoga lekas sembuh ya pak...".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun