Setelah hampir 2 jam menembus padat dan macetnya lalu lintas ibu kota siang ini, akhirnya mobil yang saya tumpangi sampai juga di stasiun Gambir. Sempat ada perasaan was-was bagaimana kalau sampai tertinggal kereta api bila datang tidak tepat waktu. Tapi karena sebelumnya memang sudah diantisipasi, dengan berangkat dari rumah kakak di Pulo Gebang Permai 3 jam sebelumnya. Alhamdulillah yang saya khawatirkan itu tidak terjadi.
Pukul 16.45 tepat kereta besi bernama Biru Malam (Bima) yang kan membawaku kembali ke Surabaya, berjalan merayap meninggalkan stasiun Gambir. Gerakannya yang semula pelan, semakin lama semakin cepat untuk segera meninggalkan kota yang beberapa hari ini telah mengukirkan banyak kisah manis dan bersejarah dalam lembaran kehidupanku.
Guncangan kereta begitu kunikmati. Sensasi yang muncul semakin tajam ketika kupejamkan mata ini. Betapa serta merta ingatanku melayang 4 hari yang lalu ketika baru menginjakkan kaki di ibu kota. Mulai hari Jumat sampai Selasa, untuk mengukir sejarah baru dalam lembaran buku kehidupanku.
Aaaah…kenapa saya jadi sentimentil begini ya? Hiks :(
Baiklah… Selanjutnya akan saya ceritakan kenapa rasa sentimentil itu muncul. Tidak itu saja sih, tapi juga rasa yang mengharu biru. Atau keseruan yang berbalut kebahagiaan. Tentunya selama 4 hari berkelana di ibu kota Jakarta tercinta ini. Sejak malam pertama di Jakarta, saya melalui dengan menginap di Hotel Grand Sahid Jaya. Cukup beruntung saya mendapat teman yang sudah kenal sebelumnya karena dipertemukan dalam beberapa kali kegiatan, yaitu Efi Fitriyah dari KBandung. Selain itu ada bang Aswi juga dari KBandung dan mas Nuzulul dari Konek. Selama 3 malam 2 hari kami lalui bersama-sama dalam keseruan dan kekompakan.
Seru-seruan di ajang Kompasianival 2015
Selama 2 kali mengikuti event  Kompasianival, saya selalu mendapatkan kejutan dan kebahagiaan yang tak terduga. Kalau tahun 2014 kemarin saya baru pertama kali turut memeriahkan, padahal waktu itu baru gabung sekitar 7 bulan. Tapi saya sudah bertemu dengan banyak sahabat yang begitu hangat. Dan salah satu kejutan yang saya dapat adalah penghargaan sebagai juara ke 3 dalam lomba menulis Aksi Untuk Indonesia. Catatan sejarah dalam kehidupan saya karena pertama kali memenangkan hadiah lomba menulis.
Semakin tahun memang semakin meriah dan semarak. Karena semakin lama Kompasiana gemuk, dengan bertambahnya kompasianer yang bergabung. Dan pada kesempatan Kompasianival inilah, para kompasianer bisa kopdar, bertemu, berkumpul dan tentu saja mengukir kenangan dalam bingkai foto. Bisa dilihat kehebohan di setiap momen berfoto ria.
Gara-gara Kompasianival, kami "terlantar"
Booth Komunitas
Dan tahun ini, Kompasianival lebih heboh dan seru. Banyak komunitas yang turut berpartisipasi, termasuk Konek yang selama ini menjadi komunitas kebanggaan kompasianer Jawa Timur. Diantara komunitas regional dan hobi yang buka booth adalah seperti foto di bawah ini :
1. Konek dan Bolang
2. Kompasianer Penggila Kuliner (KPK)
3. WeGI
4. CLICK
5. Planet Kenthir
6. Koplak Yo Band
7. Kompasianer Amboina
8. Kutu Buku
9. Rumpies The Club
10. KOPROL
11. Ladiesiana dan K3 (Komunitas Keluarga Kompasianer)
Momen Narsis
Kalau bicara soal narsis, sepertinya sudah melekat erat pada semua blogger terutama Kompasianer. Dan itu adalah bakat yang harus dikembangkan, karena merupakan tuntutan profesi juga. Apalagi kalo dalam satu event bisa bertemu dengan orang-orang terkenal yang jarang bisa berjumpa setiap hari. Bukan jurus ngeles kalau saya menganggap momen langka itu tidak boleh dilewatkan begitu saja. Silahkan menikmati narsis saya ya hihihihi....
KONEK sebagai Best Kompasiana Community Act 2015
Sejujurnya saya menyesal tidak bisa berpartisipasi atas nama pribadi dalam berbagai kompetisi di event Kompasianival tahun ini. Padahal banyak bertaburan lomba dari mulai live tweet, foto profile sampai live blogging dengan hadiah yang sangat menggiurkan. Tapi ternyata Tuhan masih memberikan kejutan yang membahagiakan dalam bentuk lain. Yaitu terpilihnya Konek sebagai Best Kompasiana Community Act 2015. Rasa haru penuh syukur menyelimuti team Konek yang saat itu hadir yaitu saya, mas Arif Khunaifi, mbak Nur Afifah dan mas Nuzulul Arifin. Apresiasi yang diberikan Kompasiana kepada kami sungguh sangat luar biasa. Dan itu tidak pernah kami bayangkan sebelumnya. Hadiah yang kami peroleh yaitu sebuah sepeda Polygon, akan dipersembahkan untuk 3 bersaudara yatim piatu yang selama ini didukung dan di support oleh team Konek. Dan hadiah uang sejumlah 1 juta rupiah untuk Konek, masih akan didiskusikan bersama untuk penggunaannya.
Wisata Kota & Kuliner
Home Industri "Abon Jambrong"
Setelah kegiatan Kompasianival selesai, kami memanfaatkan waktu untuk mengisi dengan acara Wisata Kota dan Kuliner. Pada hari Selasa yaitu hari ketiga kami di Jakarta, mengunjungi beberapa tempat kuliner salah satunya adalah sebuah home industry. Industri rumahan yang lokasinya di daerah Cinere itu, memproduksi sambal dan abon Jambrong dalam kemasan. Para kompasianer di terima langsung oleh pengusaha sekaligus pemiliknya yaitu mas Dana dan mbak Nia.Â
Kedai Kopi & Makanan "Ketan Duren"
Setelah dari Abon Jambrong, kami meluncur di daerah Cilandak. Tepatnya dalah di belakang Cilandan Town Square. Yaitu Kedai Kopi dan Makanan "Ketan Susu" di jalan Cilandak Tengah No. 3. Kali ini para Kompasianer akan berpetualang merasakan menu yang beda dan tentunya istimewa (cerita tentang ini akan saya tulis di artikel yang berbeda).
Ke Kota TuaÂ
Menutup petualangan hari ini, kami mampir ke Kota Tua punya Jakarta. Karena memang sudah janjian sama mbak Wawa dan teman-teman Kompasianer dari Amboina untuk ketemuan. Sayang banget karena waktunya sudah cukup mepet, malam semakin larut, teman-teman pun sudah nampak lelah terutama pak Pamuji sang driver dan mbak Ika yang mengantarkan kami seharian keliling Jakarta. Di samping itu kami juga harus mempersiapkan kepulangan kembali ke kota masing-masing termasuk saya.Â
Kayaknya ada rasa senang, bahagia, gembira, haru, sedih, tapiiiiiiiiii OPTIMIS.
Optimis untuk semakin bisa memantapkan diri di dunia blogger terutama menulis di Kompasiana. Optimis membesarkan Konek yang akhir-akhir ini sudah mulai di terima di semua kalangan masyarakat dengan segala macam kegiatannya. Dan yang paling penting adalah optimis bisa menjalin silaturahmi sesama Kompasianer di seluruh Indonesia.
Kejutan dan apresiasi dari KompasianaÂ
Dan tentu saja yang tidak bisa saya pungkiri adalah apresiasi dari Kompasiana yang memasukkan saya ke dalam salah satu undangan makan siang ke Istana Negara. Terlepas dari pro kontra, ini adalah awal dari satu keterbukaan. Baik dari pihak pemerintahan maupun dari pihak Kompasiana yang menjadi perantara bagi para Kompasianer (masyarakat). Marilah kita tetap membawa jati diri kita masing-masing, apa itu yang namanya Hater atau Lover dari bapak Jokowi sebagai presiden (terutama pemerintahan sekarang). Dimanapun kita bisa berekspresi. Toh banyak juga pendukung pak Prabowo yang di undang dan datang. Mereka di sana juga bisa menyampaikan identitas diri. Karena memang agenda acara waktu itu hanya makan siang, jadi tidak ada pembicaraan politik apalagi yang membahas tentang perbedaan pandangan tersebut.
Semoga agenda rutin Kompasianer datang ke istana bisa segera terealisasi. Supaya semua sahabat K bisa merasakan bertatap langsung dan menyampaikan uneg-uneg kepada pemerintah. Salut kepada semua admin Kompasiana.
Sebersit harapan terlintas untuk bisa kembali memeriahkan Kompasianival 2016 nanti. Tapi harapan yang lebih baik lagi di tahun depan adalah, ingin lebih aktif berbagi informasi dalam tulisan. Dan juga ingin menambah kegiatan Konek bersama dulur Konek dengan kegiatan yang lebih bervariasi dan bermanffat untuk orang lain. Terima kasih Kompasiana yang telah menaburkan cinta dan kebahagiaan, serta menebar virus kerukunan kepada kita semua.
Sampai jumpa di Kompasianival 2016
Â
~ artikel ini saya tulis ketika saya berada di kereta Biru Malam yang baru meninggalkan setasiun Gambir Jakarta ~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H