Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FF100K] Kantil

8 Oktober 2015   10:24 Diperbarui: 1 April 2017   08:53 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

“Kantil, Mbah...”

Terlempar tiga lembar uang seribuan di atas tumpukan mawar. Mbah Ginuk mengambilnya untuk dimasukkan dalam kutang.

Roro mengambil Kantil, kemudian melenggang. Ditebarkannya senyum pada setiap orang yang dijumpainya di pasar.

 “Iblis! Dia iblis! Dia bengis!”

Beberapa orang meneriakinya iblis, dikatanya ia bengis. Pada wajahnya yang manis, hatinya menangis.

“Kalianlah iblis!” Roro berontak, balas teriak.

“Pergi kau dari desa kami! Dasar pelacur! Racuni mata suami kami!”

“Mengapa kalian sibuk cemburuiku hingga lupakan anak?” Roro ayunkan kaki, melangkah pergi.

Mereka yang teriakinya iblis bengis, sibuk mencari anak-anaknya yang hilang. Bodohnya, tak seorang pun sadari lapak Mbah Ginuk yang telah melompong.

 

***

Kamis, 8 Oktober 2015

Sumber Ilustrasi : Bunga Malam

Kolaborasi : Mbak Avy dan Desy Desol

 

*Kantil dalam bahasa Jawa artinya lengket, ngikut atau kembang kantil

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun