Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Jangan Sembarangan Menghukum Anak

10 Oktober 2014   15:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:37 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1412919416228673147

Jika ingin mengubah perilaku seperti itu, disarankan bahwa :

1. Antara ibu dan ayah harus sinkron dan kompak dalam menerapkan aturan di rumah. Supaya si anak tidak bingung dengan aturan yang harus dia patuhi. Biasanya di mulai dari hal-hal yang sederhana misalkan aturan dalam memberlakukan jam main, jam tidur, jam belajar sampai jam dimana anak boleh bermain komputer.

2. Kalau ayah marah, ibu diam dulu. Sebaliknya juga begitu. Usahakan penyelesaian dan pelampiasan emosi (bila diperlukan) tidak di depan anak. Segala permasalahan diselesaikan ketika anak tidak di antara mereka untuk menghindari kebingungan dalam memihak. Satu hal yang wajar kala anak punya kecenderungan lebih dekat ke ayah atau ke ibu. Tapi diharapkan dalam taraf yang wajar.

3.      Kadang-kadang anak memang berperilaku yang membuat orang tua marah. Kita tidak bisa menyalahkan mereka. Kalau sudah begitu, lebih baik orang tua sedikit mengalah untuk menenangkan diri dan menurunkan emosi. Dengan menghindari sumber masalah. Misalkan anaknya itu bikin kesal, untuk sementara jangan banyak berdekatan dengan si anak sampai emosi sudah menurun. Baru bisa berhadapan untuk menyelesaikan masalahnya.

Meskipun anak saya sudah mendekati dewasa semua, tapi saya sangat setuju dengan apa yang disampaikan Psikiater tadi. Dan selama ini saya menerapkan komitmen untuk diri saya sendiri bahwa senakal apapun anak saya tidak akan pernah saya sakiti dia. Baik itu menyakiti badannya seperti memukul, mencubit atau memperlakukan dengan kasar. Tapi saya pun menjaga kata-kata dan ucapan, baik itu secara langsung ditujukan ke mereka ataupun yang tidak langsung. Tidak langsung misalkan berkata yang tidak pantas dengan orang lain tapi mereka sampai mendengarnya.

Sedang pada suami, saya meminta supaya segala urusan yang berhubungan dengan hukum menghukum anak, dipercayakan saja kepada saya. Apapun kesalahan mereka, biar ibu yang mengambil tindakan. Karena hanya ibu yang tahu siapa dan bagaimana anaknya tersebut. Seorang ibu kalau menghukum akan mengukur dengan hati, hukuman apa yang pantas dan tepat sehingga tidak mengganggu psikis anaknya.

"Tidak ada sekolah untuk orang tua. Tapi orang tua di beri karunia sebuah naluri untuk menjadi seorang pelindung, pengayom dan pendidik anaknya. Yang akan menuntun dengan sendirinya untuk menjadi contoh serta teladan bagi mereka."

Salam hangat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun