Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Jangan Sembarangan Menghukum Anak

10 Oktober 2014   15:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:37 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_365329" align="aligncenter" width="400" caption="anak-anak (Shutterstock)"][/caption]

Sambil berkutat di dapur, saya menonton televisi yang kebetulan pagi ini sedang menayangkan program kesehatan Dr. OZ. Topiknyapun sangat menarik yaitu jangan sembarangan menjatuhkan hukuman terhadap anak.  Hal sepele namun sering kurang mendapat perhatian dari kita sebagai orang tua.

Karena perhatian saya terbagi dengan kegiatan di dapur, sehingga tidak semua pembahasan bisa saya ikuti dengan baik. Tapi ada beberapa poin yang menjadi catatan saya dan cukup menarik, adalah :

1. Ketika orang tua memberikan hukuman kepada anaknya dengan ekspresi marah, sebenarnya itu bukan karena ingin memperbaiki kesalahan, tapi hanya merupakan pelampiasan emosi saja. Kita tidak menyadari kalau emosi yang tersulut itu bukan murni karena anak yang membawa kesal, tapi tumpukan masalah pribadi yang tidak tersalurkan.

2. Ketika anak mendapat hukuman dari orang tua, karena merasa powernya kurang maka dia akan mencari pelampiasan. Bisa saja hal itu dilampiaskan kepada temannya, adiknya atau anaknya kelak. Karena pola pemahaman seperti itu sudah tertanam sejak dia kecil tanpa penjelasan dari orang tua bahwa sikap tersebut adalah konsekuen dari kesalahan yang telah dia lakukan.

3. Anak butuh saluran komunikasi. Hal ini berlaku juga untuk orang tua yang sibuk bekerja atau kegiatan di luar rumah. Meskipun alat komunikasi sudah serba canggih, tapi kontak fisik secara langsung dengan buah hati bisa memberikan dampak bagus untuk psikis mereka terutama perkembangan sosial dan kepribadian selanjutnya.

4. Kalau tidak perlu menghukum jangan dilakukan. Karena lebih banyak dampak negatif dari positifnya. Sudah banyak contoh di sekeliling kita, bagaimana sekarang banyak pelaku kriminal dari usia anak-anak atau seorang pedofilia mempunya masa lalu yang suram serta perlakuan yang tidak senonoh sejak kecil. Semua itu tidak lepas dari peran orang tua dalam menjaga mereka ketika dalam masa tumbuh kembang.

Contoh sederhana :

Ketika jalan-jalan di mall atau tempat umum lainnya, anak ingin meminta sesuatu dengan ekspresinya seperti anak kecil kebanyakan yaitu merengek, menangis bahkan sampai berteriak. Karena merasa malu atau jengkel, orang tua kemudian marah atau nyubit. Padahal hal tersebut justru akan membuat anak semakin menjadi-jadi menangis.

Hal yang seharusnya kita lakukan adalah, katakan dengan tenang kalau si anak tidak diam, orang tua tidak akan bisa mendengar apa yang dia minta. Atau ajak duduk, dan biarkan dia melampiaskan kekesalannya sampai tangisnya mereda baru di tanyakan apa maunya.

Hal sepele seperti itu, kalau penyampaiannya tidak diluruskan oleh orang tua bahwa itu hal yang tidak bagus. Nantinya akan berdampak jelek untuk perkembangan pembelajaran anak tentang bagaimana melampiaskan emosi dengan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun