Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Kompasiana Nangkring di Surabaya, Lebih dari Sekedar Silaturahmi

9 November 2014   03:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:17 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_373360" align="aligncenter" width="300" caption="Pembawa acara malah dikerjain sama nara sumber (dokumentasi pribadi)"][/caption]

Setelah sekian lama berharap ada event yang nyangkut di Surabaya, akhirnya saat itu pun tiba. Kompasiana bekerja sama dengan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF 2014) menggelar acara Kompasiana Nangkring yang merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan ISEF Expo 2014 diselenggarakan di gedung Gramedia Expo Surabaya.

Acara agak molor dari rencana semula yaitu pukul 14.00 WIB. Tapi nggak masalah, karena saya masih bisa keliling menikmati beberapa peserta UKM yang ikut pameran. Di samping hampir semua bank syariah turut serta dalam acara bertajuk “Expo Ekonomi dan Keuangan Syariah” yang dimotori Bank Indonesia itu, ternyata juga melibatkan beberapa pelaku bisnis dari berbagai daerah di Indonesia di antaranya adalah :

1.Batik Drajat dari Jakarta

2.Art Unique dari Solo

3.Kreasi Rotan dari Kediri

4.Woodcraft (asesoris rumah dari bahan kayu pinus) dari Malang

5.Citra batik tulis dari Pamekasan

Dan masih banyak lagi peserta pameran dari UKM yang lebih dari 200 peserta termasuk juga dari Pondok Pesantren seluruh Indonesia.

Saya sedikit mengutip pernyataan dari Gubernur Bank Indonesia, bapak Agus DW Matowardojo dalam buku panduan bahwa Pengadaan Expo sebagai bagian dari pilar ekonomi pendekatan pengembangan syariah Indonesia bertujuan untuk mendukung proses percepatan melalui 3 jalur, yaitu:

1.Jalur pendidikan terutama yang berbasis Islam, guna menghasilkan sumber daya insani yang mampu menjawab tantangan global.

2.Jalur kewirausahaan (UMKM) sehingga menguatkan kemandirian ekonomi pelaku bisnis.

3.Jalur Pembiayaan yang menghadirkan lembaga dengan layanan keuangan yang berbasis syariah guna memperbesar manfaat industri tersebut.

[caption id="attachment_373388" align="aligncenter" width="300" caption="Duduk manis di barisan depan (dokumentasi milik mbak Siti Nur Hasanah)"]

1415458945727680114
1415458945727680114
[/caption]

Tidak lama acara dimulai. Saya duduk manis di barisan paling depan, dengan harapan bisa menyimak materi dengan jelas. Karena terus terang, saya ingin menambah wawasan ekonomi yang lebih luas dari sebelumnya yang hanya seputaran “ekonomi lemah”, yaitu masalah perdapuran dan perpasaran. Minimal dapat tips atau trik untuk bisa menulis masalah ekonomi tanpa harus berurusan dengan kata-kata yang cukup awam di mata dan telinga, tapi bisa dimengerti oleh semua kalangan. Narasumber yang dihadirkan adalah mas Iskandar Zulkarnaen atau nama ngetopnya Isjet yaitu Assistant Manager Kompasiana dan Junanto Herdiawan adalah Ekonom dan juga Kompasianer.

Ketika pembawa acara memberikan kesempatan pada para kompasianers untuk mengajukan pertanyaan, saya mengacungkan tangan. Mumpung nih... ada petinggi Kompasiana di hadapan saya, mau sedikit menyampaikan uneg-uneg. Saya tulis di bawah ini beberapa usulan saya waktu itu kepada mas Iskandar Zulkarnaen, supaya beliau tidak lupa masukan dari saya (nanti saya senggol juga supaya baca artikel saya ini hehehehehe), yaitu:

1.Melihat banyak event yang diadakan di Jakarta, salah satunya adalah KPK (Kompasianer Penggila Kuliner) yang semakin ramai dan heboh. Kami ingin juga acara seperti itu bisa diadakan di Surabaya. Karena Surabaya mempunyai banyak referensi tempat-tempat kuliner baik yang tradisional maupun modern. Respon dari kompasianers di Surabaya pun sangat antusias dan berharap bisa di-support dari kantor pusat Kompasiana. Kami siap untuk membantu dan meramaikan kegiatan tersebut.

Atas usul saya, mas Isjet akan menyampaikan kepada pengasuh KPK. Karena sebetulnya memang sudah terpikir untuk membuat event tersebut di beberapa kota. Selanjutnya akan dimatangkan untuk membuka cabang KPK, dengan catatan ada pihak dari Kompasianer yang berkenan membantu. Tentu saja dengan senang hati, kami Kompasianer dari Surabaya akan membantu semaksimal mungkin untuk kegiatan tersebut.

2.Saya biasanya menulis di Kompasiana terbatas hanya pengalaman pribadi atau kisah keseharian yang ringan serta mudah dibaca. Padahal kadang pengen nulis juga tentang politik atau ekonomi, tapi minder. Karena merasa tidak begitu menguasai bahasa-bahasa yang biasanya cukup rumit dan penguasaan materi tingkat dewa (mengutip istilah mas Junanto Herdiawan). Sehingga saya kebanyakan menulis artikel kemudian masuk dalam kanal Catatan Harian. Padahal mungkin dari cerita saya sehari-hari yang hanya berkutat di sekitar dapur dan pasar, paling tidak ada sisi ekonomi juga yang bisa dibagikan kepada pembaca. Kalaupun konten artikel tersebut tidak menyentuh urusan ekonomi secara spesifik, mungkin ada komentar dari sesama Kompasianer yang bisa memberi masukan dan informasi berguna bagi penulis khususnya dan pengunjung lapak pada umumnya. Saya minta saran buat pengasuh Kompasiana untuk bisa membantu penulis mengarahkan artikel tersebut ke kanal yang tepat.

Jawaban mas Isjet adalah untuk saat ini sistem di Kompasiana memang sedang dalam perubahan yang sangat signifikan. Salah satunya adalah nantinya setiap artikel akan terkelompok dengan sendirinya sesuai dengan tag share yang tertulis dalam masing-masing artikel. Sehingga penulis ala kadar seperti saya tidak usah malu untuk mencoba menulis artikel yang sedikit “berat” seperti di kanal Ekonomi atau Politik. Dengan harapan, justru kita akan mendapat ilmu dan tambahan informasi dari komentar pengunjung yang mungkin sudah Pakar atau Ahlinya.

[caption id="attachment_373375" align="aligncenter" width="300" caption="Lumayan dapat gift dari BCA (dokumentasi milik mbak Siti Nur Hasanah)"]

14154565021649578440
14154565021649578440
[/caption]

Kopdar “Kompasiana Nangkring Bareng ISEF 2014 Di Surabaya” kali ini memang di luar ekspektasi kami. Seperti yang juga disampaikan Kompasianer Nurul Rahmawati, bahwa dia sangat berharap ada materi ekonomi berbasis Syariah untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang perekonomian Indonesia. Tapi antusias peserta lebih condong untuk mendengarkan dan menggali pengalaman dari mas Junanto Herdiawan, yaitu seorang blogger ekonomi yang selama ini sangat aktif menulis isu-isu ekonomi di Kompasiana. Ternyata beliau juga salah satu jajaran petinggi di Bank Indonesia Surabaya. Pengalaman-pengalaman pribadi yang tertuang dalam artikel berbasis ekonomi, bisa disajikan dengan menarik dan tidak membosankan. Dilihat dari artikel beliau yang terdiri dari bermacam variasi cerita, baik tentang seni maupun dunia bisnis.

Tentunya yang tidak kalah seru adalah hadirnya salah satu petinggi Kompasiana yaitu mas Iskandar Zulkarnaen. Bertemu dengan beliau, berasa sudah akrab dan kenal begitu lama. Gak heran juga sih. Karena di blog keroyokan ini, meskipun ada yang belum pernah kopi darat atau bertemu langsung tapi rasanya sudah seperti satu keluarga. Itulah kelebihan dari Kompasiana dibandingkan blog-blog yang lain. Interaksi yang terjadi dengan berbagai macam perbedaan dan liku-liku, terasa begitu indah dan unik.

[caption id="attachment_373361" align="aligncenter" width="300" caption="Ay Mahening, Siti Nur Hasanah, mas Junanto, mas Isjet, Avy & pejabat BI (dokumentasi pribadi)"]

14154539501681415669
14154539501681415669
[/caption]

[caption id="attachment_373376" align="aligncenter" width="300" caption="Mejeng rame-rame para Kompasianers (dokumentasi milik mbak Siti Nur Hasanah)"]

14154565812099418097
14154565812099418097
[/caption]

Tema nangkring kali ini “Ngeblog Soal Ekonomi, Kenapa Tidak?” cukup bisa memberikan motivasi bagi saya untuk suatu saat mencoba ingin menulis tentang masalah ekonomi (dan saya berharap mas Junanto berkenan komentar di lapak saya hehehehe). Kesan yang membekas pada saya pribadi (pasti juga pada kompasianer yang datang) bahwa kita disatukan dalam satu blog yang bernama KOMPASIANA. Di sana kita tidak sekedar bersilaturahmi. Di sana kita bisa bertemu sahabat, teman bahkan saudara dari berbagai macam suku dan bangsa.

Terima kasih KOMPASIANA. Tetaplah menjadi pemersatu meskipun wujudmu di dunia maya tapi perekat di dunia nyata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun