Mohon tunggu...
Mbak Avy
Mbak Avy Mohon Tunggu... Penulis - Mom of 3

Kompasianer Surabaya | Alumni Danone Blogger Academy 3 | Jurnalis hariansurabaya.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Cara Aman Mengkonsumsi Buah Dan Sayur

5 Februari 2015   02:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:49 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14230537431174422814

[caption id="attachment_394958" align="aligncenter" width="620" caption="Buah lokal tidak kalah enak dan segar"][/caption]

Tiada hari tanpa buah, begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan bahwa buah-buahan sudah menjadi menu sehari-hari dalam keluarga kami. Cara mengkonsumsinyapun beraneka ragam. Dari yang langsung di makan, di jus atau di buat salad. Terutama buah apel. Hampir setiap minggu saya selalu membuat salad buah yang menggunakan bahan andalan adalah apel. Memang apel yang pas rasanya yaitu manis dan segar adalah buah impor (saya biasanya membeli apel yang berjudul “New Zealand”). Bukan karena saya tidak suka produk dalam negeri, tapi buah lokal jarang di jual di mini mart sekitar perumahan saya. Sedang saya orangnya sedikit malas kalau harus muter-muter nyari buah-buahan sampe jauh. Ya udah, nyari penjual yang deketan dari rumah aja.

Tapi, akhir-akhir ini merebak kabar cukup mengejutkan di hampir semua media sosial. Bahkan melebihi hebohnya berita politik yang cukup menyita perhatian, yaitu tentang ditariknya buah apel impor asal Amerika Serikat karena ada indikasi terkontaminasi bakteri Listeria Monocytogenes. Adalah bakteri yang dapat mengakibatkan infeksi serius dan fatal pada bayi, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang sehat yang terinfeksi mungkin menderita gejala jangka pendek seperti demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut, dan diare. Infeksi listeria dapat mengakibatkan keguguran pada perempuan hamil.

Serem juga yaaaaa....

Meskipun ada kecemasan, tapi tentunya tidak membuat kita langsung menghentikan dalam mengkonsumsi buah. Karena banyak pilihan buah lokal yang ternyata kualitasnya juga unggul, beraneka ragam dan tidak kalah lezat dengan buah impor. Dan satu hal penting lagi yang tidak boleh kita sepelekan yaitu ketika mau mengkonsumsi buah impor ataupun lokal tetap harus memperhatian kebersihan dan cara mengkonsumsi yang aman, sehingga pencemaran bakteri jenis apapun bisa di cegah.

Saya mempunyai kebiasaan yang sudah lama sekali saya lakukan, berhubungan dengan cara mencuci buah atau sayur sebelum di konsumsi. Meskipun sedikit ribet, tapi mudah-mudahan tips ini cukup berguna untuk orang lain, yaitu :

1.Sebelum mencuci buah atau sayuran tersebut, saya mencuci tangan terlebih dahulu. Disamping sudah menjadi kebiasaan juga semacam sugesti.

2.Buah atau sayuran yang akan kita konsumsi harus di cuci dengan air mengalir baik sebelum di makan langsung, di potong ataupun di masak. Setelah di kupas (terutama buah) harus di cuci lagi. Dan air bilasan terakhir selalu saya ambil dari air galon, baik itu air isi ulang ataupun yang segelan.

3.Saya tidak pernah menggunakan cairan atau bahan khusus pencuci buah dan sayuran. Karena saya percaya air biasa sudah cukup efektif untuk membersihkan buah dan sayur dari kotoran, bakteri ataupun residu pestisida yang masih menempel. Asalkan cara mencucinya sudah benar.

4.Buah atau sayur kalau tidak langsung di konsumsi, sebaiknya di simpan di lemari pendingin. Biasanya saya hanya menyimpan selama 2-3 hari saja, supaya kesegarannya tetap bisa dinikmati. Ketika akan di makan, baru di cuci bersih seperti di atas dan di konsumsi sesuai selera.

Kembali ke buah impor yang cukup menghebohkan tersebut, sebenarnya kita bisa berpikir dengan logika. Pasti butuh proses yang panjang dan lama untuk akhirnya buah-buah tersebut bisa sampai di Indonesia. Tidak hanya membutuhkan waktu berhari, berminggu bahkan bisa sampai berbulan-bulan. Untuk mempertahankan agar tidak sampai busuk dan tetap terlihat segar, tidak mungkin kalau tanpa zat kimia. Sehingga tidak heran kalau ternyata kemudian ditemukan bakteri yang ada di dalam kandungan buah impor tersebut. Semakin banyak buah impor yang kita konsumsi, bisa dibayangkan berapa bakteri yang telah tertimbun dalam badan kita tanpa disadari.

Masihkan kita mau menimbun bakteri penyebab penyakit berbahaya di dalam tubuh kita..???

Kalau saya sih takut dan sudah kapok.

Terlepas dari berita yang cukup mencemaskan ini, pasti ada hikmah untuk petani lokal kita. Banyak yang berharap semoga pemerintah tidak mendatangkan lagi apel dari luar negeri. Jika kita mengkonsumsi produk lokal, otomatis akan membantu perekonomian masyarakat yaitu meningkatkan kesejahteraan petani buah tanah air dan memulai kembali pola hidup sehat sebelum terlambat.

Semoga bermanfaat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun