Mohon tunggu...
Yulianti
Yulianti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Warga Negara Indonesia Asli, yang cinta dengan tanah air Indonesia. Seorang guru SMP Negeri 3 Pseksu, di Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dua Minggu Pertama di Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7

8 November 2022   11:55 Diperbarui: 8 November 2022   15:02 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sumber gambar : smkn2depoksleman.sch.id
sumber gambar : smkn2depoksleman.sch.id

Kodrat zaman bisa diartikan bahwa kita sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya dan menyesuaikan diri, sesuai dengan perkembangan zamannya. Agar Pendidikan bisa berlangsung dengan optimal.

Dan, menurut Ki  Hajar Dewantara, dalam mendidik, bersikaplah seperti petani atau tukang kebun, jika anak adalah biji jagung yang di ditanam, maka tanamlah pada tanah yang subur, mendapatkan air dan sinar matahari yang baik, maka sekalipun bibit jagung kurang baik, maka akan tetap tumbuh dengam baik. Dan begitupun, sekalipun biji yang disemai berkualitas baik, namun di tanam dilahan gersang, yang tidak ada pengairan dan sinar matahari, serta mendapat perlakuan dengan baik, maka tidak akan tumbuh dengan optimal. Artinya, peran guru, kondisi lingkungan belajar yang aman dan mendukung, membuat kualitasnya akan menjadi baik, begitupun sebaliknya, diperlukan peningkatan kemampuan guru untuk menghasilkan output pendidikan yang berkualitas. Dan, seperti petani yang dapat menanam bermacam tanaman-tanaman yang berbeda, tentu saja dengan cara yang berbeda, juga dengan guru, setiap anak adalah unik, memiliki karakter yang berbeda, sehingga siswa harus juga diperlakukan sesuai dengan keadaannya.

Disamping itu mendidik anak menurut KiHajar Dewantara, wajib sekali mendidik anak sesuai dengan kodrat diri anak dan perkembangan zaman, serta tetap menuntun siswa agar menjadi pembelajar yang menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Ki Hajar Dewantara dalam pemikirannya, sekolah itu adalah sebuah taman, yang bermakna tempat bermain, karena kodrat anak suka bermain, harus ada kegembiraan di dalamnya, karena itu sekolah adalah tempat yang menyenangkan bagi anak untuk memperoleh Pendidikan.

Selanjutnya, menurut Ki Hajar Dewantara tempat terbaik untuk kecerdasan budi-pekerti, yang merupak pembentukan watak individual adalah pada keluarga, sehingga peran orang tua sebagai guru, penuntun dan pemberi teladan dan pembentuk karakter yang utama adalah pada keluarga.

Dan pada akhirnya, budi pekerti merupakan kunci untuk keselarasan dan keseimbangan hidup, dimulai dari guru yang akan menjadi tauladan yang baik dan keseimbangan hidup, dan hendaknya kita mengapresiasi peserta didik, sehingga anak dapat sentiasa bahagia dan selamat. Atau dengan kata lain kita diharapkan dapat memuliakan peserta didik, atau menghamba pada murid, yang bermakna melayani sepenuh hati tanpa memandang perbedaan dan suku bangsa, bahasa, dan hal yang lainnya.

Future (Penerapan)

Saya mengalami perubahan fikiran, saya jadi mengevaluasi dan merefleksi apa yang saya lakukan selama ini. Sungguh saya harus merubah. fikiran saya banyak mengalami pencerahan, seharusnya saya harus mendidik dengan memberikan tuntunan kepada anak didik dengan lebih sabar dan ikhlas, karena mereka masing-masing unik dan berbeda. Yang  harus saya lakukan adalah memberikan tauladan yang baik agar mereka melihat dan mencontoh, dan tidak perlu memberi hukuman yang sifatnya tidak mendidik.

Saya harus merancang pembelajaran yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba berbagai macam model pembelajaran, yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman anak.

Saya akan menerapkan pembelajaran yang sebaik-baiknya, banyak hal yang harus saya terapkan, diantaranya Saya harus melaksanakan pendidikan menuntun, harus memberikan tauladan yang baik, tidak memberikan hukuman-hukuman kepada siswa, lebih sabar dalam membimbing, mengenali lebih dalam karakter dan sifat murid, membangun hubungan secara dan latar belakang siswa (keluarga/lingkungan) dengan menjalin komunikasi dengan siswa, orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun