Tanggal duabelas
Bertahan pada sebuah tonggak yakin...
Saatnya nanti ada...
Ada engkau...
Walau terkadang tergelincir pada kegalauan
hanyut pada nestapa dan panik
Terbawa arus lelah sesaat
Tanggal tiga belas
Di pagi bening
Ada asa kedatanganmu semakin dekat
Dekat dan dekat
Tanggal Empat Belas
Ini sungguh tidaklah mudah, sayangku
Mungkin kami belum pantas sayangku
Kami belum layak diamanahi engkau
Mungkin Masih harus menyolehkan diri
Masih harus melayakan diri
Ribuan tanya dan tanya
Merasuk sukma
Hingga bertemu satu jawaban
Belum saatnya saja cahaya mataku...
Tanggal Lima Belas
Bilakah kami layak memilikimu?
Oh Qurratun Ayun
Buah hati
dan kerinduan...
Tanggal Enam Belas
Terombang ambing dalam penantian
Terkadang rasa pun teragu
Ingin Bunda simpan dalam bilik hati terdalam
Ingin harap dan asa ini
Berlapang hati menanti
Tanpa kegalauan yang nyata
Tanggal Tujuh Belas
Melena
Namun mewarna
Memekar dalam akal dan sukma
Menancapkan yakin
Walau letih
Kau 'kan ada
Tanggal Delapan Belas
Semangat itu datang kembali
Memupuk hasrat berjuang semakin tinggi
Membunuh letih di saat ini
Menguatkan
Ikhtiar ini tidak boleh berhenti
Do'a-do'a ini harus mengangkasa
Dan tak boleh terjeda
Sesaat pun
Hingga qadar Ilahi berkata
Tanggal Sembilan Belas
Tetap sama
Merambati waktu dengan tumpukan kerinduan
Tanggal Dua Puluh
Haruskah terus tenggelam dalam penantian?
Jika bahagia hadir perdetik yang ada
Berpeluh impi
Dan cita
Akan hadirmu
Mengukir cerita di balik kerinduan memilikimu
Cahaya mataku
Seraya memejamkan mata
Kelak kau kan hadir...
Tanggal Dua Puluh Satu
"Robbi habli minasholihiiin....."
Kami lafalkan dalam pinta-pinta kami
Setiap waktu
Permata hati penantian kami....
Berharap amanah berupa engkau kami terima....
Tanggal Dua Puluh Dua
Senin pagi
Dengan berjuta makna
Kami pahami
Meski rindu kian menebal
peroleh gelar "ibu"
Darimu, cahaya mataku