Halo Catlovers... Sering dengar FLUTD pada kucing? Dan sudah tahu apa itu FLUTD?
FLUTD atau Feline Lower Urinary Tract Disease adalah gangguan saluran kemih yang terjadi pada kucing dewasa.
FLUTD juga bisa diartikan kucing sulit buang air kecil.
Dan ternyata kucing jantan lebih rentan terkena FLUTD loh daripada kucing betina.
Masa sih?
Ya, memang benar terbukti ternyata. Saya mempunyai 2 ekor kucing. Momo si kucing oren jantan usia 2 tahun, dan Miki si kucing betina usia sekitar 1 tahun.
Selama 2 tahun, Momo sudah 2 kali terkena FLUTD, sedangkan si Miki Alhamdulillah selalu sehat.
Jadi bagaimana kita tahu kalau kucing kita terkena FLUTD?
Tanda yang paling mudah kita amati adalah ketika si kucing sering bolak-balik ke litterbox tetapi tidak ada kencing yang keluar atau keluar kencingnya hanya tetes-tetes saja, saat buang air kecil disertai mengejan.
Lalu bagaimana cara mengeceknya kalau kucing kita buang air kecil di outdoor? Berikut tips-tipsnya:
- Kita bisa cek dari nafsu makannya apakah menurun dari biasanya,
- Cek mangkok minumnya berkurang atau tidak, karena kucing yg susah kencing biasanya malas minum,
- Raba perut bagian bawah terasa keras atau tidak, biasanya kalau kucing merasa kesakitan dia akan mengeong jika perut bagian bawahnya diraba,
- Kucing terlihat lebih sering menjilat alat kelaminnya,
- Alat kelamin kucing berwarna keunguan, warna normalnya adalah merah muda.
Untuk kasus si Momo, saat pertama kalinya dia terkena FLUTD tahun lalu, saya langsung tahu ketika saya mengamatinya di litterbox.
Momo terlihat mengejan sampai memejamkan mata seperti kesakitan tapi tidak ada pup dan pipis yang keluar.
Momo juga terlihat lemas padahal biasanya aktif main. Momo langsung saya bawa ke dokter hewan terdekat untuk diperiksa.
Dan benar Momo terkena FLUTD. Alhamdulillah tidak perlu dipasang kateter, cukup dilakukan tindakan flushing saja.
Apa sih flushing itu?
Kebetulan saya boleh melihat proses flushing pada Momo. Yang saya amati tindakan flushing pada kucing itu seperti dilakukan pembilasan pada kandungan kemih kucing.
Tindakan yang dilakukan adalah dengan memasukan selang kecil melalui lubang pipisnya kemudian disedot menggunakan spuit tanpa jarum untuk membantu mengeluarkan pipis yang tidak bisa keluar.
Pipis Momo ternyata sudah tercampur dengan darah, sebelumnya Momo sudah dibius terlebih dahulu.
Flushing dihentikan ketika cairan yang dikeluarkan sudah agak bening. Di awal flushing, cairan yang keluar merah pekat tercampur darah.
Setelah beberapa kali flushing warna cairan berwarna pink bening.
Hari itu juga Momo sudah bisa dibawa pulang dan harus minum obat selama 5 hari.
Setelah flushing, Momo masih berjalan sempoyongan efek dari obat biusnya.
Beberapa hari setelahnya, pipis yang keluar masih agak bercampur darah berwarna pink bening.
Untuk makanannya pun juga harus makanan yang khusus untuk pemulihan pasca FLUTD yang formula makannya memancing kucing untuk lebih sering minum.
Setelah 2-3 hari, alhamdulillah Momo sudah sehat bisa buang air kecil dengan lancar dan kembali aktif seperti sebelumnya.
Terimakasih klinik Gopet Gresik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H