Mohon tunggu...
Mbah Pol
Mbah Pol Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mahfud MD Buka Suara, Jokowi-KH MA Harus Waspada

15 Agustus 2018   12:47 Diperbarui: 15 Agustus 2018   12:50 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran Prof Mahfud MD di acara ILC 14 -15 Agustus 2018, membuka segalanya. Beliau membuka kronologi mulai dari informasi Beliau akan menjadi cawapres, persiapan jelang deklarasi hingga pembatalan cawapres. Bahkan, beliau membeberkan nama-nama orang yang menikung Beliau di tikungan akhir jelang garis Finish.

Kronologi "Kepastian" Bahwa Prof Mahfud MD Adalah Cawapres Pak Jokowi

Tanggal 1 Agustus 2018 tengah malam, Mensesneg Pratikno dan Pak Teten Masduki meminta Prof Mahfud untuk menyiapkan syarat-syarat yang diperlukan untuk pendaftaran sebagai Cawapres. Seminggu kemudian, Mensesneg Pratikno yang disaksikan Pak Teten Masduki kembali meyakinkan Prof Mahfud bahwa telah ada keputusan Beliau sebagai cawapres. Beliau pun sudah mendapat arahan detail terkait prosesi pengumuman cawapres. Informasi dari oerang lingkar istana tersebut yang meyakinkan bahwa Belia telah dipilih menjadi Cawapres yang akan mendampingi Pak Jokowi.

"Manuver" KH Ma'ruf Amin Melalui NU

Tuduhan bukan sebagai kader NU ini sungguh keterlaluan. Berbagai keaktifan Prof Mahfud MD diberbagai organisasi atau kegiatan yang berafiliasi dengan NU tidak dianggap oleh KH Ma'ruf Amin dan Cak Imin. Berbagai jasa beliau untuk elit NU dan organisasinya, ternyata tidak dianggap. Menurut Prof Mahfud, KH Ma'ruf Amin mendikte Ketua PBNU Robikin Emhas untuk membuat pernyataan bahwa NU membuat opsi meninggalkan Pak Jokowi. Berikut ini beritanya.

SS berita detik.com
SS berita detik.com
Nah, tampaknya Pak Jokowi takut kehilangan suara NU, setelah ada manuver tersebut. Dampaknya, Nama Prof Mahfud MD dicoret sebagai Cawapres karena dianggap bukan sebagai kader NU. Akhirnya Pak Jokowi menggandeng Rais Aam PBNU sekaligus ketua MUI, yaitu KH Ma'ruf Amin sebagai Cawapres, menggantikan Prof Mahfud MD yang dianggap bukan kader NU. Kita ketahui bahwa warga NU yang punya hak suara ada puluhan juta. Sepertinya, Pak Jokowi dan partai pendukung takut kalah jika benar-benar "ditinggalkan" NU.

Inkonsistensi Ketum PBNU Said Aqil Siroj Terkait Status Kader NU Prof Mahfud MD

Menurut Prof Mahfud, dahulu Kyai Said Aqil Siroj kerap menyebut Prof Mahfud adalah kader NU. Bahkan Kyai Said Aqil Siroj meminta Prof Mahfud untuk membantu Pak Prabowo pada Pilpres 2004, dengan tujuan agar ada perwakilan kader NU yang mendukung Pak Prabowo. Nah, Prof Mahfud dianggap sebagai kader NU. Berbagai media juga mengutip pernyataan Kyai Said Aqil Siroj bahwa Prof Mahfud bukan kader NU.

Inkonsistensi ini sangat disayangkan. Terlebih, Kyai Said Aqil Siroj adalah Ketua Umum sebuah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Simbah yakin, terungkapnya inkonsistensi ini bisa berdampak pada organisasi secara umum.

Kubu Jokowi-MA Harus Waspada dan Balas Suara

Dengan terbukanya Prof Mahfud MD di ILC, berbagai cerita yang disampaikan oleh beliau, dapat berdampak pada elektabilitas pasangan Jokowi- Kyai Ma'ruf Amin. Masyarakat umum yang menyaksikan dan mendengarkan kronologi yang disampaikan rof Mahfud, bisa saja antipati dengan manuver-manuver NU. Simbah bukan kader NU, tetapi dari kecil, dapat ajaran agama dan pengajian NU. Namun, Simbah gak tau bagaimana perasaan warga NU tulen setelah mengetahui manuver para petinggi NU yang sangat dihormati.

Oleh sebab itu, Kubu Jokowi-MA sebaiknya mengklarifikasi terkait pernyataan Prof Mahfud MD. Mengapa harus ada penjelasan? Lho ini yang buka suara Prof Mahfud MD lho, yang notabennya orang dalam lingkaran pemerintahan Presiden Jokowi, yaitu di BPIP. Simbah yakin kubu pasangan Jokowi- Kyai Ma'ruf Amin bisa menjawabnya. Jika ini dibiarkan atau klarifikasinya tidak bisa memuaskan masyarakat, simbah yakin suara untuk pasangan Jokowi- Kyai Ma'ruf Amin akan tergerus. Sebab, masyarakat akan meragukan "kekuatan" seorang Presiden dan Simbah yakin. Itu yang harus diwaspadai Pak Jokowi dan partai pengusung.

Cukup sekian pembahasan singkat dari Mbah Pol, Mbahas Politik. Sampai jumpa ada tulisan selanjutnya. 

Salam. Mbah Pol -Mbahas Politik-.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun