Dalam sebuah teks narasi/cerita, diawali dari ORIENTASI, disitulah apa, siapa, dimana, dan kapan ceritaku, ceritamu dan cerita kita itu terjadi. Di situlah kita memperkanankan atau tidaknya seseorang atau siapapun untuk hadir dalam cerita kita. Kemudian di susul dengan EVALUASI, dimana kita, aku, atau kamu memberikan penilaian tentang apa, siapa, dimana dan kapan yang terlibat dalam cerita kita atau ceritamu. Di sini bisa jadi kita mulai mengenal seseorang dan boleh jadi mulai jatuh cinta padanya.
Selanjutnya cerita berlangsung dan inilah yang di sebut KOMPLIKASI. Di sinilah klimaks atau krisis yang terjadi di antara aku, kamu, dan kita. Ada konflik di sini di antara kita, di antara kamu dan dia. Krisis ini bisa terjadi karena adanya pihak ketiga, adanya ketidak saling pahaman, adanya salah pengertian, adanya kurang komunikasi di antara aku, kamu, kita, atau kalian.
Kemudian, sebagaimana umumnya sebuah cerita, setiap ada yang klimaks pasti ada anti klimaksnya, setiap ada konflik pasti ada solusinya. Inilah tahap RESOLUSI namanya. Pada tahap ini, kita mencari jalan keluarnya, dan bisa jadi ini menyakitkan, menyenangkan, membenci, dan tentunya merindukan.
Semakin kita membenci seseorang, maka percayalah ada titik puncaknya kebencian itu, dan saat kita mencapai titik puncak itu, timbullah kerinduan. Kita rindu akan kebersamaan, kita rindu untuk mendengarkan atau mengucapkan ‘I Love You’, ‘I miss you’, atau ‘I need you’.
Jika sudah tahap ini terjadi, jujurlah pada diri, jujurlah pada suara hati, sebab jika kita jujur pada diri dan mendengarkan suara hati, mudah-mudahan semua akan happy ending, semua akan indah pada akhirnya. Namun bila kita naifkan suara hati, kita abaikan diri demi sebuah harga diri, demi sebuah ego, dan demi sebuah dendam, maka yang terjadi adalah kita menciptakan krisis yang baru. Bahkan mungkin akan menyebabkan hadirnya orang yang baru, setting situasi yang baru yang boleh jadi membuat kita menderita dan semakin menderita.
Siapkah kita dengan itu semua? Hanya demi sebuah ego!!! Jawabannya ada pada diriku, dirimu, dirinya, diri kita dan diri kalian.!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H