Berinteraksi dengan masyarakat di pelosok tanah air,  menyerap aspirasi dari mereka, kadang  bisa membangkitkan ispirasi.  Hal-hal yang selama ini dianggap biasa bagi sebagian orang,  menjadi hal yang luar biasa bagi mereka.  Ini juga yang saya alami ketika berinteraksi dengan penduduk suatu desa kecil di Pulau Seram, Maluku.
Ada pekerjaan yang harus ya selesaikan dalam waktu dekat ini karena memang sudah melewati target yang ditetapkan. Â Saya menggunakan jasa tenaga penduduk setempat. Â Saya bisa melihat dan merasakan semangat kerja mereka sejak awal, apalagi dengan tawaran upah yang cukup layak untuk ukuran mereka, semangat itu semakin kelihatan terpancar di wajah mereka. Â Namun ada satu kendala yang, meskipun kelihatan sepele tapi kalau tidak diperhitungkan dari sejak awal, akan berpotensi menjadi penghambat.
Sekarang ini bulan puasa, dan sebagian besar dari pekerja itu orang muslim. Â Saya tidak ingin pekerjaan saya terhambat namun di sisi lain saya tidak mungkin membiarkan mereka tidak beribadah puasa selama bekerja.
Ketika hal ini saya sampaikan pada mereka supaya menjadi pertimbangan, tanpa disangka-sangka mereka menjawab spontan, seakan jawaban itu sudah mereka siapkan sejak awal, "Katong seng puasa, pak. Tuhan tahu katong orang susah."
Banyak orang berkorban untuk hal-hal yang mereka yakini benar. Namun banyak juga yang tak dapat memenuhi hal itu demi sesuatu yang menurut mereka lebih riil, lebih nyata. Saya yakin itu juga bagian dari ibadah mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H