Mohon tunggu...
WAHYU AW
WAHYU AW Mohon Tunggu... Sales - KARYAWAN SWASTA

TRAVELING DAN MENULIS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Untuk Cinta (Dalam Selembar Kertas)

26 Oktober 2023   21:47 Diperbarui: 26 Oktober 2023   21:58 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

CINTA UNTUK CINTA (DALAM SELEMBAR KERTAS)

MBAH HAR

Aku tak meluruskan kaki bentar. Pegal-pegal setelah menempuh jalan. Iya, istirahatku mengukur kedalaman langkahku. Langkah mimpi, menyadur mimpi berikutnya yang akan aku wujudkan. Orang bilang harapan. Tapi yang jelas, menyelami kembali mimpiku. Malam ini untuk meluruskan kembali harapan-harapan, meletakkan kembali keinginan-keinginanku.

Jarene koncoku, jangan takut bermimpi dan teruslah bermimpi.

Aku rebahan bentar. Sadarkan diri. Mencoba tidur, menjatuhkan pandangan. Memastikan langkah tegap ke depan saat harus turun mendaki. Menyelam mata hati. Tidak ada yang perlu aku ikat, tidak perlu takut tertipu keberadaanku hanya dengan sepasang kaki mentanah, hanya dengan pinjaman sandal jepit. Jadi dengan keberadaanku sekarang, aku pingin merendahkan badanku untuk kembali merajut mimpi bukanlah persoalan.

Aku telah membebaskan diriku karena Cinta. Betapa tidak sempurna, semua telah tampak indah. Jalanku positif, tidak ada prasangka, karena semua karena dunia cinta. Indah dan nyaman untuk ditinggali. Aku bisa terbang seperti kupu-kupu. Perlu di catat, sebagaimana aku telah membebaskan diri, maka sesungguhnya aku bebas dari sindiran membelenggu. Cinta jarene koncoku telah mengubahku. Cinta mengubah segalanya.

Aku pernah mendengar seperti sejatinya, sejatinya aku hanya mimpi menjadi pecinta. Walaupun mungkin hanya mimpi, aku bisa mengalahkan aku. Jadi sambil rebahan aku bisa berpikir, di titik ini aku tidak rugi. Cinta membuat hidup itu hidup.

Di titik ini aku perdalam kekosongan-kekosongan. Lahir dalam rumus cinta, aku punya makna dan tujuan. Memaknai yang aku cintai. Sangat menarik yang pernah tertiup di telingaku, aku dengar jika cinta itu datang, pasrahlah menerimanya. Maka rawatlah, jagalah dan ikuti nalurinya. Sepenuhnya pohon cinta akan indah dan kaya tumbuh hijau.

Jam berapa saat aku tak tahu betul. Seperti setelah tersadar, kembali nanti aku akan berjalan menuju tempat istirahatku. Berjalan dalam mimpi begitu aku menyebutnya.

Ada selembar kertas tercecer. Tampah bersih, walaupun tidak kelihatan utuh sepenuhnya. Aku ambil yang selembar saja. Cukup selembar dan hanya selembar. Cukup untukku menerima, dan memberinya kehidupan. Tidak perlu aku coret-coret keberadaannya. Cukup merasakan keberadaannya. Aku tarik di sepasang mataku untuk menolak sinar terang yang menyilaukan mata ini. Akan kuikuti alur mimpi membawa dalam selembar kertas tadi.

Sejurus kemudian...

Aku berpikir, aku ada. Maka aku harus terus mengembangkan diri ini. Membagi makna ini saat tidur untuk menggapai yang hakiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun