Di sini, di atas karang aku berteriak lantang. Apa yang aku cari telah aku temukan. Tempat terakhir, tempat yang hampir terlewatkan karena panas dan gemerlapnya Jakarta. Tangan putih itu terbentang diantara langit yang telah ditinggikan dan bumi yang telah dibentangkan.
Mendongak ke langit, mengangkat tangan pagi yang indah sekali. Berteriak melepas isi kepala, membawa hati bernyanyi. Lelah, aku rebahkan di tanahmu biarkan ombak mengubur bersama pasir pantai nanlembut.
"Aku akan mengambil waktuku, niscaya aku akan menerima waktumu"
Aku tidak akan pernah takut menyelam ke laut luas, tetapi aku akan berkata takut jika harus menyelam ke laut ganas. Terima kasih telah memberi jawaban untuk melepaskan. Bawalah yang kalian butuhkan, bersiaplah untuk ke sana. Ketahuilah jangan anggap kematian adalah abadi. Katakanlah kematian adalah kehidupan lain yang sangat didambakan. Dan kematian sendiri hanyalah perpindahakan dari satu rumah ke rumah yang lain. Semoga itu yang aku rasakan.
"Kata-kata terakhirku adalah Assalamu Alaikum Wr. Wb."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H