Mohon tunggu...
WAHYU AW
WAHYU AW Mohon Tunggu... Sales - KARYAWAN SWASTA

TRAVELING DAN MENULIS

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Andi dan Kerbau (Si Hitam)

8 Mei 2023   18:00 Diperbarui: 8 Mei 2023   18:05 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KERBAU (SI HITAM) (Part 1)

Mbah Har - Wahyu

Hari ini hari Minggu. Hari yang indah, bagi pelajar. Selama seharian mereka akan terlepas dari tugas belajar mengajar di sekolah. Biasanya kesempatan begini dimanfaatkan untuk membantu orang tua atau sekedar bermain menghabiskan waktu, mungkin juga diisi dengan hal lain lebih berguna.

Jam dinding bertalu enam kali, berarti waktu telah menunjuk pukul enam pagi. Suasana tak lagi berkabut, kabut dingin telah kembali ke gunung. Mentari perlahan menyusup menunjukkan sinarnya, burung kenari penghibur hati menyongsong hari.

"Ibu...Ibu!" Kata Andi

Berkali...bukan sekali atau dua kali anak itu memanggil ibunya. Namun tak kunjung jawaban yang menyenangkan hatinya. Andi, itulah namanya. Anak kelas empat, dimana tiap bangun hanya 'ibu dan ibu'.

Andi dan keluarga tinggal di sebuah desa kecil, jauh dari kehidupan kota. Andi tinggal bersama ibu dan Masnya.

"Mas....!" Sekali lagi Andi memanggil, yang dipanggil juga tak nampak batang hidungnya.

"Mas sudah pergi!" Kata Andi mengguman seorang diri.

Andi dengan cekatan bangkit dari kasur bambunya. Andi sadar betul dengan lingkungan di sekelilingnya, tidak ada gunanya berteriak-teriak. Pertama yang dikerjakan adalah ke belakang, membersihkan diri sekaligus menengok keberadaan kerbaunya di kandang.

"Si Hitam" begitulah Andi memanggil. Saben hari kebutuhan Si Hitam dipenuhinya, jangan kata kelaparan, kekenyangan pastilah. Tubuhnya yang gemuk dan subur adalah bukti betapa Andi tak pernah lupa memberi makan tiap waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun