Papua Barat, sebuah provinsi kepulauan yang berada di wilayah Timur Indonesia. Provinsi yang terbentuk 4 Oktober 1999 ini mempunyai luas mendekati 100 ribu kilometer persegi. Terbagi dalam 13 kabupaten kota yang didalamnya ada 218 distrik / kecamatan. Menurut data yang bisa saya dapatkan, di sekitar pulau Papua terdapat 598 pulau, 49 diantaranya belum mempunyai nama.
Kondisi geografis Papua menjadikan beberapa wilayah mempunyai pantai yang cukup menarik pemandangannya. Pantai-pantai yang ada di sepanjang garis pantai Papua Barat bisa dibilang masih sedikit yang tergarap. Beberapa posisi pantai yang berada di teluk pun menjadikan kualitas ombak di sana tidak terlalu besar.
Manokwari, sebagai ibukota Papua Barat mempunyai beberapa wilayah yang kondisi pantainya tidak terlalu besar tinggi ombaknya. Sedangkan pantai yang bertemu langsung dengan lautan lepas, semisal di sisi utara dan selatan, mempunyai ombak yang relatif bagus/tinggi.
Pamor Papua Barat untuk wisata terdongkrak dengan adanya obyek wisata Raja Ampat, yang sangat populer di dunia. Selain Raja Ampat sebenarnya banyak sekali tempat-tempat menarik yang bisa dijadikan obyek wisata unggulan.
Syarat untuk mendongkrak pengunjung, sebuah obyek wisata minimal harus memenuhi unsur 3A yang harus terpenuhi, yaitu attraction, accessibility dan accommodation. Bila dijabarkan, sebuah obyek wisata harus mempunya sesuatu yang bisa dinikmati oleh pengunjung. Unsur kedua yang wajib adalah akses, di sini kita membicarakan adalah akses menuju lokasi. Semakin mudah dan nyaman akses menuju lokasi, akan berpengaruh pada banyaknya pengunjung.
Keseriusan pemerintah dalam membangun Papua Barat terlihat dengan dilaksanakannya pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan. Mulai dari jalan raya, pelabuhan, bandar udara, fasilitas umum, rumah sakit hingga ke akses komunikasi.
Ketersediaan jaringan komunikasi yang baik punya faktor penting dalam percepatan pembangunan. Karena komunikasi yang baik dan lancar adalah penentu sebuah proses pembangunan.
Pemerintah melalui BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) telah berhasil menyentuh daerah-daerah terluar / terdepan di negara kepulauan Indonesia. Satu demi satu pulau terluar yang berpenghuni tersentuh sinyal cepat melalui BTS (base transceiver station) yang terkoneksikan jaringan pita lewar fiber optik.
Tak terkecuali di Manokwari sebagai ibukota Papua Barat. Melalui proyek Palapa Ring yang digenjot sejak 2015, pada awal ini pembangunan fisik penarikan kabel laut dan penanaman kabel optik yang mengelilingi nusantara bisa dibilang mendekati penyelesaian proses pengerjaan, sesuai dengan apa yang ditargetkan pemerintah.
Proyek ini pernah terhenti sejak 10 tahun lalu untuk mendapatkan struktur yang tepat untuk pelaksanaannya. Tantangan dari proyek ini adalah membangun infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional di daerah-daerah non komersial demi pemerataan akses pitalebar (broadband) di Indonesia.
Setelah pitalebar menyentuh Papua Barat, sekarang operator selular bisa saling berlomba untuk mengoneksikan BTS mereka dengan jaringan Palapa ring yang sudah terpasang, sehingga nantinya masyarakat di Manokwari dan sekitarnya bisa menikmati koneksi internet yang cepat, serta kualitas sambungan telepon yang lebih baik.