MUDIK. Menjadi satu tradisi jelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran di negeri ini. Jutaan orang, akan berduyun-duyun meninggalkan kota menuju kampung halaman masing-masing. Bertemu saudara. Untuk bersenda gurau.Fenomena ini, tak lama lagi akan terjadi. Meski masih sekitar satu minggu, namun bagi kita yang ingin mudik, tak ada salahnya mulai mempersiapkan itu semua.
Seperti yang rekan saya, Desi lakukan saat ini. Tujuan mudiknya, Jakarta-Bandung. Hal pertama yang harus dipersiapkan tentu menentukan jenis transportasi yang akan kita gunakan. Apakah transportasi darat atau udara.
Tahun 2019, sepertinya jalur udara akan mengalami penurunan jumlah penumpang. Pasalnya, harga tiket pesawat masih jadi momok. Sebaliknya, jalur laut dan darat nampaknya bakal jadi favorit. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Faktor utama yang membuat jalur darat disukai pemudik adalah banyaknya jenis transportasi yang bisa dipilih. Seperti kereta api, bus, sepeda motor, atau mobil pribadi.
Dari keempat jenis transportasi darat tersebut, Kementerian Perhubungan atau Kemenhub mencatat, mobil pribadi memiliki grafik peningkatan tertinggi dari tahun sebelumnya. Yakni sebanyak 13,92 persen. Jumlah ini diprediksi akan kembali meningkat di tahun ini. Membaiknya infrastruktur penunjang, seperti jalan raya, jalan tol, dan jembatan menjadi salah satu faktor.
Nah bagi rekan-rekan yang ingin mudik menggunakan mobil pribadi tak ada salahnya sejak sekarang, mulai menghitung beberapa biaya komponen utama. Seperti biaya tol, biaya makan dan minum sepanjang perjalanan hingga nutrisi bagi mesin mobil. Loh kok nutrisi, memangnya mobil itu badan seperti kita?
Yups...mesin mobil tak ubahnya seperti badan kita. Apalagi, dalam perjalanannya nanti ketika mudik, macet tentu tak akan bisa terhindarkan. Meskipun, mudik tujuan Jakarta-Bandung hanya ditempuh 3 jam perjalanan namun kondisi mobil harus tetap prima. "Bukan hanya badan tapi juga mobil harus prima," ingat Desi, rekan saya saat berbincang mengenai pengalaman mudik.
Desi yang setiap tahun  melakukan mudik ke Cibadan, Astanaanyar, Bandung ini menceritakan, mesin mobil yang bernutrisi akan memperlancar aktivitas. Untuk melindungi mesin, perawatan berkala di bengkel saja tidak cukup. Mesin juga memerlukan nutrisi yang berasal dari bahan bakar berkualitas tinggi. Apa itu? Desi menyarankan penggunaan Shell V-Power.
Dengan teknologi DYNAFLEX, Shell V-Power didesain untuk mengurangi gesekan pada bagian vital mesin. Jadi, mesin mobil dapat menyalurkan lebih banyak tenaga untuk laju kendaraan.
"Biasanya performa mesin menurun karena banyaknya endapan yang terjadi. Hal ini bisa terjadi karena adanya sampah sisa pembakaran yang menumpuk pada katup pipa dan injektor bensin. Lalu, endapan tersebut mempengaruhi sistem pembakaran yang membuat mesin bekerja tidak maksimal," cerewetnya.
Mendengar penjelasan Desi, saya hanya bergeming. Maklum, saya tidak begitu banyak mengetahui persoalan mesin mobil. Namun, tips dari Desi ini tak ada salahnya kita coba. Bagaimanapun, performa mesin mobil harus kita perhatikan. Agar kebutuhan sehari-hari dan juga mudik, bisa terpenuhi dengan lancar.
Jangan sampai, mobil dengan tampilan bagus namun performa mesin tidak mumpuni. Ini bisa mengganggu aktivitas kita saat mudik. Kan bisa berabe kalau tiba-tiba saja mogok. Kita harus membuat mesin bekerja layaknya mesin mobil baru meskipun usia mobil tak bisa lagi dibilang muda. Akhir kata, selamat mudik untuk kita semua. Semoga selamat sampai tujuan.(**)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H