Indonesia dikenal dengan banyak ragam. Tidak hanya suku dan budaya melainkan juga ragam musim. Selain musim kemarau dan hujan, ada juga musim buah-buahan. Durian, Manggis, Rambutan dan lainnya. Â Lebih-lebih lagi, ada musim mudik. Juga musim nikah. Khusus kedua musim ini, terjadi sebelum dan pasca lebaran...hehe.
Berbicara musim mudik, tak lama lagi hajatan besar itu dilakukan. Akhir Mei. Bulan depan. Beberapa kolega sudah banyak menghubungi. Baik sekedar bertanya mudik atau tidak. Maupun diskusi singkat soal pilihan moda transportasi. Ya, di tahun 2019 seperti sekarang. Pilihan moda transportasi sudah beragam. Hal ini berbeda jauh saat-saat masih kuliah dulu. Tak banyak pilihan. Kalaupun ada, harga tiketnya selangit. Tentu tak akan mampu.
Salah satu moda transportasi yang asik digunakan untuk mudik adalah kendaraan pribadi. Baik sepeda motor. Atau mobil. Beberapa rekan saya, sesama jurnalis yang saat ini ngepost di Jakarta sudah mengungkapkan keinginan mudik dengan kendaraan pribadi. Tujuannya beragam. Dari Jakarta-Bandung, Jakarta-Lampung, hingga Jakarta-Surabaya.
Untuk Jakarta-Surabaya, Baskara-rekan saya mengaku, bakal memilih mobil pribadi sebagai moda transportasi. Perhitungan ongkos jadi alasan utama. Selain itu, dengan mobil bisa sedikit lebih santai. Untuk bisa santai, saya mengerti dengan saksama. Berprofesi sebagai jurnalis memang tidak memiliki waktu libur seperti profesi lainnya. "Terus kalau kita menggunakan mobil, berangkat bisa mendekati hari raya. Kalau gunakan moda transportasi umum pasti sangat ramai," keluh Baskara.
Baskara sendiri memang hampir setiap tahun selalu mudik. Namun mudik tahun ini akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun sebelumnya, istri dan keempat anaknya mudik lebih dulu menggunakan pesawat. Tahun ini, semua anggota keluarga akan bersama-sama menggunakan mobil.
Saya sempat mencoba mengkalkulasi biaya mudik bagi satu keluarga seperti Baskara. Terdiri dari enam anggota keluarga. Dengan pesawat terbang dan mobil pribadi. Di salah satu situs pencari tiket, diketahui saat ini harga tiket pesawat tujuan Jakarta-Surabaya adalah Rp860 ribu per orang. Jika ada enam anggota keluarga seperti Baskara, maka butuh Rp 5.160.000 untuk satu kali keberangkatan.
Biaya ini tentu belum termasuk bagasi berbayar. Juga harga tiket yang dipastikan melambung di musim puncak permintaan (peak season) seperti saat lebaran. Sampai saat ini saja, harga tiket pesawat belum juga turun. Sementara, jika menggunakan mobil pribadi, kurang dari Rp700 ribu biaya dikeluarkan untuk bahan bakar. Apalagi menurut penuturan Baskara, ia memilih bahan bakar Shell V-Power untuk sampai ke tujuan, Surabaya mudik tahun ini. Biaya ini, tentu jauh lebih murah dibandingkan membeli enam tiket pesawat untuk satu keluarga.
Pilihan bahan bakar menentukan cost yang harus dikeluarkan untuk mudik. Tidak semua bahan bakar itu menurut Baskara, sama. "Bahan bakar yang baik membakar lebih efisien dan dapat meningkatkan penghematan bahan bakar. Jadi, selalu pilih bahan bakar berkualitas tinggi," sarannya.
Menurutnya, untuk satu liter Shell V-Power mampu menempuh jarak 12 kilometer. Untuk melakukan perjalanan dari Jakarta hingga Surabaya dengan jarak tempuh 741 kilometer dibutuhkan bahan bakar sekitar 61 liter.
Selain itu, Shell V-Power juga terdapat kelebihan lain. Berupa membantu mengurangi hingga 80% endapan yang dapat mengurangi performa mesin. "Juga ada DYNAFLEX. Yakni teknologi pembersih yang lebih tinggi tidak hanya membantu meningkatkan kondisi mesin, tetapi juga membantu memaksimalkan energi bahan bakar," ujar Baskara berpromosi.
Berdasarkan test laboratorium yang pernah dilakukan terhadap Shell V-Power menunjukkan, molekul pengurang gesekan memperkecil energi yang terbuang akibat panas. Semakin sedikit energi yang terbuang membantu meningkatkan efisiensi dan performa mesin.