Mohon tunggu...
Gema Sasmita
Gema Sasmita Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis, Pengamat

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apa itu "Hati Nurani"?

9 Desember 2023   00:14 Diperbarui: 10 Desember 2023   00:10 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sistem Limbik, Amigdala, Pre Frontal Cortex yang adalah kombinasi hingga terjadinya "rasa" dan "hati Nurani"

Pengertian dan Sejarah "Conscientia" serta Sebutan "Hati Nurani"

Apa itu "Hati Nurani" atau "Conscientia"?

"Conscientia" merupakan sebuah kata dalam bahasa Latin yang secara harfiah dapat diartikan sebagai "pengetahuan bersama" atau "kesadaran moral". Konsep ini berkaitan dengan kemampuan batin manusia untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk, serta kesadaran akan tindakan dan motivasi diri sendiri. Dalam sistem anatomi tubuh kita meneganlnya dengan Pre Frontal Cortex. Dalam filsafat, "conscientia" sering dikaitkan dengan gagasan tentang hati nurani, yang merupakan suatu aspek penting dalam etika dan moralitas.

Sejarah "Conscientia"

Sejarah kata "conscientia" dapat ditelusuri kembali ke zaman klasik, dimana filsuf Yunani dan Romawi seperti Socrates, Plato, dan Cicero telah membahas konsep-konsep yang berkaitan dengan kesadaran diri dan moral. Dalam tradisi Kristen, konsep ini menjadi lebih berkembang, di mana para teolog seperti Santo Agustinus dan Thomas Aquinas mengupas lebih dalam mengenai peran hati nurani dalam kehidupan beragama dan moral.

Pengenalan Sebutan "Hati Nurani"

Sebutan "hati nurani" dalam konteks kebahasaan Indonesia mulai populer sebagai penerjemahan langsung dari "conscientia" atau "conscience" dalam bahasa Inggris. Meskipun sulit untuk menentukan secara pasti kapan dan oleh siapa istilah ini pertama kali diperkenalkan, bisa jadi istilah ini mulai digunakan seiring dengan proses penyebaran agama Kristen dan pengaruh budaya Barat di Indonesia, serta melalui proses penerjemahan karya-karya filsafat dan teologi.

Istilah "hati nurani" kini telah menjadi bagian dari bahasa Indonesia dan sering digunakan dalam diskursus etika, pendidikan moral, serta dalam konteks hukum dan hak asasi manusia, mengacu pada kemampuan manusia untuk membuat pertimbangan moral yang independen dari norma-norma eksternal.

Conscientia dan Cinta: Keterkaitan Moralitas dan Emosi

Koneksi Hati Nurani dan Cinta

Hati nurani, atau "conscientia", dan cinta terhubung dalam penerapan nilai-nilai dan tindakan moral dalam hubungan antarmanusia. Cinta sering dianggap sebagai emosi dasar yang mendorong manusia untuk bertindak dengan belas kasih, empati, dan kebaikan. Sebagai aspek kunci dari moralitas, hati nurani menuntun kita untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip etis ini.

Cinta Sebagai Motivasi Moral

Cinta dapat menjadi motivasi kuat untuk bertindak secara etis dan memenuhi tuntutan hati nurani. Dalam banyak tradisi filosofis dan agama, cinta diposisikan sebagai kekuatan utama di balik tindakan altruistik dan pengorbanan untuk kebaikan orang lain.

  • Cinta Agape: Dalam tradisi kuno, cinta agape adalah cinta yang tidak memihak dan murni, sering dikaitkan dengan tindakan moral yang diinspirasi oleh hati nurani.
  • Cinta dalam Filsafat: Filsuf seperti Plato berargumen bahwa cinta (atau "eros") mendorong jiwa menuju kebenaran dan kebaikan, yang merupakan tujuan akhir dari hati nurani.

Dampak Cinta pada Keputusan Moral

Ketika cinta menggerakkan seseorang, ia cenderung mempertimbangkan kesejahteraan orang lain, yang merupakan refleksi dari suara hati nurani. Dalam hubungan romantis, persahabatan, atau bahkan dalam konteks sosial yang lebih luas, cinta mendorong individu untuk:

  • Menghormati orang lain
  • Bertindak dengan keadilan
  • Menunjukkan empati dan pengertian
  • Berkorban demi kepentingan yang lebih besar

Pendidikan Hati Nurani dan Cinta

Pendidikan moral sering kali melibatkan pengajaran tentang bagaimana mengembangkan hati nurani dan kapasitas untuk mencintai. Hal ini melibatkan:

  • Memahami emosi dan mengelolanya dengan bijak
  • Mempelajari bagaimana nilai-nilai dan tindakan kita mempengaruhi orang lain
  • Mengembangkan keterampilan untuk berempati dan bekerja sama

Penutup: Integrasi Cinta dalam Moralitas

Dalam masyarakat, integrasi cinta dalam moralitas dilihat sebagai kunci untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan adil. Hati nurani bukan hanya tentang memahami apa yang benar, tetapi juga tentang merasa terdorong untuk mewujudkannya berdasarkan cinta dan kepedulian terhadap sesama. Cinta, dalam konteks ini, menjadi lebih dari sekadar emosi; ia bertransformasi menjadi prinsip etis yang memandu tindakan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun