Mohon tunggu...
Gema Sasmita
Gema Sasmita Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis, Pengamat

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rahasia Konflik Israel-Palestina Part 1

3 November 2023   05:57 Diperbarui: 13 November 2023   17:26 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adolf Hitler, pemimpiun tertinggi NAZI

Rahasia Mengenai Israel-Palestina. Part 1
Oleh Gema Sasmita


Kalau saya melihat palestina dan israel, mirip sejarah perjanjian Giyanti tahun 1755, saat itu di jawa, kerajaan Mataram pecah jadi 2 hanya karena soal siapa yang berkuasa dan perebutan tanah kekuasaan. Awalnya dari pertikaian antar keluarga yang disebabkan politik adu domba VOC. Kerajaan Mataram Islam menjadi Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Saya coba seikit jabarkan :

1. Kedua konflik tersebut terjadi akibat perpecahan internal dalam satu kelompok. Dalam kasus konflik Gaza-Israel, perpecahan terjadi antara Hamas dan Fatah, dua faksi Palestina yang bersaing untuk menguasai Gaza. Dalam kasus konflik Mataram-Perjanjian Giyanti, perpecahan terjadi antara dua keluarga kerajaan Mataram, yaitu keluarga Paku Buwono dan keluarga Mangkunegaran.

2. "Kesamaan dampak" Kedua konflik tersebut menyebabkan perpecahan dan kekacauan di wilayah tersebut. Dalam kasus konflik Gaza-Israel, konflik tersebut telah menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur di Gaza. Dalam kasus konflik Mataram-Perjanjian Giyanti, konflik tersebut telah menyebabkan terpecahnya Kerajaan Mataram menjadi dua kerajaan, yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

3. "Kesamaan solusi" Kedua konflik tersebut diselesaikan melalui perjanjian damai. Dalam kasus konflik Gaza-Israel, perjanjian damai yang disepakati adalah gencatan senjata. Dalam kasus konflik Mataram-Perjanjian Giyanti, perjanjian damai yang disepakati adalah pembagian wilayah Mataram menjadi dua kerajaan.

Pecahnya Kesultanan Mataram Islam
Pecahnya Kesultanan Mataram Islam
VOC kala itu, sama saja dengan Theodor Herzl, pendiri zionisme modern. Dibelakang VOC ada pemerintah Belanda memberikan VOC berbagai hak istimewa, seperti hak monopoli perdagangan, hak ekstrateritorialitas, dan hak untuk mengangkat tentara. Sementara di belakang Theodor Herzl ada Baron Edmond de Rothschild ( Keuangan ), Julius Hirsch, David Wolffsohn, Organisasi Zionis Dunia.

Jadi dahulu, kelaurga Rothschild ini yang membangun infrastruktur, jalan kereta api, perekebunan, modernisasi pertanian di Palestina, semua dalam rangka "misi besarnya" menciptakan "Israel Modern" yang kita lihat saat ini. Kontribusi keluarga Rothschild di Palestina telah membantu membangun fondasi bagi negara Israel modern. Keluarga Rothschild telah memainkan peran penting dalam pengembangan ekonomi, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan di Palestina. Kontribusi ini telah membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Palestina dan memperkuat kehadiran Yahudi di wilayah tersebut

Keluarga Rothschild :
Keluarga Rothschild adalah salah satu investor terbesar di Palestina pada abad ke-19 dan ke-20. Mereka membeli banyak tanah di wilayah tersebut untuk mendukung pemukiman Yahudi. Pembelian tanah ini membantu meningkatkan jumlah orang Yahudi di Palestina dan memperkuat kehadiran Yahudi di wilayah tersebut.

Keluarga Rothschild juga memberikan dukungan finansial untuk pengembangan ekonomi Palestina. Mereka mendirikan perusahaan-perusahaan di bidang pertanian, industri, dan pariwisata. Dukungan ini membantu meningkatkan perekonomian Palestina dan menciptakan lapangan kerja baru.

Merkea juga berperan dalam pembangunan infrastruktur Palestina. Mereka membangun jalan, jembatan, dan rel kereta api. Pembangunan infrastruktur ini membantu memudahkan transportasi dan komunikasi di Palestina.

Yang terpenting juga mendukung pengembangan pendidikan dan kesehatan di Palestina. Mereka mendirikan sekolah, rumah sakit, dan klinik kesehatan. Dukungan ini membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat Palestina.

Jadi intinya, ini adalah permainan keluarga itu dengan menggunakan seorang anak muda bernama " Theodor Herzl" seorang jurnalis dan aktivis Yahudi yang lahir di Budapest, Hongaria, pada tahun 1860. Di sisi lain, si anak muda itu membutuhkan dukungan "finansial" untuk memuluskan jalan ideologi nya. Ia adalah pendiri gerakan Zionisme, yang bertujuan untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina. Paham politik dan ideologi Theodor Herzl adalah Zionisme. Herzl percaya bahwa orang Yahudi tidak akan pernah bisa hidup aman dan damai di diaspora, dan bahwa mereka membutuhkan negara sendiri untuk melindungi diri dari diskriminasi dan penganiayaan. Herzl mengembangkan paham Zionisme dalam bukunya yang berjudul "Der Judenstaat" (Negara Yahudi), yang diterbitkan pada tahun 1896. Paham politik dan ideologi Theodor Herzl telah menjadi dasar bagi gerakan Zionisme. Gerakan Zionisme telah berhasil mendirikan negara Israel pada tahun 1948.

Dan antara Rothschild dan Theodor Herzl, memiliki kesepakatan untuk "menduduki suatu wilayah dengan ideologi nya" dan berkuasa-menguasai-penguasaan, mirip sekali dengan perjanjian giyanti. Hubungan dengan keluarga Rothschild, khususnya Baron Edmond de Rothschild yang dikenal sebagai "Bapak Pemukiman Yahudi" di Palestina karena penguasaan tanah luar biasa di sana kala itu.

Herlz percaya bahwa solusi permanen untuk antisemitisme yang melanda Eropa adalah dengan pendirian negara Yahudi sendiri. Untuk mewujudkan visinya ini, Herzl memerlukan dukungan finansial dan politik. Pada gilirannya, Baron Edmond de Rothschild, anggota prominen dari keluarga bankir Rothschild, adalah seorang filantropis Yahudi yang mendanai pembelian tanah dan pendirian pemukiman Yahudi di Palestina pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Herzl mencoba untuk mendapatkan dukungan Rothschild untuk "gerakan Zionisme" dan "hegemoni politik" yang dia usulkan, tetapi Rothschild lebih "memilih" untuk mendukung penyelesaian Yahudi di Palestina melalui cara yang lebih "praktis" dan tidak politis. Rothschild berharap bahwa pendirian komunitas Yahudi yang mapan di tanah Palestina akan membawa "keberhasilan" alih-alih dukungan penuh untuk negara Yahudi yang diajukan oleh Herzl.

Buku berjudul
Buku berjudul "Der Judenstaat" karya Theodor Herzl ( Pendiri Ideologi Zionis )
Rothschild lebih berfokus pada "pembangunan komunitas" melalui pembelian tanah dan pendirian pemukiman, tanah tersebut digunakan untuk mendirikan pertanian dan pemukiman, yang membantu membuka jalan bagi "terbentuknya Negara Israel" di kemudian hari. sementara Herzl fokus pada pencapaian tujuan politik yang lebih luas, dia percaya pada pendekatan politis dan melakukan lobi dalam diplomasi internasional.

Amerika Serikat :
Deklarasi Kemerdekaan Amerika disahkan pada 4 Juli 1776, yang bertujuan untuk memproklamirkan pemisahan koloni Amerika dari Inggris. Proses ini dipimpin oleh para tokoh seperti Thomas Jefferson, John Adams, dan Benjamin Franklin, antara lain ( bukunya ada semua di gramedia).

Beberapa dekade setelah kemerdekaan Amerika. Rothschild dan keluarganya kemudian berperan dalam membentuk sistem keuangan modern,generasi keluarga Rothschild yang kemudian terlibat dalam berbagai aspek bisnis dan politik di Amerika. Pengaruh mereka dalam sektor keuangan Amerika, tidak diragukan lagi.

Politik AS seringkali diikat dengan kepentingan bisnis dan keuangan. Kapitalisme yang ada di AS membuatnya penting bagi semua pemangku kepentingan, termasuk individu dan keluarga seperti Rothschild, untuk menjaga hubungan baik dengan pemerintah.

Mayer Amschel Rothschild merupakan pendiri keluarga Rothschild, sebuah dinasti bankir Eropa signifikan yang berbasis di Frankfurt, Jerman, pada akhir abad ke-18. Dia lebih umum dikaitkan dengan peran pentingnya dalam membangun sistem perbankan dan keuangan di Eropa. Pengaruh dan metode yang ditinggalkan oleh Mayer Amschel Rothschild pada bisnis perbankan dan keuangan telah membentuk cara kerja keuangan global, termasuk di Amerika.

Inggris :
Dalam sejarah mereka, beberapa anggota keluarga Rothschild telah memegang jabatan politik, terutama di Inggris dan Prancis. Keluarga Rothschild telah berperan aktif dalam membentuk sistem perbankan dan keuangan modern. Mereka berkontribusi signifikan dalam mendirikan institusi perbankan dan keuangan di Eropa pada abad ke-19 dan memainkan peran penting dalam mendanai berbagai proyek infrastruktur besar, seperti jalur kereta api di Eropa.

Itu yang menyebabkan Inggris dan Amerika mati matian mendukung Israel.

Ada banyak aspek lain yang bisa ditelusuri dalam pengaruh keluarga Rothschild, saya tidak dapat menjabarkan semua di postingan ini, tetapi patut diingat bahwa sementara keluarga ini memang memiliki pengaruh yang signifikan atas kurun waktu yang panjang, namun biasanya mereka lebih sering menjadi subjek teori konspirasi. Teori konspirasi ini seringkali berlebihan dan tidak akurat tentang sejauh mana pengaruh keluarga ini, terutama dalam konteks modern.

Kaitan dengan Agama :
Theodor Herzl adalah pendiri dan tokoh utama dalam gerakan Zionis modern, yang bertujuan untuk mendirikan negara nasional bagi orang Yahudi. Gerakan ini, dalam banyak hal, dipicu oleh antisemitisme yang berakar di Eropa. Herzl sendiri bukan seorang teolog dan fokusnya terletak pada solusi politik dan praktis terhadap masalah antisemitisme, bukan interpretasi Alkitab.

Namun, setelah saya dalami, tidak dapat dipungkiri bahwa konsep Zionisme memiliki kaitan dengan Alkitab. Ide bahwa Yahudi harus kembali ke "Zion" (istilah simbolis untuk Yerusalem dan Tanah Israel) memiliki akar dalam tradisi dan teks agama Yahudi, termasuk Alkitab. Banyak orang Yahudi dan Kristen Zionsit mengaitkan janji-janji Alkitab mengenai pengembalian orang Yahudi ke Tanah Israel sebagai pembenaran rohani dan historis untuk gerakan Zionist.

Bagaimanapun, sementara kaitan ini dapat ditemukan, patut diingat bahwa pendekatan Herzl terhadap Zionisme secara pribadi lebih bersifat "sekuler dan politis", dan bukan berbasis "teologi".

Pada praktiknya, ada banyak variasi dalam pemahaman dan praktek Zionisme, berjalan dari spektrum religius hingga sekuler, dan kiri hingga kanan politik. Beberapa orang Yahudi mendukung Zionisme karena alasan agama, beberapa karena alasan politik atau kemanusiaan, dan beberapa yang lain menentangnya karena alasan yang sama. Saya melihat jika Theodor Herzl digambarkan sebagai seorang Zionis sekuler yang lebih fokus pada solusi politik daripada "teologis atau eskatologis."

Zionisme ini berakar pada ide bahwa orang Yahudi, sebagai etnis dan/atau kelompok agama, berhak memiliki negara sendiri, dan Herzl menargetkan Palestina (Tanah Suci dalam tradisi Yahudi) sebagai lokasi bagi negara tersebut. Konflik Israel-Palestina, yang dikaitkan dengan gerakan Zionis, adalah subjek yang "penting dan sensitif" dalam politik dunia "Arab dan Muslim", dan ini sering kali dihubungkan dengan "agama dan teks-teks suci", termasuk Al Quran. Berbagai posisi dalam perdebatan politik ini sering kali diargumenkan dan dipahami dalam konteks agama, baik itu Yahudi, Kristen, ataupun Islam, meskipun secara historis dan faktual, Zionisme adalah gerakan nasionalis dan politik, dan konflik Israel-Palestina adalah konflik politik dan teritorial.

Hitler-Nazi
Di Jerman juga, Herzl dikenal sebagai pendiri Zionisme modern, gerakan politik yang berjuang untuk menciptakan sebuah negara bagi orang Yahudi. Ide dan upaya Herzl bermuara pada pembentukan Negara Israel pada tahun 1948, beberapa tahun setelah wafatnya Hitler.

Hitler, di sisi lain, memimpin Jerman Nazi dan bertanggung jawab atas Holocaust, genosida sistematik terhadap enam juta orang Yahudi selama Perang Dunia II.

Adolf Hitler, pemimpiun tertinggi NAZI
Adolf Hitler, pemimpiun tertinggi NAZI
Secara ironis, kebijakan anti-Semitik Hitler dan pelaksanaan Holocaust mempengaruhi banyak orang Yahudi untuk beremigrasi ke Palestina dan melakukan upaya untuk membentuk negara Yahudi sendiri – "sebuah impian yang pernah disuarakan oleh Herzl."

Adolf Hitler dan Partai Nazi di Jerman adalah pelaku utama Holocaust, genosida sistematis di mana sekitar enam juta orang Yahudi dibunuh selama Perang Dunia II. Alasan di balik kejahatan besar ini sangat kompleks dan mencakup unsur-unsur pandangan dunia Hitler, ideologi Nazi, anti-Semitisme, dan kondisi politik dan ekonomi di Jerman dan Eropa pada saat itu.

Partai Nazi memiliki ideologi yang mendukung supremasi ras dan darah "murni". Mereka melihat orang Yahudi, bersama dengan beberapa kelompok etnis dan nasional lainnya, sebagai ancaman terhadap ras "Aryan" yang mereka anggap superior. Ini dijadikan alasan untuk membenarkan "pembersihan ras" dan melakukan genosida.

Realisasi Prediksi:
Jadi, tujuan atau target besar Herzl adalah pembentukan negara Yahudi. Ia berusaha mewujudkan hal ini melalui diplomasi politik dengan pemimpin-pemimpin dunia untuk mendapatkan dukungan bagi ideanya.

Ini muncul dari upayanya memahami dan mengatasi "masalah Yahudi" pada masa itu, yaitu antisemitisme dan penganiayaan terhadap populasi Yahudi di Eropa. Ia percaya bahwa langkah terbaik untuk melindungi hak dan keselamatan orang-orang Yahudi adalah dengan membentuk negara mereka sendiri.

Herzl memaparkan tujuannya ini dalam bukunya yang berjudul "Der Judenstaat" ("Negara Yahudi"), diterbitkan pada tahun 1896. Selain itu, ia juga memainkan peran kunci dalam organisasi Kongres Zionis Pertama pada tahun 1897, yang berfungsi untuk mempromosikan dan mendukung gerakan Zionis tersebut.

Herzl wafat pada tahun 1904, jauh sebelum visi Zionisnya secara resmi diwujudkan dengan pendirian Negara Israel pada tahun 1948. Namun, kontribusinya terhadap ide dan gerakan tersebut sangat signifikan.

Hal yang paling mencengangkan adalah bahwa, meskipun banyak yang meragukan atau menentang ide-ide Herzl pada saat itu, konsep "negara Yahudi" akhirnya menjadi kenyataan dalam bentuk Israel kurang dari enam dekade setelah terbitnya buku itu.

Jadi menurut saya ini dendam kesumat orang yahudi sudah di aniaya, bantai habis , sejak jaman kehancuran Bait Kedua di Yerusalem oleh Romawi pada tahun 70 M,  ( kini tersisa tembok ratapan di jerusalem) kemudian saat zaman Pertengahan dimana komunitas Yahudi yang berkembang di seluruh Eropa sering mengalami penganiayaan dan pengusiran. Kadang-kadang mereka dipaksa pindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya karena alasan politik dan agama, sampai di masa modern, dan selama zaman pencerahan,  era modern, banyak komunitas Yahudi di Eropa masih berkembang tetap menghadapi berbagai bentuk "diskriminasi dan penganiayaan". Era ini juga melihat munculnya gerakan "Zionis", yang mendorong untuk pembentukan negara Yahudi sendiri. Masyarakat Yahudi memiliki sejarah panjang dan kompleks.

Kembali lagi sama persis dengan sejarah Perjanjian Giyanti dimana merupakan hasil perundingan antara VOC dengan Pangeran Mangkubumi, yang kemudian menjadi pendiri Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Sebelumnya, saat itu terjadi perang besar, karena "Mas Mangkubumi" adik tirinya Pakubuwana III merasa terintimidasi dan teraniaya, merasa Pakubuwana yang saat itu raja mataram islam ke 9 "kurang mampu" mengelola kesultanan.. perang ini berlangsung selama sembilan tahun, dari tahun 1746 hingga 1755. Selama periode ini, terjadi banyak pertempuran besar antara pasukan Sunan Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi, serta pasukan VOC. Jumlahnya hingga puluhan ribu. Salah satu pertempuran terbesar adalah Pertempuran Grobogan pada tahun 1750, saat itu belum ada tik tok atau youtube jadi no viral dan buat status "Save Mataram Islam" atau "gambar semangka" karena dulu di wailayah jawatengah-jatim banyak kebun semangka juga, perang tersebut akhirnya dimenangkan oleh pasukan Pangeran Mangkubumi. Ini lagi lagi karena VOC "cerdik" bermain dan menjadi sarana "memuluskan" idelogi mangkubumi untuk menguasai Kesultanan mataram islam.. dengan dukungan Financial memadai ( sama seperti yang dilakukan Rotschild). Perjanjian Giyanti menandai berakhirnya kekuasaan Kesultanan Mataram Islam. Kesultanan Mataram Islam dibagi menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh Sunan Pakubuwana III, dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi. Dampak lain dari Perjanjian Giyanti adalah semakin kuatnya pengaruh VOC di Jawa. VOC tetap menjadi penguasa di Jawa, dan dapat dengan mudah mengendalikan dua kerajaan baru tersebut.

Begitu Juga, antara inggris, amerika, israel dan palestina.

Saya pribadi menolak faham zionisme yang di gagas oleh Herzl. "Mengapa" dari jaman jadul romawi, hingga modern saat ini yahudi mengalami penolakan keras? karena yahudi ini memang cukup "unik", dari tradisi seperti Yudaisme tidak menganggap kekerasan dan perang untuk menegakkan keadilan yang selalu salah. Mereka menerima bahwa beberapa jenis perang akan secara etis dibenarkan, dan bahwa kadang-kadang dapat diterima secara moral untuk membunuh orang untuk "tujuan besarnya". Mereka kebablasan hingga mendurhakai Allah. Bahakan membunuh Seorang Nabi dan sampai detik ini "membunuh" menjadi hal wajar bagi mereka, bertentangan langsung dengan ajaran mereka yang terkenal dengan “Sepuluh Firman Tuhan” atau "Ten Commndements / Decalogue" poin 6 " jangan membunuh sesamamu manusia". Dan ini menentang ajaran agama manapun. Tak heran sampai detik ini mereka dimusuhi dunia.

Dan masih ada kelanjutnya, mengenai apa sebetulnya rencana selanjutnya mereka di era modern setelah berhasil "berkuasa". Dalam Tulisan selanjitnya di PART 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun