Mohon tunggu...
Gema Sasmita
Gema Sasmita Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis, Pengamat

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rahasia Konflik Israel-Palestina Part 1

3 November 2023   05:57 Diperbarui: 13 November 2023   17:26 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak aspek lain yang bisa ditelusuri dalam pengaruh keluarga Rothschild, saya tidak dapat menjabarkan semua di postingan ini, tetapi patut diingat bahwa sementara keluarga ini memang memiliki pengaruh yang signifikan atas kurun waktu yang panjang, namun biasanya mereka lebih sering menjadi subjek teori konspirasi. Teori konspirasi ini seringkali berlebihan dan tidak akurat tentang sejauh mana pengaruh keluarga ini, terutama dalam konteks modern.

Kaitan dengan Agama :
Theodor Herzl adalah pendiri dan tokoh utama dalam gerakan Zionis modern, yang bertujuan untuk mendirikan negara nasional bagi orang Yahudi. Gerakan ini, dalam banyak hal, dipicu oleh antisemitisme yang berakar di Eropa. Herzl sendiri bukan seorang teolog dan fokusnya terletak pada solusi politik dan praktis terhadap masalah antisemitisme, bukan interpretasi Alkitab.

Namun, setelah saya dalami, tidak dapat dipungkiri bahwa konsep Zionisme memiliki kaitan dengan Alkitab. Ide bahwa Yahudi harus kembali ke "Zion" (istilah simbolis untuk Yerusalem dan Tanah Israel) memiliki akar dalam tradisi dan teks agama Yahudi, termasuk Alkitab. Banyak orang Yahudi dan Kristen Zionsit mengaitkan janji-janji Alkitab mengenai pengembalian orang Yahudi ke Tanah Israel sebagai pembenaran rohani dan historis untuk gerakan Zionist.

Bagaimanapun, sementara kaitan ini dapat ditemukan, patut diingat bahwa pendekatan Herzl terhadap Zionisme secara pribadi lebih bersifat "sekuler dan politis", dan bukan berbasis "teologi".

Pada praktiknya, ada banyak variasi dalam pemahaman dan praktek Zionisme, berjalan dari spektrum religius hingga sekuler, dan kiri hingga kanan politik. Beberapa orang Yahudi mendukung Zionisme karena alasan agama, beberapa karena alasan politik atau kemanusiaan, dan beberapa yang lain menentangnya karena alasan yang sama. Saya melihat jika Theodor Herzl digambarkan sebagai seorang Zionis sekuler yang lebih fokus pada solusi politik daripada "teologis atau eskatologis."

Zionisme ini berakar pada ide bahwa orang Yahudi, sebagai etnis dan/atau kelompok agama, berhak memiliki negara sendiri, dan Herzl menargetkan Palestina (Tanah Suci dalam tradisi Yahudi) sebagai lokasi bagi negara tersebut. Konflik Israel-Palestina, yang dikaitkan dengan gerakan Zionis, adalah subjek yang "penting dan sensitif" dalam politik dunia "Arab dan Muslim", dan ini sering kali dihubungkan dengan "agama dan teks-teks suci", termasuk Al Quran. Berbagai posisi dalam perdebatan politik ini sering kali diargumenkan dan dipahami dalam konteks agama, baik itu Yahudi, Kristen, ataupun Islam, meskipun secara historis dan faktual, Zionisme adalah gerakan nasionalis dan politik, dan konflik Israel-Palestina adalah konflik politik dan teritorial.

Hitler-Nazi
Di Jerman juga, Herzl dikenal sebagai pendiri Zionisme modern, gerakan politik yang berjuang untuk menciptakan sebuah negara bagi orang Yahudi. Ide dan upaya Herzl bermuara pada pembentukan Negara Israel pada tahun 1948, beberapa tahun setelah wafatnya Hitler.

Hitler, di sisi lain, memimpin Jerman Nazi dan bertanggung jawab atas Holocaust, genosida sistematik terhadap enam juta orang Yahudi selama Perang Dunia II.

Adolf Hitler, pemimpiun tertinggi NAZI
Adolf Hitler, pemimpiun tertinggi NAZI
Secara ironis, kebijakan anti-Semitik Hitler dan pelaksanaan Holocaust mempengaruhi banyak orang Yahudi untuk beremigrasi ke Palestina dan melakukan upaya untuk membentuk negara Yahudi sendiri – "sebuah impian yang pernah disuarakan oleh Herzl."

Adolf Hitler dan Partai Nazi di Jerman adalah pelaku utama Holocaust, genosida sistematis di mana sekitar enam juta orang Yahudi dibunuh selama Perang Dunia II. Alasan di balik kejahatan besar ini sangat kompleks dan mencakup unsur-unsur pandangan dunia Hitler, ideologi Nazi, anti-Semitisme, dan kondisi politik dan ekonomi di Jerman dan Eropa pada saat itu.

Partai Nazi memiliki ideologi yang mendukung supremasi ras dan darah "murni". Mereka melihat orang Yahudi, bersama dengan beberapa kelompok etnis dan nasional lainnya, sebagai ancaman terhadap ras "Aryan" yang mereka anggap superior. Ini dijadikan alasan untuk membenarkan "pembersihan ras" dan melakukan genosida.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun