5. Â Al-Ma'mun (813--833 M) - Dikenal karena mendukung ilmu pengetahuan dan mendirikan Baitul Hikmah di Baghdad.
6. Â Al-Mutawakkil (847--861 M) - Pemerintahannya dikenal karena pemulihan ortodoksi Sunni.
Setelah al-Mutawakkil, dinasti ini mengalami kemunduran, dengan kekuasaan nyata sering kali dipegang oleh wazir atau panglima militer. Beberapa khalifah terakhir sebelum jatuh ke tangan Mongol antara lain:
7. Â Al-Mu'tasim (833--842 M)
8. Â Al-Mu'tadid (892--902 M)
9. Â Al-Qadir (991--1031 M)
10. Â Al-Mustansir (1226--1242 M)
11. Â Al-Musta'sim (1242--1258 M), Khalifah terakhir di Baghdad, di mana kekuasaannya berakhir ketika kota ini ditaklukkan oleh pasukan Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan.
Setelah kehancuran Baghdad, para anggota keluarga Abbasiyah melarikan diri ke Mesir dan mendirikan kekhalifahan simbolik di Kairo di bawah perlindungan Sultan Mamluk, yang berlangsung hingga tahun 1517 ketika Ottoman menaklukkannya.
Filsafat KekuasaanÂ
Mengamati kekuasaan di Indonesia, kita melihat dinamika yang serupa. Permasalahan politik kerap kali diwarnai oleh konflik kepentingan, korupsi, dan pengingkaran nilai-nilai luhur Pancasila. Kepemimpinan yang mengabaikan prinsip kesederhanaan dan integritas berisiko membangun istana pasir yang indah tetapi rentan terhadap setiap badai kecil yang datang. Ini mengingatkan kita pada nasihat Ibn Khaldun bahwa "kekuasaan adalah sebuah pohon yang memerlukan akar kebajikan untuk tetap berdiri teguh."