Mohon tunggu...
Mbah Dharmodumadi
Mbah Dharmodumadi Mohon Tunggu... Dosen - Mbah Dharmodumadi / Wira Dharmadumadi Purwalodra adalah nama pena dari Muhammad Eko Purwanto

Simbah mung arep nulis, sa' karepe simbah wae, ojo mbok protes. Sing penting, saiki wacanen ning ojo mbok lebokke ning jero dodo, yooo ?!!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Percaya Diri Itu Tak Perlu Overdosis?!

23 Desember 2023   08:36 Diperbarui: 23 Desember 2023   08:38 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok. Pribadi.

Oleh. Mbah Darmodumadi

Ketika kita mendengar kata "sombong," maka pikiran kita sering kali membayangkan seseorang yang sedang menyombongkan diri, merasa lebih unggul daripada orang lain, dan kadang bahkan merendahkan orang lain. Namun, apakah itu benar-benar sombong? Mungkin tidak sepenuhnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sombong didefinisikan sebagai sikap yang merasa diri lebih baik, lebih mulia, atau lebih unggul daripada orang lain. Dalam konteks ini, sombong menjadi bentuk yang berlebihan dari percaya diri. Memiliki rasa percaya diri yang sehat adalah hal yang positif, namun ketika percaya diri itu meningkat menjadi sombong, hal itu bisa menjadi bumerang bagi kita sendiri ?!

Sebenarnya, apa yang membuat seseorang menjadi sombong? Mungkin ini karena faktor lingkungan atau alasan tertentu. Beberapa orang mungkin merasa sombong karena mereka tumbuh di lingkungan yang sering memuji dan memberikan pujian berlebihan kepada mereka. Mereka terdidik untuk berpikir, bahwa mereka lebih baik daripada orang lain, dan dengan demikian, sikap sombong menjadi hal yang wajar bagi mereka. Di lain pihak, ada yang merasakan rasa sombong karena mereka ingin menyembunyikan rasa ketidakpercayaan pada dirinya sendiri. Mereka mungkin merasa bahwa dengan sombong, mereka dapat menutupi keraguannya dan membuat orang lain mengaguminya. Namun, yang perlu kita ketahui adalah, apapun alasannya, sombong bukanlah hal yang baik.

Sombong dapat memiliki dampak negatif yang sangat nyata pada kehidupan seseorang, hal ini karena : Pertama, sikap sombong dapat membuat seseorang sulit berkembang dalam mencapai potensi maksimalnya. Seorang yang sombong akan merasa bahwa mereka sudah tahu segalanya dan tidak perlu belajar lagi. Mereka tidak mau menerima kritik dan tidak terbuka untuk saran atau masukan dari orang lain. Akibatnya, mereka melewatkan kesempatan untuk tumbuh, belajar, dan berkembang.

Kedua, sombong juga dapat merusak hubungan sosial dengan orang lain. Orang-orang cenderung tidak tertarik berhubungan dengan seseorang yang sombong. Mereka merasa tidak nyaman dan merasakan ketidakadilan dalam interaksi sosial. Ini bisa sangat merugikan, karena hubungan sosial yang kuat dapat memberikan dukungan emosional, kesempatan kolaborasi, dan kesempatan untuk membangun jejaring sosial.

Ketiga, sikap sombong juga dapat menciptakan lebih banyak kesalahan dan kegagalan. Sebaliknya, seseorang yang memiliki sikap rendah hati akan selalu mengakui keterbatasannya dan bersedia untuk belajar dari kesalahan. Orang yang rendah hati tidak malu untuk bertanya atau mencari tahu tentang sesuatu. Namun, orang sombong cenderung merasa, bahwa mereka tidak pernah salah dan tidak dapat menerima kegagalan dengan lapang dada. Akibatnya, orang sombong sering kali menemui kesulitan yang lebih besar, ketika mereka menghadapi tantangan atau rintangan dalam hidup.

Bagaimana cara kita mengatasi rasa sombong pada diri kita ?! Pertama-tama, kita harus sadar bahwa sombong bukanlah sifat yang positif. Kita perlu mengakui bahwa kita semua memiliki kelebihan dan kekurangan, dan tidak ada yang bisa dikatakan lebih baik daripada yang lain secara mutlak. Selanjutnya, kita perlu belajar untuk menghargai perspektif orang lain. Dunia ini beragam dan setiap individu memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda. Dengan cara itu, kita dapat menghentikan sikap sombong dan menjadi lebih terbuka untuk belajar dari orang lain.

Hal lain yang harus kita lakukan adalah mengembangkan sikap rendah hati. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Rendah hati berarti kita mengakui, bahwa kita tidak bisa tahu segalanya dan selalu ada ruang untuk belajar dan tumbuh. Kita harus selalu bersedia menerima saran dan kritik yang membangun, dan tidak takut untuk mengakui kesalahan kita. Dengan begitu, kita dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Jadi, percaya diri yang sehat adalah kunci untuk sukses, namun penting bagi kita untuk tidak melampaui batas, sehingga menjadi sombong. Kita harus mampu mengakui kemampuan dan kelemahan kita sendiri, serta menghargai dan melihat dari perspektif orang lain. Hidup adalah sebuah perjalanan dan tidak ada yang harus merasa lebih tinggi daripada yang lain. Bersikap rendah hati dan menghargai keunikan setiap individu adalah cara terbaik untuk mengembangkan diri kita dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

Percaya Diri Yang Overdosis 

Ketika kita berbicara tentang percaya diri, sering kali kita memuji orang-orang yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Kita menganggapnya sebagai seseorang yang kuat, penuh dengan keyakinan, dan siap menghadapi tantangan hidup. Namun, segala sesuatu yang berlebihan dapat menjadi berbahaya, termasuk dalam hal percaya diri. Ketika kepercayaan diri itu berlebihan atau menjadi ego yang membengkak, ia bisa berubah menjadi syirik kecil ?!

Syirik kecil adalah sikap atau keyakinan bahwa kita adalah pusat segalanya, bahwa kita adalah yang terbaik dan paling penting. Dalam pandangan Islam, Allah SWT adalah satu-satunya yang layak dan patut menjadi pusat segalanya. Membanggakan diri sendiri dan memandang rendah orang lain, meski hanya dalam skala kecil, adalah sebuah bentuk syirik. Ini berarti bahwa percaya diri yang overdosis adalah bentuk syirik kecil yang seharusnya kita sadari dan hindari.

Tentu saja, memiliki percaya diri yang sehat adalah penting dalam hidup. Ketika kita yakin pada kemampuan dan potensi kita, kita dapat mencapai hal-hal yang lebih besar dan mengatasi rintangan. Namun, ketika kepercayaan diri itu berubah menjadi kebanggaan dan keangkuhan yang berlebihan, kita melangkah melewati batas yang seharusnya dijaga ?!

Percaya diri yang overdosis justru akan menciptakan batasan dalam pikiran kita. Kita menjadi terpaku pada keyakinan kita, bahwa kita adalah yang terbaik dan tidak perlu belajar dari orang lain. Kita menolak masukan dan kritik konstruktif dari orang lain, karena kita merasa telah mencapai puncak, dan tidak ada yang bisa memberikan lebih banyak pengetahuan atau keahlian kepada kita. Hal ini adalah kekeliruan yang berbahaya. Sikap seperti ini hanya akan membuat diri kita tertinggal dan gagal mendapatkan potensi penuh diri kita sebagai manusia.

Selain itu, percaya diri yang overdosis juga merusak hubungan sosial dengan orang lain. Kita cenderung mengintimidasi dan mengabaikan perasaan orang lain, karena kita merasa lebih penting dan lebih baik daripada mereka. Kita mungkin merendahkan mereka dan tidak menghargai perspektif mereka. Seiring berjalannya waktu, orang-orang akan mulai menjauh dari kita dan menjaga jarak karena mereka merasa tidak dihargai. Ini akan merugikan kita sendiri dalam jangka panjang. Sebab, relasi sosial yang kuat adalah aset berharga dalam kehidupan kita.

Percaya diri yang sehat haruslah disertai dengan rendah hati. Rendah hati menunjukkan bahwa kita adalah manusia yang mau mengakui kelemahan dan batasan kita. Rendah hati akan memungkinkan kita untuk selalu belajar dan bertumbuh, serta menerima saran dan kritik konstruktif dari orang lain. Dalam Islam, rasulullah SAW mengajarkan pentingnya sikap rendah hati dan menerima, bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah karunia dari Allah SWT. Kita selalu berada dalam ketergantungan-Nya dan tidak ada yang bisa kita lakukan tanpa-Nya ?!

Oleh karena itu, apabila kita ingin mengatasi kecenderungan syirik kecil dan percaya diri yang overdosis, kita perlu melatih diri untuk menjadi rendah hati. Kita harus mengingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki, baik itu kemampuan, keindahan, atau harta, adalah karunia dari Allah SWT. Kita harus bersyukur dan menyadari, bahwa tidak ada yang abadi dalam hidup ini, termasuk kepercayaan diri yang berlebihan. Kita harus tetap rendah hati dan selalu mengingatkan diri kita bahwa ada orang lain di luar sana yang mungkin lebih baik dari kita dalam banyak hal.

Kita harus belajar untuk mendengarkan dan menghargai perspektif orang lain. Sikap terbuka terhadap pendapat orang lain dan mengakui bahwa kita tidak tahu segalanya akan membantu kita berkembang dan menjadi pribadi yang lebih baik. Kita harus menghilangkan rasa superioritas, dan selalu berusaha untuk belajar dari orang lain, baik itu dalam pengetahuan, keterampilan, atau nilai-nilai kehidupan.

Pada akhirnya, ternyata kita perlu menyadari bahwa percaya diri yang overdosis adalah bentuk syirik kecil yang bisa merusak kehidupan kita. Kita harus menjadi pribadi yang rendah hati dan menghargai keunikan dan kemampuan orang lain. Dalam pandangan Islam, Allah SWT adalah pusat segalanya. Kita harus meletakkan kepercayaan diri dalam konteks yang sehat dan tetap rendah hati. Hanya dengan begitu, kita bisa tumbuh sebagai individu yang lebih baik dan mencapai kesuksesan sejati dalam hidup ?! Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 23 Desember 2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun