Mohon tunggu...
Mbah Dharmodumadi
Mbah Dharmodumadi Mohon Tunggu... Dosen - Mbah Dharmodumadi / Wira Dharmadumadi Purwalodra adalah nama pena dari Muhammad Eko Purwanto

Simbah mung arep nulis, sa' karepe simbah wae, ojo mbok protes. Sing penting, saiki wacanen ning ojo mbok lebokke ning jero dodo, yooo ?!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meretas Kesederhanaan, Kesabaran, dan Kasih Sayang pada Diri Kita?

18 Oktober 2023   14:28 Diperbarui: 26 Oktober 2023   10:27 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dok. Pribadi.

Oleh. Mbah Dharmo Purwalodra

Hidup di era digital sekarang ini, kita sulit menjalaninya dengan kesederhanaan, kesabaran dan kasih sayang. Banyak sekali alasan mengapa kita sulit menjalaninya, antara lain : Pertama, pengaruh budaya konsumtif, dimana kita seringkali terdorong bertindak konsumstif dari keinginan kita yang tak terbatas. Budaya ini mengajarkan kita untuk terus memperoleh barang-barang baru dan mencari kepuasan secara instan. Hal ini akan membuat sulit kita, dalam menjaga kesederhanaan dalam hidup. Kedua, tekanan dan tuntutan hidup, dimana kita sering kali penuh dengan tekanan dan tuntutan yang tinggi. Kita sering merasa terburu-buru, bersaing tanpa etika, atau tidak dapat mengontrol situasi. Hal ini juga bisa membuat kita kehilangan kesabaran dan sulit menjaga ketenangan pikiran.

Selanjutnya, ketiga, ego dan kepentingan pribadi, dimana kita sebagai manusia, cenderung berfokus pada kepentingan diri sendiri, sehingga sulit untuk benar-benar peduli dengan orang lain atau mempertahankan kasih sayang yang tulus. Kemudian, keempat, kurangnya kesadaran diri, dimana kita sering kali terjebak dalam rutinitas sehari-hari yang membuat kita sulit untuk benar-benar menyadari pola pikir dan perilaku kita. Tanpa kesadaran diri yang cukup, kita akan sulit mengubah kebiasaan dan mengembangkan sifat kesederhanaan, kesabaran, dan kasih sayang.

Terakhir, kita tidak mampu mengelola emosi, dimana emosi yang tidak terkendali seperti kemarahan, kecemasan, atau ketakutan dapat membuat kita sulit menjaga kesederhanaan, kesabaran, dan kasih sayang. Kita seakan-akan terjebak dalam emosi negatif, sulit bagi kita untuk berpikir rasional dan bertindak dengan bijaksana.

Oleh karena itu, untuk menjaga kesederhanaan, kesabaran, dan kasih sayang, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran diri, mengendalikan ego dan kepentingan pribadi, serta mengelola emosi dengan baik. Hal ini membutuhkan latihan dan dedikasi yang konsisten, agar dapat membantu kita mencapai kehidupan yang lebih bahagia dan memuaskan.

Kesederhanaan 

Kesederhanaan adalah sikap, nilai, dan gaya hidup yang mengedepankan kebutuhan dasar dan mengurangi keinginan yang berlebihan. Ini melibatkan penghargaan terhadap hal-hal sederhana dalam hidup dan pemahaman bahwa kebahagiaan sejati tidak selalu terletak pada materi atau hal-hal yang canggih. Kesederhanaan adalah kebalikan dari hidup yang kompleks, mewah, dan berlebihan.

Kesederhanaan melibatkan kesadaran diri tentang apa yang penting dalam hidup dan mampu menghargai nilai-nilai inti, seperti: kesehatan, hubungan yang bermakna, dan kepuasan batin. Ini berarti menghindari godaan untuk terus memperoleh barang-barang material yang tidak penting dan menyederhanakan gaya hidup kita dengan fokus pada apa yang benar-benar diperlukan.

Melalui kesederhanaan, kita belajar untuk menilai sumber daya yang ada pada kita dan menghargai apa yang telah kita miliki. Ini melibatkan rasa syukur yang dijadikan sebagai gaya hidup. Kesederhanaan dimulai dari upaya mengurangi pemborosan dan konsumsi yang berlebihan, sehingga kita dapat hidup dalam batas yang wajar, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita.

Kesederhanaan juga mencakup pengelolaan waktu, energi, dan pemikiran. Hal ini berarti mengurangi stres dan kecemasan dengan mengarahkan perhatian kita pada hal-hal yang benar-benar penting, menghilangkan gangguan yang tidak perlu, dan fokus pada tugas-tugas yang benar-benar mempengaruhi hidup kita secara positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun