Mohon tunggu...
Mbah Dharmodumadi Purwalodra
Mbah Dharmodumadi Purwalodra Mohon Tunggu... Dosen - Mati sa'jroning urip iku kudu dilakoni, kanggo ngunduh kamulyan.

Simbah mung arep nulis, sa' karepe simbah wae, ojo mbok protes. Sing penting, saiki wacanen ning ojo mbok lebokke ning jero dodo, yooo ?!!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mencemasi Kesenangan dan Kesedihan, Yang Ada dalam Satu Rumah!

17 Oktober 2023   16:16 Diperbarui: 26 Oktober 2023   10:28 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana kita menyikapi rasa gelisah dan cemas tersebut bergantung pada perspektif kita. Kita dapat melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh atau sebagai hambatan yang menghambat pertumbuhan kita. 

Dalam menghadapi rasa gelisah dan cemas tersebut, kita perlu mencari ketenangan batin dan membangun kepekaan diri yang lebih dalam. Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa kesenangan dan kesedihan adalah aspek-aspek yang sementara dalam hidup kita, dan kita memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi rasa cemas dan gelisah yang timbul.

Jadi, pada akhirnya, gelisah dan cemas adalah perasaan alami yang muncul ketika kita berinteraksi dengan kesenangan dan kesedihan dalam hidup kita. Kita harus belajar menyikapinya dengan bijaksana dan menerima adanya dualitas ini sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Menyadari bahwa kedua aspek tersebut saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain, kita dapat menemukan kedamaian dan kebijaksanaan dalam memandang kesenangan dan kesedihan sebagai satu kesatuan integral dalam perjalanan hidup kita ?!. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi 17 Oktober 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun