Perjalanan hidup tidak hanya tentang mencari kebahagiaan semata, tetapi juga bagaimana kita menyadari dan menerima kesedihan sebagai bagian integral dalam hidup kita. Kesenangan mengajarkan kita untuk bersyukur dan mensyukuri hidup yang indah ini, sementara kesedihan mengajarkan kita untuk sabar, berkembang, dan belajar dalam keadaan sulit !?
Dalam filsafat hidup, sejalan dengan gagasan Yin dan Yang dari filosofi Tiongkok kuno, kesenangan dan kesedihan harus dianggap sebagai dua aspek yang bersatu dalam kehidupan manusia. Keduanya adalah bagian dari perjalanan hidup kita yang patut dihargai dan diterima. Kita tidak bisa memilih dan memisahkan hanya apa yang kita anggap menyenangkan atau menyedihkan. Kedua aspek ini saling melengkapi dan menciptakan ikatan yang mendalam dengan kehidupan yang penuh makna.
Mengabdikan diri untuk mencari kesenangan semata akan mengakibatkan kepahitan yang mendalam. Kesenangan material yang diperoleh dari dunia luar tidak akan pernah cukup. Sebaliknya, jika kita terus-menerus menghindari kesedihan, kita akan kehilangan peluang berharga untuk belajar dan menggali potensi diri kita yang sejati ?!
Oleh karena itu, sebagai manusia yang berpikir, kita perlu memahami bahwa kesenangan dan kesedihan adalah dua aspek hidup yang tak terpisahkan. Menerima dengan bijak, bahwa kesenangan dan kesedihan adalah bagian penting dalam hidup kita adalah kunci untuk menjalani hidup yang penuh makna. Kita harus belajar menghargai kesenangan saat hadir dan meresapi kesedihan dengan bijak saat itu muncul. Maka hanya dari situlah kita dapat mencapai keseimbangan dan kedamaian dalam hidup kita ?!
Menyikapi Rasa GelisahÂ
Dalam kehidupan ini, seringkali kita merasakan gelisah dan cemas terhadap kedua sisi koin kehidupan, yaitu: kesenangan dan kesedihan. Rasa gelisah itu seolah merasuki diri kita ketika kita takut kehilangan kesenangan yang kita nikmati, atau ketika kita harus menghadapi kesedihan yang tak terelakkan lagi. Namun, kita perlu menyadari bahwa rasa gelisah dan cemas terhadap kedua aspek ini adalah perasaan yang alami, yang perlu kita hadapi dengan bijak dan sabar.
Dalam prosesnya, kita sering kali menjadi terikat pada kesenangan dan merasa cemas akan hilangnya kenikmatan tersebut. Rasa gelisah yang timbul ketika kita merasakan kesenangan bisa terjadi, karena kita terlalu bergantung pada materi atau hal-hal lahiriah dalam hidup kita. Kita merasa terancam ketika kesenangan tersebut terancam atau tidak tercapai.Â
Ketakutan kita akan kehilangan kesenangan itu mengakibatkan rasa cemas yang tak terkendali ?! Dalam hal ini, kita perlu menyadari bahwa kesenangan bisa datang dan pergi, dan kita tidak boleh terlalu bergantung padanya. Kita harus menerima bahwa kesenangan adalah sekadar pelengkap dalam hidup kita dan bukan tujuan akhir !?
Rasa cemas kita terhadap kesedihan bisa memblokir kita untuk belajar dari pengalaman-pengalaman hidup dan tumbuh sebagai individu yang lebih kuat dan bijaksana. Kita perlu mengerti bahwa kesedihan adalah bagian alami dari perjalanan hidup dan bisa menjadi pengingat tentang keserbagunaan emosi yang dimiliki manusia. Dalam menghadapi kesedihan, kita perlu membenamkan diri dalam rasa sedih tersebut dengan bijak dan bukan berusaha melarikannya.
Kita perlu mampu menyikapi rasa gelisah dan cemas terhadap kedua aspek ini. Kesenangan dan kesedihan tidak dapat dihindari dalam hidup. Keduanya adalah bagian integratif dari pengalaman manusia. Jika kita terlalu terikat pada kesenangan, kita akan merasa kesulitan ketika kesenangan itu hilang. Jika kita terus-menerus menghindari kesedihan, kita akan berusaha memblokir diri dari perkembangan dan pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan itu sendiri.
Kita harus belajar menerima bahwa rasa gelisah dan cemas terhadap kesenangan dan kesedihan adalah perasaan yang normal dan alami. Perasaan ini adalah pengingat bahwa hidup adalah permainan dualitas. Kesenangan dan kesedihan saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Kesenangan memberikan kesan lebih pada kesedihan, dan kesedihan menjadi fondasi untuk memahami esensi kesenangan ?!