Oleh. Mbah Dharmo Purwalodra
Kondisi politik saat ini, baik secara nasional maupun regional, telah banyak memberi kontribusi terhadap kondisi psikologis masyarakat di Indonesia. Pergantian koalisi dan perubahan poros kekuatan antar partai politik menjadi perhatian, bukan hanya dari pengamat politik saja, tetapi juga mempengaruhi rakyat jelata yang wawasan politiknya terlanjur mendunia?! Bukan hanya pimpinan partai, tetapi juga para caleg yang sedang mencari jalan untuk mendapatkan dana-dana untuk cetak spanduk dan brosur, atau biaya ngupi-ngupi di rumah tetangga.
Kondisi politik para caleg (calon legislatif) yang saat ini sedang gamang menentukan sikap, karena partai yang ada di pusatnya juga belum punya pendirian, mana presiden dan wakil presiden yang bakal diusung !!!. Mungkin juga tidak banyak yang tahu kalo istri-istri atau suami-suami para caleg, juga sedang risau dengan biaya sosialisasi dan kampanye yang siap-siap terjun bebas dari semua saku baju, celana atau semua isi lemarinya ?! Dalam kondisi seperti ini, banyak caleg mengalami gangguan Narcissistic Personality Disorder (NPD)
Narcissistic Personality Disorder (NPD) merupakan gangguan kepribadian yang ditandai oleh perasaan yang berlebihan terhadap diri sendiri, kebutuhan akan perhatian yang terus-menerus, pemikiran yang berlebihan mengenai keberhasilan pribadi, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Orang dengan gangguan NPD ini cenderung memiliki harga diri yang sangat tinggi dan merasa superior atau istimewa. Mereka memiliki keyakinan kuat, bahwa mereka lebih baik daripada orang lain dan berharap orang lain mengakui dan menghargai kehebatan mereka. Penderita NPD juga seringkali kurang mampu mengatasi kritik atau kegagalan, dan sering mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan interpersonal yang sehat.
Narcissistic Personality Disorder (NPD) bukanlah gangguan kepribadian yang ditemukan oleh seseorang atau penemu tunggal. NPD adalah klasifikasi yang terdaftar dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA). DSM menjelaskan kriteria dan deskripsi dari berbagai gangguan mental, termasuk NPD.
NPD pertama kali diakui sebagai gangguan jiwa oleh Freud pada awal abad ke-20, tetapi istilah "Narcissistic Personality Disorder" tidak muncul sampai DSM-III pada tahun 1980. Sejak itu, DSM mengalami beberapa revisi dan NPD tetap menjadi bagian dari daftar gangguan kepribadian. Pengakuan dan identifikasi NPD sebagai gangguan kepribadian oleh para ahli dan penyusun DSM melibatkan kolaborasi, konsensus, dan tinjauan yang melibatkan banyak peneliti, psikiater, psikolog, dan profesional kesehatan mental lainnya.
Faktor-faktor Yang Berperan
Narcissistic Personality Disorder (NPD) belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa faktor yang dapat berperan dalam perkembangan NPD ini, meliputi:
- Faktor genetik. Mempunyai anggota keluarga dekat (misalnya, orang tua) dengan NPD atau gangguan kepribadian lainnya dapat meningkatkan risiko seseorang juga mengalami NPD.
- Faktor lingkungan. Lingkungan tumbuh-kembang yang tidak sehat juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan NPD. Misalnya, tekanan berlebihan untuk berhasil, mendapatkan pujian yang berlebihan atau tidak adanya batasan dalam memberikan pujian, atau pengabaian emosional yang konstan dapat berdampak pada perkembangan NPD.
- Trauma atau penipuan emosional. Pengalaman traumatis seperti: pelecehan fisik atau emosional, penipuan, atau pengkhianatan dapat mempengaruhi perkembangan individu dan berkontribusi pada perkembangan NPD.
- Faktor kepribadian. Beberapa teori menyatakan bahwa faktor kepribadian seperti kecenderungan memiliki rasa inferioritas atau rendah diri yang dalam, dan kebutuhan yang kuat untuk pengakuan dan perhatian juga dapat berperan dalam perkembangan NPD.
Perlu dicatat bahwa tidak satu faktor tunggal yang dapat disebut sebagai penyebab pasti NPD. Lebih sering, perkembangan NPD adalah hasil dari kombinasi faktor-faktor tersebut.
Solusi dan PenyembuhanÂ
Mengatasi Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah proses yang kompleks dan membutuhkan dukungan profesional. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan NPD ini, antara lain:
- Terapi psikologis. Terapi psikologis seperti terapi kognitif perilaku atau terapi psikodinamik dapat membantu individu dengan NPD untuk memahami pola-pola pikir dan perilaku yang tidak sehat, mengubah pola pikir yang merugikan, dan mengembangkan keterampilan emosional yang sehat.
- Terapi kelompok. Bergabung dengan kelompok dukungan atau terapi kelompok dapat memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain yang mengalami masalah yang serupa dan membangun keterampilan sosialnya.
- Membangun empati. Individu dengan NPD seringkali memiliki kesulitan memahami dan merasakan emosi orang lain. Membangun empati melalui terapi dan latihan sosial dapat membantu meningkatkan kemampuan dalam berhubungan dengan orang lain.
- Memperbaiki hubungan interpersonal. Mencari dukungan dari orang terdekat, seperti anggota keluarga atau teman yang dapat memberikan umpan balik yang jujur dan perhatian yang sehat, dapat membantu individu dengan NPD mengatasi kesulitan dalam hubungan interpersonal.
- Mengenali dan mengatasi kebutuhan batin yang lebih dalam. Explorasi kebutuhan batin yang mendasari, seperti: rasa inferioritas atau rendah diri yang dalam, dan belajar mengatasinya secara sehat merupakan langkah penting dalam mengatasi NPD.
- Menghindari narcisstic supply. Hindari mencari pengakuan dan pujian yang berlebihan untuk memperkuat harga diri. Belajar menginternalisasi nilai-nilai yang sehat dan mencari kepuasan dari pencapaian pribadi yang layak.
Pola Perilaku NPD
Orang-orang yang mengalami Narcissistic Personality Disorder (NPD) memiliki ciri-ciri dan pola perilaku tertentu yang seringkali dapat terlihat dalam berbagai aspek kehidupan. Beberapa tanda umum NPD, yaitu:
- Kelebihan kepentingan terhadap diri sendiri. Penderita NPD seringkali memiliki pandangan yang berlebihan terhadap diri sendiri dan merasa dirinya istimewa, superior, atau unik dibandingkan orang lain.
- Fantasi tentang kebesaran. Mereka cenderung memiliki fantasi atau imajinasi yang berlebihan mengenai keberhasilan, kekuasaan, kecantikan, atau prestasi mereka, dengan keyakinan yang kuat bahwa mereka adalah yang terbaik dalam berbagai hal.
- Haus akan pujian dan perhatian yang berlebihan. Penderita NPD merasa membutuhkan pujian dan perhatian dari orang lain secara terus-menerus. Mereka mencari pengakuan dan pembenaran untuk meningkatkan harga diri mereka.
- Kurang empati. Mereka seringkali memiliki kurangnya kemampuan atau minat untuk memahami atau merasakan emosi orang lain. Mereka cenderung bersikap egois dan tidak sensitif terhadap kebutuhan atau perasaan orang lain.
- Perasaan terhadap hak istimewa. Penderita NPD cenderung merasa berhak untuk mendapatkan perlakuan khusus atau keistimewaan yang tidak adil, tanpa memperhatikan kepentingan orang lain.
- Kesulitan mengatasi kritik atau kegagalan. Mereka tidak mampu menerima kritik atau mengakui kegagalan, dan cenderung meluapkan kemarahan atau memperlihatkan perilaku manipulatif jika mereka merasa terancam atau dihadapkan pada kenyataan yang tidak sejalan dengan pandangan mereka tentang diri sendiri.
Jadi, ternyata kondisi politik saat ini, cukup berpengaruh pada gejala Narcissistic Personality Disorder (NPD) masyarakat kita. Hal ini, tentu menjadi persoalan tersendiri bagi individu-individu yang terlanjur mengalaminya. Semoga kita tepat menyadari kondisi diri kita sendiri dan lingkungan disekitar kita ?! Â Wallahu A'lamu Bishshawab.
Bekasi, 14 Oktober 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H