Mohon tunggu...
Mbah Dharmodumadi
Mbah Dharmodumadi Mohon Tunggu... Dosen - Mbah Dharmodumadi / Wira Dharmadumadi Purwalodra adalah nama pena dari Muhammad Eko Purwanto

Simbah mung arep nulis, sa' karepe simbah wae, ojo mbok protes. Sing penting, saiki wacanen ning ojo mbok lebokke ning jero dodo, yooo ?!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beneran, Sakitnya tuh di Sini!

26 Juli 2023   23:15 Diperbarui: 26 Oktober 2023   10:40 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa Rendah Diri. Orang-orang yang selalu menyakiti orang lain mungkin berusaha meningkatkan rasa rendah dirinya, dengan merasa lebih kuat atau superior dengan merendahkan orang lain. Mereka menggunakan kekuatan negatif untuk mengatasi perasaan tidak berdaya, atawa rendah diri yang mereka rasakan. Dalam prosesnya, orang-orang ini mengembangkan kemampuan mereka untuk melukai orang lain, dengan kata-kata tajam atau tindakan yang merendahkan.

Kontrol dan Manipulasi. Orang-orang yang selalu menyakiti orang lain sering menggunakan kontrol dan manipulasi, sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan mereka atas orang lain. Mereka menganggap orang lain sebagai objek yang bisa dimanfaatkan, seperti: boneka dalam tangan mereka. Dengan menggunakan kata-kata yang menusuk dan perilaku yang memaksa, mereka berusaha mengendalikan orang lain dan mengesampingkan keinginan dan kepentingan mereka sendiri.

Kurangnya Empati dan Rasa Tanggung Jawab. Orang-orang yang selalu menyakiti orang lain rentan terhadap cedera dan kepeduliannya sangat buruk terhadap perasaan orang lain. Yang jelas, orang-orang ini tidak memiliki empati dan rasa tanggung jawab babar blash !!! Mereka cenderung menyalahkan orang lain atawa meniadakan kejadian yang telah mereka ciptakan, dan sebaiknya kita menjaga jarak dari dampak negatif yang mungkin mereka timbulkan. 

Okeeehh, meskipun sulit bagi kita untuk memahami dan menerima perilaku mereka, namun kita juga perlu menyadari, bahwa karakter orang yang selalu menyakiti orang lain, berakar dari berbagai faktor yang kompleks. 

Tentunya, kita tidak bisa membenarkan tindakan buruk yang dilakukannya. Tetapi memahami latar belakang mereka, mungkin kita dapat membantu memahami sumber penderitaan mereka yang sebenarnya. 

Sangat penting untuk menjaga jarak yang sehat dari orang-orang semacam ini, lalu kita memilih teman-teman yang memiliki energi yang positif dan produktif dalam hidup kita. Mantaaafff .. ?

Anatomi Sakit Gigi !!! .. Eh, Sakit Hati.

Sakit hati, merupakan emosi yang tidak asing bagi kita. Terkadang, kita harus menghadapi kekecewaan, pengkhianatan, atau penolakan yang menyebabkan hati kita terluka. Sakitnya sakit hati adalah perasaan yang sulit dihindari saat kita menjalin hubungan dengan orang lain, terutama ketika harapan kita tidak terpenuhi.

Sakit hati bisa datang dari berbagai sumber, seperti cinta yang gagal, persahabatan yang terkhianati, atau kehilangan seseorang yang kita cintai. Parahnya lagi, sakit hati tidak hanya mempengaruhi perasaan kita, melainkan juga kesehatan fisik kita. Rasa sakit yang dalam bisa menyebabkan perubahan suasana hati, gangguan tidur, hilangnya nafsu makan, bahkan masalah yang lebih serius seperti depresi. Sumpah, beneran .. !!!

Namun, meski sakit hati adalah bagian alami dari kehidupan, bukan berarti kita harus menjalaninya dengan penuh penderitaan. Itulah sebabnya kita jangan sampe go-blog2 amat?! Nich, ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan, untuk mengurangi rasa sakit hati dan memulihkan diri dari duri-duri yang menusuk sanubari ?!

Pertama, kita harus memberikan diri kita waktu untuk merasa sedih dan terluka. Tidak ada yang salah dengan merasakan emosi tersebut, karena itu adalah bagian dari proses penyembuhan. Menangis atau mengungkapkan perasaan melalui tulisan kayak gini !!!, juga bisa membantu melepaskan beban di hati. Sweeerrr ... !?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun