Rasa sakit tak bisa lenyap. Kita hanya bisa bisa mengubah hubungan kita dengan rasa sakit tersebut. Kita perlu memisahkan diri kita dengan rasa sakit itu sendiri, apalagi sakit hati yang tak kasat mata itu?! Hal ini bisa kita lakukan, jika kita memahami keberadaan kita sebagai manusia. Kita bukanlah tubuh fisik ini, bahkan kita bukan pikiran dan rasa sakit itu. Kita adalah makluk spiritual, yang terpisah antara pikiran (mind), tubuh fisik (body) dan jiwa (soul).Ketika kita melihat rasa sakit sebagai bagian dari pengalaman hidup manusiawi, maka rasa sakit itu tidak lagi menganggu. Ia sama netralnya, seperti pengalaman-pengalaman lain di dalam hidup kita, misalnya menggaruk kulit kepala yang gatal.
Akhirnya, kita bisa melihat rasa sakit sebagaimana adanya, ketika kita melatih pikiran kita. Karena pikiran kita ternyata bisa dilatih, bahkan bisa kita kritisi. Ketika ia disadari sebagai kosong dan sementara, maka kita lalu menyentuh dimensi yang lebih dalam dari pikiran, yakni dimensi kesadaran. Di sinilah, kita semua menjadi jelas sebagaimana adanya, tanpa diliputi atawa dililit apapun !!! Lantas, kita akan berada diatas rasa sakit itu sendiri !?? Wallahu A'lamu Bishshawwab.
Bekasi, 30 September 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H