Mohon tunggu...
Mba Adhe Retno
Mba Adhe Retno Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah Tangga

http://retnohartati.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Puasa sebagai Latihan Silahturahmi Tanpa Sentuhan Fisik Saat Idulfitri

20 Mei 2020   18:25 Diperbarui: 21 Mei 2020   07:31 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian Selatan Jakarta | Mungkin anda sama dengan saya, yang sekarang ini menjalankan proses pengosongan diri melalui Puasa dan Berpuasa. Kali ini, berpuasa tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang diiringi dengan acara Buka Puasa Bersama, sembil kumpul dengan anggota komunitas, teman, sanak, dan lain sebagainya. Sehingga, puasa seakan sendiri dan menyendiri, walau di sekitar ada juga yang sama-sama berpuasa; juga tak ada kumpul bersama, sambil bercerita dan belanja ini itu. Memang, saat hari-hari awal puasa ada sedikit canggung, namuan kemudian menjadi biasa dan terbiasa.

Terbiasa dengan saat Sahur, ada jarak dan tidak berdekatan; waktu buka, juga sama, makan samnbil berjauahan walau pada meja atau ruang yang sama. Bahkan, di tempat kerja pun, membangun jarak agar tidak terjadi kontak fisik. Semuanya, karena Covid-19.

Mungkin saja, nanti, pada waktu Idul Fitri, terjadi Silahturami dengan sesama namun dilakukan dengan jarak tertentu. Saya belum bisa membayangkan peristiwa tersebut. Sebab, jika jadi mudik, maka saat Lebaran pasti ada sungkem sambil mencium tangan orang tua. Lalu, jika ada Pembatasan, maka hal seperti itu, tidak mungkin terjadi. Dan,  masih banyak hal lagi yang bakalan tak dilakukan.

Dengan demikian, maka saat Puasa, seperti sekarang ini, bisa sebagai pelatihan dan latihan; latihan membuat jarak, menulis kata-kata, serta membangun dan berlatih bahasa tubuh. Agar pada saat Lebaran nanti, dengan bahasa kata dan tubuh, orang lain melihat dan memahami bahwa, "Kita ada dan datang, untuk silahturahmi, melepas rindu, serta saling memaafkan," atau "Aku datang untuk saling memaafkan," dan lain sebagainya; serta dengan kehadiran itu, walau dengan jarak tertentu, tidak kaku atau pun canggung, semuanya tetap akrab, penuh cinta dan kasih sayang.

Selain itu, saat Berpuasa ini, juga menjadi upaya mempergiat doa dan permohonan ke Sang Kuasa agar memperkuat orang-orang yang bekerja keras untuk merawat dan mengobati mereka yang terinfeksi Covid-19; dan lebih dari itu, memunculkan kesadaran masyarakat agar menjadi bagian dari usaha-usaha memberantas Covid-19, termasuk tidak mudik.

Mari Melawan Covid-19

MAR - Jakarta Selatan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun