Jika Risma jadi berhenti (dengan paksa) dan undurkan diri, maka itu berarti ia menyerah karena sebagai perempuan yang hanya dan harus menerima keadaan, dan tanpa bisa menolak sikon yang menjepitnya.
Apakah seperti itukah nasib perempuan yang memimpin dan pemempin perempuan!? Haruskah ia melewati tembok-tembok yang terlihat; tembok-tembok besar yang tak telihat lebih mengekang, menakutkan, dan membatasi kebebasan gerak dan lain sebagainya.
Tapi .... seperti itukah!? Kita perlu bertanya kepada Tri Rismaharini, dan membiarkan ia menjawabnya
retnohartati.8m.net
RENCANA Walikota Surabaya, Tri Rismaharini tidak hanya menggelitik hati warganya saja, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) pun tak rela.
“Kalau menurut saya, sebaiknya Bu Risma jangan mengundurkan diri sebagai Walikota Surabaya. Namanya orang politik pasti diserang,” tutur Ahok di Gedung DPD, Jakarta (18/2/2014).
Menurut Ahok, tak ada kesalahan apapun yang dilakukan Risma sehingga dirinya harus mundur. Ahok meminta agar Risma menerjang segala masalah di hadapannya.
“Saya tidak lihat kesalahan beliau di mana. Kalau mundur malah orang pikir melarikan diri. Hadapi saja!,” tegas Ahok.
Risma diisukan mengundurkan diri menyusul ditetapkannya Wisnu Sakti Buana sebagai Wakil Walikota Surabaya, tanpa persetujuan darinya.
Selain itu, niatan Risma untuk mengundurkan diri juga timbul dari masalah yang menekan Risma adalah pembangunan jalan tol dalam kota dan tol lingkar luar kota Surabaya.
Pembangunan tol lingkar luar kota Surabaya itu ditolak oleh Risma, tapi disetujui Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Perbedaan pendapat dilihat Tjahjo karena keduanya berbeda partai.P - See more at: http://politik.pelitaonline.com/news/2014/02/18/risma-walikota-surabaya-berniat-mundur-ahok-bilang-%E2%80%98jangan%E2%80%99#.UwV6Ws6lIfw
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H