Ini adalah salah satu momen tak terlupakan oleh rombongan yang mengikuti kunjungan Presiden Ri, Jokowi dan Ibu ke Nusa Tenggara Timur.
Helikopter TNI-AU membawa Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana dari Bandara El Tari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) menuju Atambua, daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste. Blusukan ke loket-loket pelayanan itu dimulai dari pagi hingga sore hari.
Ketika matahari semakin terik dan waktu telah menunjukkan pukul 14.00 WITA, Jokowi tetap sibuk blusukan ke beberapa loket pelayanan, yakni imigrasi, karantina, bea cukai, dan kepolisian.
Melihat Presiden ke-7 RI itu lupa waktu, Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengingatkan bahwa rombongan sejak tadi pagi tak pernah berhenti beristirahat. Mendengar itu, Presiden Jokowi pun menepok jidat, dan berkata "Waduh. Lupa saya. Hehe," [Sementara rombongan yang "tak tahan lapar," menyingkir ke tempat sepi untuk menahan lapar dengan bekal yang dibawa dari rumah].
Rombongam berangkat menuju Kupang, dengan 3 helikopter yang membawa rombongan kepresidenan itu lepas landas menuju Bandara El Tari Kupang. Tiba di landasan udara, Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana, Gubernur NTT, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menteri Perindustrian Saleh Husin, serta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono langsung meluncur ke restoran untuk santap siang sekaligus sore.
Tapi, bukan itu yang menjadi perhatian saya, melainkan tampilan Ibu Iriana yang "ayu, kekar, berisi;" ia dengan sigap mengikuti langkah cepat Sang Presiden; dari tampilannya tak nampak wajah kelelahan serta menyimpan kebosanan dan kekakuan seorang istri pejabat.
Kali ini, Ibu Iriana tampil seperti dosen muda yang mendampingi mahasiswa yang KKN atau bahkan bagaikan salah satu mahasiswa yang diajak berkeliling di desa atau pedesaan. Tampil dengan rambut lepas, baju kuning, celana bahan, dan tas yang diselempang. Betul-betul tampil beda, sehingga bisa bergerak dengan cepat, lincah, serta tak ketinggalan dari langkah-langkah kaki Presiden.