KRI Nanggala 402, Â dikenal juga sebagai Nanggala II, yang merupakan kapal selam kedua dalam jenis kapal selam kelas Cakra Tipe 209/1300. KRI Nanggala berada di bawah kendali Satuan Kapal Selam Komando Armada RI Kawasan Timur. KRI Nanggala di beli oleh pemerintah Republik Indonesia pada 2 April 1977. Kapal ini dibuat bulan Maret 1978, dan diluncurkan pada 10 september 1980.
KRI Nanggala hilang kontak pada 21 April 2021, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melaporkan bahwa KRI Nanggala hilang kontak setelah melakukan latihan penembakan torpedo di Laut Bali. KRI Nanggala meminta persetujuan pada pukul 03.00 WIB untuk melakukan penyelaman dan penembakan torpedo, dan pada pukul 04.00 WIB KRI Nanggala masuk pada tahap penggenaan tabung torpedo. Komunikasi terakhir dilakukan pada pukul 04.25 WIB ketika komandan gugus latihan memberikan otoritas kepada Nanggala melakukan penembakan torpedo. Tjahjanto mengatakan bahwa 04.30 KRI Nanggala telah hilang kontak. KRI Nanggala membawa 53 awak yang terdiri dari 49 awak, 1 komandan, dan 3 spesialis senjata.
 Juru bicara TNI AL, Laksamana Pertama Julius Widjojono mengumumkan bahwa 3 kapal perang yaitu KRI  Diponegoro, KRI Raden Eddy Martadinata, dan KRI I Gusti Ngurah Rai beserta dengan tim penyelam telah dikerahkan untuk mencari keberadaan KRI Nanggala yang hilang. Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa pemerintah Singapura, Australia, dan India telah merespon permintaan bantuan yang dikirimkan oleh Pemerintah Indonesia. Angkatan laut Singapura mengerahkan kapal MV Swift Rescue, Angkatan Laut Malaysia mengerahkan kapal MV Mega Bakti. Hingga 22 April TNI AL telah mengerahkan 6 kapal menuju area pencarian. Kapal-kapal tersebut adalah KRI Dr. Soeharso, KRI Hasan Basri, KRI Satsuin Tubun. KRI Singa, KRI Hiu dan KRI Layang. Yudo Margono mengatakan bahwa ada 3 kapal selam, 5 pesawat, dan 21 kapal perang telah dikerahkan menuju area pencarian KRI Nanggala.
Pada pukul 07.00 WIB, pemantauan udara telah menemukan tumpahan oli di sekitar area terduga hilangnya KRI Nanggala. Pada 24 April 2021 TNI AL mengumumkan bahwa KRI Nanggala dinyatakan tenggelam, karena telah ditemukannya puing-puing berupa pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, pelumas periskop, dan alat shalat. Tanggal 25 April 2021, TNI AL menyatakan bahwa 53 awak yang berada di KRI Nanggala dinyatakan telah gugur. Pencarian yang dilakukan oleh KRI Rigel menunjukkan bahwa bagian kapal selam, yaitu kemudi vertikel belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, dan baju keselamatan awak kapal MK11. ROV dan MV Swift Rescue mendapatkan kontak visual bangkai kapal dana menemukannya dalam 3 bagian. Pada 27 April 2021, Kepala Staff Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan bahwa TNI akan melibatkan SKK Migas untuk mengangkat badan kapal KRI Nanggala. SKK Migas dilibatkan karena memiliki kemampuan di bidang pengeksplorasian minyak dan gas bumi lepas pantai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H