Mohon tunggu...
Muklis B Rackman
Muklis B Rackman Mohon Tunggu... -

Nikmatnya hidup itu karena bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nikmatnya Hidup Itu karena Syukur

2 Mei 2012   19:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:49 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjalani hidup dan kehidupan itu bagaikan roda yang selalu berputar, kadang berada di atas dengan segala kemewahan dan kesenangan, apapun yang kita inginkan selalu ada, itu berlaku saat kita berada di atas, namun apa jadinya ketika musibah atau bencana itu datang menghampiri ?sesungguhnya semua akan kembali padaNya, jika kita sedang berada di bawah, jangan pernah mengeluh dengan segala kekurangan dan kesusahan yang sedang dihadapi, yang perlu dilakukan adalah berikhtiar dan berdo'a

sahabat kompasiana, ingatkah kita kita ketika sedang berada di roda atas ?, dengan segala kemewahan dan kemudahan ? ingatkah kita terhadap saudara-saudara kita yang menderita diluar sana?, mungkin hanya segelintir saja yang ingat terhadap mereka, dan sekian banyak yang lupa dan mengabaikanya, sungguh dalam harta kita ada harta mereka juga.

kebanyakan orang dekat dengan Tuhan Nya ketika mereka berada dalam keadaan yang sulit dan tertimpa musibah, namun ketika mereka senang, tak sedikitpun mereka ingat dengan Tuhan Nya, ketika mereka berada dalam posisi yang sulit, disaat itulah mereka menengadahkan tangan memohon dan berdo'a kepada Tuhan Nya. hmmmm itulah manusia,

sungguh nikamatnya hidup itu karena bersyukur kehadirat Nya, dan bersyukur itu tak perlu menunggu nikmat itu datang, tapi bersyukurlah ketika nikmat itu belum datang, itu yang harus kita lakukan

marilah kita selalu bersyukur ketika kita berada di atas dan berada di bawah, karena jika kita bersyukur dengan nikmat yang telah Tuhan berikan, maka akan di tambah nimat bagi kita, namun jika kita mengkufuri nikmat yang Tuhan berikan, sesungguhnya azab Nya teramat pedih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun