2. Alasan tidak sesuai dengan ajaran agama tertentu, itu sebuah keniscayaan, sampai kapan pun juga akan ada perbedaan karena sumber ide dasar pembuatannya juga berbeda. Bijak sajalah menyikapinya, kalau mau ekstrim ya larang anak-anak nonton filem "religi" agama lain, kalau anak-anak sudah nonton dan menanyakan kenapa beda, ya dijawab saja menurut sudut pandang agama yg dianut dengan PROPORSIONAL dan obyektif, kecuali memang mau menabur bibit kebencian kepada anak2 seputih kapas, itu lain perkara.
3. Seperti aku katakan di atas, ketiga agama samawi memiliki benang merah dan ada kesamaan dalam penceritaan RasulNya. JANGAN takut untuk memberikan informasi ini, disertai penjelasan "yang benar" menurut sudut pandang agama masing-masing, menurutku itu cukup bisa diterima oleh anak-anak sekarang yang semakin cerdas. Dan ketakutan tentang filem dapat mempengaruhi keyakinan/keimanan menurutku bisa diatasi.
4. MENEMPATKAN filem sebagai tontonan saja, jangan dianggap sebagai tuntunan. Toh banyak orang yang nonton filem karena alasan spesial efeknya bagus, bintangnya cakep, cantik dll. Kecerdasan individu dalam memilah mana yang tuntunan dan tontonan memang pengaruh besar dalam menyikapinya. Kalau merasa bahwa jika nonton filem itu akan terpengaruh atau tergoncang keyakinannya, ya jangan nonton lah, dan gak perlu bawa pentungan untuk mempernaguhi orang lain supaya ikutan gak nonton. Mungkin tingkat keimanan mereka lebih stabil daripada yang bawa pentungan itu. Simpel.
5. Penonton filem sekarang lebih terseleksi dan lebih selektif. Karena untuk nonton di bioskop harga tiketnya mahal dan gak semua orang suka dengan filem yang sedang diputar walaupun itu digembar-gemborkan box office.
6. DILARANG masuk ke bioskop tapi tetep bisa download atau nonton lewat streaming di internet.
Hmmmh, yah inilah sekadar uneg-uneg aja.
Gak setuju ya silakan, sepakat ya monggo. Semua sudah pandai, kecuali beberapa gelintir orang saja (tapi celakanya oknum itu pegang kekuasaan untuk menentukan keputusan!)
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H