Hai bemby, lama tak bertepuk tangan ku dengan wajahmu
Apa yang kulewatkan darimu teman??
Kau masih putih walau memudar
Waktu kini, tak seharap waktu lalu.. Waktu ini aku dibuang,
Dibuang dengan isi tenggorokan nya.. Ya mungkin dia butuh wadah melukis hati
Bemby, ketahuilah hanya di depanmu aq menjadi wanita dengan hatiku (karna tawa tak mungkin kau ungkap)
Berpikir nanti, berpikir kini.. Aku masih mencari dengan benang apa si penyulam janji memenuhi nya??
Dengan suluh apa sang timur selalu membakar tiap pagi??
Yang pasti, hatiku biru..
Dan Bemby masih tembok kamarku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H