Orang jawa bilang pagar yang paling kokoh dan kuat adalah tetangga sekitar. memang benar pulisi pengayom masyarakat, tetapi bukankah tetangga terdekat adalah orang paling cepat dan tanggap ketika diajak sambatan (gotong royong). sementara pak pulisi menunggu laporan...beruntunglah orang orang seperti saya bertetangga dengan pulisi, bisa diajak sambatan dan tidak perlu laporan...hahahahha
suatu saat barangkali kita mengenal tetangga rumah kita dari pertemanan di jejaring sosial.."oooo....ternyata kita sebelahan rumah yaa" atau paling menyakitkan adalah mengetahui si mantan diembat sama teman dekat...tragis bukan..semoga tidak terjadi pada diri anda...hihihihihi
bukannya lari dari teknologi atau benci kemajuan, tetapi ketersingan dari lingkungan sekitar bukanlah hal yang lumrah. ketika sentuhan tangan berubah menjadi keyboard-keyboard layar sentuh berjalan, kotak ajaib kecil berukuran 5 inch begitu menguras fokus pandangan, keluarga hanyalah orang lain yang tinggal se atap, tetangga hanyalah orang yang berdekatan rumah dan rengekan anak tetangga adalah sebuah kebisingan luar biasa. lalu, kemana suara gelak tawa yang dulu memenuhi ruang ruang tunggu. yahhh....lambat laun "kita" tidaklah ada, yang ada tinggal "aku"
melihat deretan orang orang duduk menunggu antrian, sementara semua mata terfokus ke kotak ajaib berukuran 5inch. mulut mulut itu begitu terkunci rapat rapat, terkadang senyuman kecil keluar dari mulut itu. tetapi bukan kepada sampingnya, apalagi ke pada saya...hihihihi ruangan yang sempit itu begitu hening.,.seorang bapak nampak gelisah dari tempat duduknya. Terlihat sekali ia ingin mengajak ngobrol sampingnya, tetapi ahhh...sepertinya takut menganggu ke khusyukan orang itu dengan kotak ajaibnya. di sana hanya ada meja kosong tempat penjaga memanggil antrian dan sebuah timbangan badan. entah berapa kali bapak itu memandanginya, yahhh mirip lelaki mendatangi rumah gadis pujaan hatinya pertama kali namun kehabisan bahan pembicaraan...hihihihihi
itulah kejadian yang saya alami hari ini. menunggu panggilan untuk menjadi pendonor darah di rumah sakit sarjito. ingin rasanya mengajak bapak tadi mengobrol ngalor ngidul menggosip soal syahrini sama pacar bulenya mungkin...hihihi... tetapi ruangan sempit itu sudah penuh terisi sementara aku duduk di ruang sebelahnya. maapkan aku bapak...
tiba tiba aku mendapat panggilan, tentu saja aku gak dengar lha wong aku duduk diluar dengan sekat pembatas kaca...tetapi dengan membaca pergerakan artikulasi mulut sudah bisa diketahui kalo memanggil namaku..."a-n-a-n-t-o" mudah bukan...koyone hihihihi
"bagaiman mbak" tanyaku ke mbak petugas mengecek kelayakan pendonor
"bisa.." sahut mbak petugas ramah
"sehat mbak, waras" timpaku balik
"sehat, normal kok mas"
lalu teringat kata kata temanku mas ikbal
"kalopon ndak sehat bisa disembuhkan, ada yang susah disembuhkan" tanyaku
"apa itu mas" penasaran mbake
"penyakit pikiran...hahahahha"
mbake itupun ikutan tertawa, mesam mesem senyam senyum...
untuk beberapa detik terdengar suara GRRRRRRRRRRRRR seisi ruangan...namun setelah itu semua mata tertuju ke kotak ajaib masing masing lagi. akupun akhirnya bisa ngobrol sama bapak yang sedari tadi telang telong clingak clinguk sendirian. tapi jujur ndak nggosip soal sahrini ama pacar bulenya kok...kikikikikikik
tekonologi adalah kenyataan, sementara kehidupan sosial adalah pilihan. kita tidak sedang bicara soal lelang akik, lelang hotwil atau jualan mukena. kita sedang berbicara tentang berapa orang melayat ketika kita tiada, bahwa orang yang paling peduli dan mencintai sepenuh hati adalah sekitar kita, betapa magisnya salaman, dan tegur sapa sambil sesekali nggosip syahrini ama pacar bulenya...haishhh balik manehh...hihihihi
yahhh pada akhirnya hidup itu bukan pilihan, namun ketika hidup kita dihadapkan kepada pilihan pilihan. hmmm seperti aku memilih kamu, namun ternyata aku bukan pilihanmu...hoaishhhh opo ikii....wahahahha..wisss ahhh ndak tambah ndlewer ndlewerrr....xixixiixxi ambilah manfaat keduanya wisss....
wassalam...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H