Mohon tunggu...
Dining Maziyah
Dining Maziyah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Emily Dickinson

8 Mei 2018   03:43 Diperbarui: 8 Mei 2018   03:42 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I've heard it in the chillest land, 

And on the strangest sea

Yet, never, in extremity

Itu asked A crumb of me. 

Emily Elizabeth Dickinson lahir pada 10 desember 1830 di Amherst, Massachussets, Amerika. Dari keluarga yang terkenal karena pendidikan di Amherst Academy dan Mount Holyoke Female Seminary.  Sekitar tahun 1850-an, Dickinson mulai menulis puisi,  pertama dalam bentuk konvensional.  Tetapi setelah 10 tahun dia mulai bereksperimen. Puisi yang ditulisnya banyak berhubungan  dengan kematian,  iman dan keabadian.  Dari 1858 dia mengumpulkan puisinya dalam satu 'bundel' yang dia jilid sendiri dengan benang dan jarum. Kelak seleksi dari puisi-puisinya terbit setelah dia meninggal. 

Setelah perang sipil Dickinson membatasi kontaknya dengan orang diluar Amherst.  Sejak itu dia juga mulai hanya mengenakan baju berwarna putih dan jarang sekali menerima tamu.  Sebagian besar hidupnya dihabiskan dikamarnya sementara saudara-saudaranya diluar saling bertikai.  Meski Emily Dickinson hidup menyendiri, dari surat-suratnya tampak bahwa dia mengenal baik tulisan-tulisan John  Keats, John Ruskin, dan Sri Thomas Browne.  Kehidupan emosional Dickinson masih tetap misterius,  tetapi beredar dugaan ini mungkin disebabkan soal kekecewaan cintanya terhadap yang mulia Charles Wadsworth dan Samuel Bowles, editor dari Springfield Republican. 

Setelah Dickinson meninggal pada 15 mei 1886.  Saudaranya, Lavinnya menemukan koleksi puisinya yang tersimpan rapi dikamarnya,  dan dia terkejut melihat begitu banyaknya puisi yang telah ditulis Dickinson. Dia ikut menyunting 3 jilid dari 1891 sampai 1896. Jilid pertama menjadi populer,  pada awal dekade abad ke 20. 

Martha Dickinson Bianchi, sepupu Dickinson mempublikasikan lebih banyak lagi puisi sang penyair ini.  Pada 1945, dengan terbitnya Bolts of Melody maka sempurnalah tugas membawa puisi Dickinson ke hadapan publik. Puisi -  puisi Dickinson banyak mempengaruhi puisi modern.  Puisi - puisinya dianggap paling inovatif untuk ukuran abad ke 19 di Amerika, bahkan banyak berpengaruh terhadap para penulis feni nis.  Dickinson juga menjadi salah seorang penyair yang kata-kata ya banyak memberi ketenangan bagi orang-orang yang mempunyai masalah mental. 

~EMILY ELIZABETH DICKINSON~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun