Bismillahirrohmanirrohim....
Jika memiliki lebih dari satu anak, tentunya anda sangat familiar dengan suara gaduh pertengkaran. Sebagian anak lebih sering bertengkar daripada yang lain, tapi mereka semua tentulah melakukannya.
Pentingkah mengetahui siapa pemilik mainan itu? Atau sepatu siapa yang lebih bagus? Atau siapa yang boleh melewati pintu lebih dulu (ya, anak-anak saya sempat bertengkar hebat karena masalah ini)? Yah, jawaban singkatnya tentu tidak. Setidaknya tidak bagi anda.
Tapi penting bagi anak-anak kita untuk belajar caranya bertengkar. Kenapa? Karena sebelum mereka mengetahui cara bertengkar yang baik, mereka tidak akan mengetahui cara menghindari pertengkaran. Pernahkah anda menyadari bahwa anak tunggal seringkali kesulitan mengatasi konflik saat usia dewasa? Mereka harus menahan diri untuk tidak terlalu agresif, semua diplomat ulung yang pernah saya temui selalu memiliki saudara kandung.
Satu-satunya cara untuk mempelajari ilmu diplomasi, cara berkompromi, atau keterampilan sejenisnya, yang belum dikuasai anak-anak (dan banyak juga orang dewasa), adalah dengan bertengkar. Pertengkaran mengajarkan anda bagaimana anda dapat, atau tidak dapat membuat orang lain mau bekerjasama dengan anda. Semakin lama mereka akan menyadari bahwa adik mereka tidak suka ditinju wajahnya, atau kakak mereka akan mengizinkan mereka masuk ke kamarnya, jika mereka membuka kamar mereka terlebih dahulu.
 Akan lebih sulit bagi mereka jika melatihnya bersama teman-teman mereka, karena itu merupakan cara terbaik untuk berakhir tanpa teman. Saudara kandung, sebaliknya, tidak dapat mengatakan, "aku tidak mau menjadi adikmu lagi." Mereka senantiasa saling memaafkan, walaupun sering kali karena tidak ada pilihan lain.
Pertengkaran antara saudara sering kali merupakan pergulatan kekuasaan. Melalui cara ini, mereka menetapkan urutan kekuatan (status), wilayah mana yang menjadi miliknya (territorial), atau siapa yang boleh membuat keputusan sendiri (kebebasan). Anda harus menerapkan kebijakan nonintervensi dalam persoalan mendasar ini (walaupun anda berperan sebagai pasukan perdamaian saat terjadi kekacauan).Â
Anda tidak dapat menmgubah karakter intern mereka dengan berupaya menerapkan keadilan. Lihatlah kondisi didaerah Balkan, Timur Tengah, Vietnam tidaklah tepat jika anda membuat keputusan untuk mereka. Dan kadang kala, alangkah miripnya anak-anak anda dengan Negara-negara yang sedang berperang.
Jadi, kali berikutnya anak-anak anda bertengkar (mestinya anda tidak harus menunggu lama). Cobalah untuk menghargainya. Oke, baiklah, mungkin itu terlalu berlebihan. Setidaknya jangan berpikiran bahwa anda telah melakukan kesalahan, atau bahwa anda sebaiknya menghentikan pertengkaran mereka. Karena, sebenarnya selain bertengkar mereka juga sedang mempelajari keterampilan pentinguntuk hidup mereka.
*pertengkaran mengajarkan anda bagaimana anda dapat, atau tidak dapat, membuat orang lain mau bekerjasama dengan anda*
Sumber : The Rules of Parenting book by RICHARD TEMLARÂ