Mohon tunggu...
Rizqo Mazida Umala Ulya
Rizqo Mazida Umala Ulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi/UIN Sunan Kalijaga/ 22107030113 (Ilmu Komunikasi D)

Akun ini saya dedikasikan untuk menambah kemampuan menulis serta literasi saya, kedepannya saya berharap dapat menjadi versi terbaik diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Rambutmu Disemir? Berarti Kamu Anak Nakal!

15 Juni 2023   18:30 Diperbarui: 15 Juni 2023   18:34 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rambut merupakan salah satu aspek penting dalam penampilan kita. Gaya rambut yang terawat dan rapi dapat memberikan kesan yang baik dan meningkatkan kepercayaan diri. Di tengah beragam tren gaya rambut yang berkembang, nyemir rambut atau mencukur sebagian atau seluruhnya menjadi salah satu pilihan yang cukup populer. Namun, nyemir rambut sering kali diidentikkan dengan anak nakal. Pertanyaannya adalah, mengapa stigma tersebut melekat pada mereka yang memilih untuk nyemir rambut?

Apalagi sekarang nyemir rambut bisa diidentikkan dengan kebebasan berekspresi, karena dengan mewarnai rambut, kita jadi punya penampilan baru, makin banyak yang mengecat rambut, perspektif orang-orang tentang mengecat rambut adalah anak nakal mulai pudar. Tapi perlu diketahui, hal tersebut tidak banyak pengaruh saat kamu berada di desa, stereotip tentang nyemir rambut berarti kamu anak nakal masih ada dan belum banyak berubah. Terlebih kalau yang mewarnai rambut adalah perempuan, terkadang ia bisa dianggap sebagai anak nakal yang tidak tahu aturan atau pergaulannya sudah berubah. 

Dokumentasi Pribadi, saat di Desy Salon
Dokumentasi Pribadi, saat di Desy Salon

Salah satu alasan mengapa nyemir rambut sering dikaitkan dengan anak nakal adalah karena adanya stereotipe yang terbentuk dalam masyarakat. Stereotipe ini berkembang dari pengalaman atau pengamatan terhadap individu yang terlibat dalam perilaku yang tidak dianggap konvensional atau di luar norma. Beberapa anak nakal yang terkenal dalam budaya populer sering kali memiliki gaya rambut yang nyentrik, termasuk mencukur rambut. Menurut penulis, mengapa hal tersebut bisa terjadi karena fakto-faktor sebagai berikut :

  • Hilangnya Kesan Polos Atau Anak Baik-Baik
  • Anak yang baik dan polos, identik dengan anak yang tidak neko-neko, cenderung mencari aman dan tidak ingin ambil pusing. Stereotip seperti itu sudah melekat dimasyarakat sama halnya dengan stereotip cewe cantik itu harus putih, cewe baik-baik kalau dandan natural dan gak menor. Hal ini sangat berpengaruh dalam masyarakat untuk membentuk persepsi.
  • Orang Yang Mengecat Rambutnya, Cenderung Orang Yang Lebih Percaya Diri
  • Bukan bermaksut menggeneralisasi, juga bukan bermaksut sok tahu atau salah alasan, ini berdasarkan pengamatan pribadi penulis dan apa yang dikemukakan oleh Tante Desy, Pemilik Desy Salon Klaten, dia mengungkapkan "Biasanya yang nyemir rambut, apalagi yang warna-warna fashion, cenderung orang yang berani tampil dibanding dengan yang mengecat rambut warna natural atau tidak mengecat rambut sama sekali" bisa jadi pernyataan ini salah, tetapi tidak ada salahnya untuk memiliki opini yang dibentu berdasarkan pengamatan.
  • Kebanyakan Anak-Anak Yang Dianggap "NAKAL" Mereka Mewarnai Rambutnya
  • Bisa terlihat, anak punk, anak jalanan, anak-anak genk motor, dan wanita-wania malam biasanya menyemir rambut. Karena hal itu, maka ada saja yang langsung menjudge bahwa kalo kamu nyemir rambut, berarti kamu masuk golongan mereka, kamu bukan anak baik-baik, padahal kamu Cuma mau merubah warna rambut, bukan merubah pergaulan atau kebiasaan.
  • Mengecat Rambut, Bukan Hal Lazim Bagi Generasi Terdahulu
  • Zaman dulu, mengecat rambut tidak semudah sekarang, kalau saat ini kamu mau nyemir rambut tinggal jalan kaki ke minimarket terdekat untuk membeli bahan-bahan dengan harga murah, beda cerita dengan apa yang dialami generasi dulu. Lalu sampai sekarang, penulis masih menemui teman-teman yang ingin menyemir rambut namun dilarang keras oleh orang tua mereka, termasuk penulis yang dilaran oleh ibu namun tetap nekat. Ayah penulis tidak ada masalah tentang warna rambut, tapi ibu lumayan menentang, walaupun akhirnya pasrah juga.
  • Mudahnya Masyarakat Dalam Menjudge Seseorang 
  • Penulis pernah berkunjung kerumah salah satu teman dan bertemu orang tuanya, lalu saat melihat perubahan rambut yang saya miliki, beliau langsung berpikir bahwa semenjak kuliah pergaulan saya sedikit salah, dan jangan sampai anaknya yang adalah sahabat penulis, ikut-ikut mengecat rambut. Saya tidak sakit hati atas pernyataan tersebut dan memaklumi sudut pandang beliau, begitupun sahabat penulis yang meminta maaf dan menyuruh penulis tidak usah ambil pusing. Hal tersebut wajar, karena sejatinya manusia mudah menjudge seseorang berdasarkan tampilan luar.

Namun, penting untuk diingat bahwa penampilan fisik, termasuk gaya rambut, tidak dapat sepenuhnya mencerminkan kepribadian seseorang. Penilaian berdasarkan penampilan seringkali bersifat subjektif dan dapat menyesatkan. Menggeneralisasi bahwa semua orang yang nyemir rambut adalah anak nakal adalah sebuah kesalahan.

Nyemir rambut sebenarnya bisa menjadi pilihan yang cerdas dan berani untuk berekspresi. Banyak orang yang memilih gaya rambut yang unik atau mencolok sebagai bentuk ekspresi diri, kreativitas, atau keinginan untuk membedakan diri dari yang lain. Pilihan ini tidak selalu berkaitan dengan perilaku yang negatif atau tidak terpuji.

Selain itu, nyemir rambut juga dapat dipilih karena alasan praktis. Beberapa orang mungkin merasa nyaman dengan rambut yang pendek, lebih mudah dalam perawatan, atau karena faktor lingkungan seperti iklim panas. Tidak ada hubungan langsung antara panjang rambut dan kepribadian seseorang.

Penting untuk melihat seseorang secara utuh dan tidak hanya berdasarkan penampilan fisiknya. Karakter seseorang sebaiknya dinilai berdasarkan tindakan, sikap, dan perilaku yang mereka tunjukkan, bukan hanya berdasarkan tampilan luar mereka.

Sebagai masyarakat yang lebih inklusif, penting untuk menghilangkan stereotipe dan stigma yang tidak berdasar. Sebaiknya kita berusaha memahami dan menghargai pilihan individu dalam memilih gaya rambut mereka, serta memperlakukan mereka berdasarkan sikap dan tindakan yang mereka tunjukkan.

Jadi, sekalipun ada stigma yang mengaitkan nyemir rambut dengan anak nakal, kita harus mampu melihat melampaui penampilan dan memberikan ruang untuk menghargai kebebasan berekspresi dan pilihan gaya hidup yang berbeda

Setiap individu memiliki hak untuk memilih tampilan fisiknya, termasuk gaya rambut, tanpa dihakimi atau dikaitkan dengan penilaian negatif yang tidak adil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun