Mohon tunggu...
M azhar
M azhar Mohon Tunggu... Editor - Normal

keterbelakangan adalah pemicu untuk menjadi yang terdepan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengalaman Menjadi Content Creator pada Instasi Swasta

8 Juni 2021   14:50 Diperbarui: 8 Juni 2021   15:02 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan media kini sudah tidak diragukan lagi. Saya yakin, pembaca artikel ini pasti mempunyai setidaknya lebih dari dua akun media sosial. Pada media sosial, kita sering menjumpai berbagai macam postingan yang tentunya berasal dari pengguna media itu sendiri. bahkan tak kala juga kita sering melihat sebuah konten tersebut berasal dari sebuah akun milik perusahaan, instansi, ataupun organisasi lainnya. Biasanya mereka kerap menggunakan akun media sosialnya tersebut untuk menampilkan beberapa konten seperti informasi, hiburan, dan macam macam lainnya. Konten tersebut dibuat untuk melengkapi suatu tujuan dari instansi ataupun organisasi itu sendiri yakni, seperti media branding ataupun pemasarannya. Untuk melakukan hal itu, pihak dari suatu instansi ataupun organisasi tersebut pasti membutuhkan seorang content creator. Jadi pada tulisan kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya ketika bekerja sebagai content creator dan ditempatkan pada divisi script writer.

Pengalaman ini saya dapatkan ketika saya tengah menempuh studi pada tahun 2019 lalu di salah satu universitas di Yogyakarta, yaitu Universitas Ahmad Dahlan. Waktu itu saya dan teman saya pergi ke suatu tempat untuk membuat suatu video yang akan kita upload ke Instagram. Pada tempat tersebut, ketika kita melakukan perekaman, tiba-tiba salah satu petugas disana menghampiri kita dan menanyakan perihal izin yang kita lakukan. Kitapun sontak heran dan tidak tau bahwa untuk mengambil video di tempat tersebut harus mempunyai sebuah izin. Dari hal tersebut akhirnya kita dipanggil ke dalam kantornya.

Kemudian, salah satu pegawai yang ada disitu melihat sedikit kegaduhan dan diapun menghampiri kita. Diapun menanyakan atas tujuan dari kedatangan kita. Disitu kita menjelaskan bahwa kita hanya mahasiswa yang mengasah skill di bidang videografi dan sekaligus itu adalah sebuah hobi yang kita minati dan tanpa unsur untuk menjualnya. Atas jawaban tersebut pegawai tersebut tersenyum dan mengajak kita masuk kedalam ruangnnya. Dan ternyata orang tersebut merupakan seorang yang memegang tugas pada divisi multimedia pada organisasi tersebut. diapun mempersilahkan kita untuk duduk dan diapun memulai bercerita bahwa dia sedang kesusahan dalam pekerjaannya ini, dikarenakan tim content creator di organisasi tersebut telah keluar sehingga pada beberapa akun media sosial organisasi tersebut tidak berjalan dengan semestinya.

Atas hal itu, pegawai tersebut mengajak kita untuk bekerja pada organisasi ini sebagai konten kreatornya, terutama pada konten audio dan visual. Pegawai tersebut bertanya kepada kita tentang apa itu content creator. Sontak kitapun menjawab bahwa content creator merupakan pembuat konten, kemudian untuk lebih jelasnya lagi kitapun langsung mencari tentang apa itu content creator. Alhasil kitapun mendapatkan bahwa menurut State Of Digital Publishing, content creator adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk setiap informasi yang ada di media, terutama media digital.

Kemudian pegawai itupun tersenyum dan menjelaskan kepada kita bahwa pekerjaan kita kurang lebih seperti itu. Jadi dia menjelaskan lagi bahwa kalian tak hanya membuat, tapi kalian juga bertanggung jawab atas apa yang inginn kalian sampaikan, yang tentunya harus sesuai tujuan kita. Disaat itu juga pegawai itu bertanya tentang beberapa hasil yang kita buat mengenai audiovisual. Setelah kita menunjukannya diapun bertanya, "bagaimana ? kalian besok kesini lagi dan coba kerja dalam sehari dengan posisi sebagai tahap magang". Atas pertanyaan tersebut kitapun mengiyakan untuk bersedia mencoba hal baru tersebut.

Keesokan harinya kitapun kembali ke tempat tersebut untuk memulai magang. Dalam tahap magang tersebut sebagai content creator, pegawai itu menjelaskan mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan organisasi itu dan hal apa saja yang dibrandingkan dalam media sosialnya. Tak hanya sampai situ, diapun menjelaskan bahwa kita juga menghandle konten yang ada dalam beberapa akun media sosialnya. Akun media sosial Instagramnya saat itu sebanyak 27,4 ribu followers dan akun media sosial youtube sebanyak 16,9 ribu subscribers. Namun karna tim kita masih sedikit, kitapun hanya berfokus pada akun media sosial instagramnya. Seperti yang kita ketahaui bahwa pada akun media sosial Instagram konten yang disajikan yaitu berupa foto, video dan sekaligus story yang merupakan fitur dari Instagram.

Dihari pertama tersebut kita mengetahui beberapa contoh konten yang disajikan sebelumnya, dimana konten yang disajikan merupakan sesuatu yang orisinil dan tentunya sesuai branding yang sesuai tujuan dari organisasi itu. Dihari pertama itu juga kita menentukan bahwa dalam seminggu kita mengeluarkan minimal 3 video, dan mengupload kegiatan setiap harinya baik itu berupa foto di feeds Instagram ataupun sebuah story. Karena kita rasa kita sanggup untuk menghandlenya maka, kitapun menyetujui untuk bergabung dan bekerja pada organisasi tersebut sebagai content creatornya di bidang audio dan visual.

Dihari selanjutnya, kita memulai pekerjaan tersebut, kemudian pegawai tersebut menyebutkan bahwa agar pekerjaan kalian lebih efektif maka kalian akan dibagi divisi yaitu videografernya, pengelola akun media dan script writer. Jadi temen saya dikasih bagian videografernya yang nantinya akan merekam dari kamera. Kemudian karna kita masih kekurangan orang, akhirnya bapaknya sendiri yang mengelola akun media sosial itu, dan saya diberikan amanah untuk menjadi script writer.

Untuk yang belum tau script writer merupakan seorang penulis naskah. jadi sebelum sebuah video dibuat, itu pasti membutuhkan sebuah naskah atas cerita yang ingin divisualkan. Pada pekerjaan tersebut sebelum membuat sebuah naskah ataupun cerita yang akan divisualkan nantinya ada beberapa tahapan yang harus saya lakukan yaitu :

1. Melakukan riset dan mengembangkannya

Dalam hal ini, saya dituntut untuk menemukan sebuah isu kemudian melakukan riset kecil kecilan untuk dikembangkan, dan tentunya isu yang dikembangkan tersebut tak jauh dari tujuan ataupun hal branding yang dijelaskan dihari pertama saat saya masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun