Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dan Kita Tiada Berbenah

13 Januari 2024   09:22 Diperbarui: 13 Januari 2024   09:23 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

masa lalu berbisik melalui udara-udara malam

menyampaikan pesan dari masa depan tentang hancurnya negeri kita

orang-orang yang kelaparan

saling membunuh saling meluka

roti, air, dan gandum

tiada lagi kita temukan

dan pertanian yang kita harapkan

sirna laksana cahaya


kemudian kita akan dengar

dikejauhan, sorakan-sorakan rakyat

dibalas dengan gada, tameng, dan pedang

lalu kita akan dengar,

bayi yang menangis karena kehilangan ayahnya

lalu dendam menjadi satu

berkumpul membentuk api

abadi dari generasi ke generasi


berkali-kali para nujum berkata bahwa hari itu akan tiba

ilmuawan kita, juga mengatakan hal yang serupa

cendekiawan kita, mengatakan hal yang tidak jauh berbeda

namun kita tiada berbenah

kita pasrahkan segalanya kepada dewa

biarkan mereka yang urus semuanya, ucap kita

dan istana kita, yang berdiri dengan angkuhnya

tiada lain hanya sekumpulan persekongkolan

yang busuk lagi menusuk

yang hina dan terkutuk

yang doyong kemudian ambruk

namun kita tiada berbenah


dan kerajaan kita yang konon termahsyur

hilang satu persatu pillarnya

jatuh berserak-serak

lebur kemudian retak

dan suatu masa negeri kita akan habis jayanya

kemana kau akan lari, tuan putri?

saat tiada lagi yang bisa kau percaya

dan semua nampak sama warna

kemana kau akan lari?


kerajaan kita mencampur racun dan susu dalam satu bejana

madu dan empedu pada wadah yang sama

semuanya jatuh, tuan putri

dan kita tiada berbenah

pasrah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun