Pulanglah, Tuan Putri.
pulanglah tuan putri,
malam telah datang bersama gelap
yang merayap dan menyergap
yang mengintai di tempat-tempat yang sembab
jangan lagi kau bayangkan tentang senja sore itu
sebab kunang-kunang datang dengan pantatnya yang menyala
bersama arwah-arwah pendahulu kita
tidakkah kau dengar?
angin selatan mulai menggerakkan dedaunan
membelai daun-daun mengering berguguran
dan pada jaraknya tunas bertumbuh
menggantikan mereka yang tua
dan bayi-bayi menjadi dewasa,
lahir menggantikan kita
dan mayat-mayat menjadi tanah
kita hadir menggantikan mereka
maka pulanglah tuan putri,
tidakkah kau dengar?
gemuruh hujan badai dari utara
menari berdansa membawa neraka
pada telapak tangannya letak kuasa
menunjuk kita, menikam kita
maka pulanglah tuan putri,
tidakkah kau dengar?
langkah kaki raksasa purbakala
dari barat daya
bersama gempa dan nestapa
bersama wabah tanpa obatnya
maka mengapa engkau diam?
senja telah berlalu,
lautan menelannya kala itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H