Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menghindari Pemborosan Kata dalam Menulis Cerpen

23 September 2023   01:52 Diperbarui: 28 September 2023   20:13 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembaca yang dijejali oleh penulis tentunya bisa muak dan muntah. Pada akhirnya otak mereka tidak terlalu berfungsi untuk berpikir tentang makna yang terkandung dalam cerpet tersebut. Hal ini membuat para pembaca diibararatkan pengunjung restoran yang dipaksa harus memakan semua yang ditawarkan pemilik restoran. Kalau enak sih untung, kalau nggak enak dan terlalu banyak? Sama saja dengan membuat perut pengunjung restoran Anda meledak.

Ketiga, (bagian ini saya tambahkan sendiri) untuk menutupi kekurangan kata. Cerita pendek biasanya ditulis paling banter 600 kata. Masalahnya, ini bukan ketentuan utamanya. Beberapa lomba misalkan sering mengatakan bahwa minimal kata 600 dan maksimal 1500 kata, sebagian juga memberikan syarat minimal 1000 kata.

Hal tersebut tentunya menjadi polemik sebab kreativitas penulis dibatasi dan penulis dituntut untuk bisa menghasilkan suatu hal yang indah dari keterbatasan yang ditentukan. Hal tersebut tentulah membuat penulis berpikir; apa lagi yang mesti ditambahkan? Hal yang kemudian membuat penulis memutar otak dan buang bagian sana tambah bagian sini, hal yang umumnya membuat penulis keki sendiri.

Kejadian itu juga sempat membuat saya salah dan melanggar aturan lomba, saya salah melihat aturan lomba cerpen yang maksimal 1500 kata tapi saya buat menjadi 2000 kata. Hasilnya? Karya saya terjengkang dan bahkan tidak menyentuh 10 besar.

Lalu pertanyaannya:

Bagaimana menghindari pemborosan kata dalam menulis cerpen?

Untuk hal ini, membaca buku karya Hemingway jelas bisa menjadi salah satu pilihan guna membuat tulisan kita tetap ada pada porosnya, terlebih Hemingway terkenal dengan tulisannya yang minimalis.

Sebagai penulis kita mesti paham bahwasanya karya yang kita sajikan mestilah proporsional, pas. Tidak lebih tidak kurang, tidak berat sebelah, dan yang jelas tulisannya mesti menjadi tulisan yang tidak bertele-tele sehingga hal-hal tidak penting yang tidak terlalu berpengaruh pada cerita bisa dibuang.

Menulis cerpen layaknya menjadi peserta masterchef; kita dituntut untuk menyuguhkan hidangan terbaik dalam aturan-aturan yang ditentukan oleh panitianya. Salah dikit bisa kena damprat chef Juna, dan viral di sosial media dengan menjadi konten meme.

Sabtu, 23 September 2023, 02:26.

Saya menantang diri saya untuk mengimplementasikan teori yang saya dapat didalam buku dan kemudian menulis hal yang saya dapatkan kedalam tulisan yang ringkas dan bisa dimengerti dengan baik. Tulisan ini merupakan salah satu tulisannya, dan kedepannya sahabat mungkin akan menemukan tulisan saya yang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun