Badrun hanya diam dan aku makin terkagum dengannya. Sukrutus! Ah! Sukrutus! Ia adalah seekor ikan pada zaman Romawi yang pandai seperti Bento. Namun Bento selamat! Tidak seperti Sukrutus yang dikorbankan masyarakatnya sendiri dan dihukum mati dengan dipaksa menelan kail besi tanpa umpan. Sukrutus hilang tanpa berita, banyak orang berkata bahwa Sukrutus telah menjadi santapan dan mainan anak-anak manusia tersebut, cerita yang lebih mengerikan mengatakan bahwa Sukrutus menjadi hidangan di pinggir jalan. Tidak ada yang benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Sukrutus. Hanya saja muridnya, Platipus, menulis buku dengan judul 'Terbunuhnya Sukrutus' untuk mengenang gurunya tersebut.
Perkumpulan itu bubar dan aku menemani Bento sendirian. Ia menyalakan rokok dengan korek di tangan kananya, menghembuskan asap-asap itu, menggosok rambutnya yang gondrong dan menarik janggutnya sendiri. Bento malam itu merenung dan kembali menyumpahi manusia-manusia dan ikan-ikan di sungai tersebut yang tidak mau mendengarkannya.
Pada saat ia menghembuskan asap rokok untuk keenam kalinya, tepat dibawah sinar bulan purnama yang masuk melalui permukaan air; Bento melihat seekor cacing yang terombang-ambing oleh air sungai. Bento tertawa terbahak-bahak sebab bangga ia bisa menikmati makanan kesukaannya. Sebelum penghuni sungai mengetahui, Bento bergerak dengan cepat dan melahap cacing tersebut, mengunyah dan kemudian menelannya.
Dan saat itu juga, aku tidak pernah melihat Bento kembali. Ia telah menjelma Sukrutus yang sampai sekarang keberadaannya tidak diketahui.
Jumat, 22 September 2023, 11:36.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H